PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
Fokus utama ADMR saat ini adalah pada diversifikasi dan hilirisasi mineral, menjadikannya sentimen pendorong utama pergerakan harga saham jangka panjang:
Proyek Smelter Aluminium (Hilirisasi):
ADMR melanjutkan investasi besar dalam pembangunan smelter aluminium milik entitas asosiasinya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI). Kebutuhan investasi yang sangat besar untuk proyek hilirisasi ini menjadi alasan utama mengapa ADMR memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham, karena seluruh keuntungan dialokasikan untuk memperkuat investasi.
Transaksi Afiliasi Saham CITA:
Anak usaha ADMR, PT Alamtri Indo Aluminium (AIA), baru-baru ini membeli 145,6 juta lembar saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) senilai Rp 572,79 Miliar. Aksi ini merupakan bagian dari strategi treasury management dan memperkuat sinergi dalam rantai pasok aluminium, mengingat CITA adalah produsen smelter grade alumina (SGA) yang merupakan bahan baku untuk smelter KAI.
Investasi ADMR di PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI)
Investasi ADMR di KAI adalah langkah kunci dalam upaya diversifikasi bisnis Grup Adaro dari batu bara termal ke mineral, khususnya dalam rantai nilai aluminium. KAI adalah perusahaan yang didirikan untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas smelter aluminium di Kalimantan Utara.
1. Struktur Kepemilikan dan Entitas Investasi
ADMR tidak berinvestasi langsung, melainkan melalui anak usahanya:
Pemegang Saham KAI:
PT Adaro Indo Aluminium (AIA), porsi kepemilikan 65% (mayoritas). AIA adalah anak perusahaan terkendali yang 100% dimiliki oleh ADMR.
Aumay Mining Pte.Ltd (Sinagpura), porsi kepemilikan 22,5%. Aumay merupakan mitra strategis.
PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), porsi kepemilikan 12,5%. CITA merupakan pemasok potensial Smelter Grade Alumina (SGA), yang merupakan bahan baku utama smelter.
2. Detail Proyek dan Kapasitas

3. Mekanisme dan Nilai Penambahan Modal
ADMR secara aktif menyuntikkan modal ke KAI untuk membiayai konstruksi proyek. Skema yang digunakan adalah melalui penambahan modal oleh pemegang saham (termasuk AIA, anak usaha ADMR) secara proporsional. ADMR melalui AIA memiliki rencana penyertaan modal secara bertahap dengan total nominal mencapai sekitar Rp 4,91 Triliun. Pada akhir 2024 dan pertengahan 2025, ADMR melalui AIA menyerap saham baru yang diterbitkan KAI. Misalnya, pada September 2025, ADMR menyetor modal hingga sekitar Rp 1,23 Triliun dalam penambahan modal kolektif KAI senilai Rp 1,9 Triliun.
4. Tujuan Strategis Investasi
Investasi di KAI memiliki tiga tujuan strategis utama bagi ADMR dan Grup Adaro secara keseluruhan:
Hilirisasi Mineral Nasional: Investasi ini adalah kontribusi konkret ADMR dalam mendukung program hilirisasi mineral Pemerintah Indonesia. Dengan mengolah alumina menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti aluminium ingot, ADMR membantu mengurangi kesenjangan pasokan aluminium domestik.
Diversifikasi Pendapatan: Proyek smelter aluminium ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi ADMR di luar bisnis batu bara metalurgi, memberikan ketahanan bisnis yang lebih baik di masa depan.
Penguatan Struktur Keuangan KAI: Suntikan modal yang berkelanjutan dari ADMR bertujuan untuk memastikan KAI memiliki struktur permodalan yang kuat dan meminimalkan ketergantungan pada pendanaan berbasis utang (pinjaman bank), sehingga mengurangi beban bunga dan risiko keuangan proyek.
5. Dukungan Infrastruktur
Proyek smelter aluminium KAI direncanakan beroperasi menggunakan energi hijau. Pasokan listrik untuk smelter ini akan dijamin oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Mentarang Induk yang dikembangkan oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), entitas yang terafiliasi dengan Grup Adaro, memperkuat komitmen pada keberlanjutan.
Ekspansi Pasar Batu Bara Metalurgi:
ADMR terus menggenjot pasar ekspor batu bara metalurgi (bahan baku baja), dengan mencatat hasil yang baik dari pasar di Jepang dan Tiongkok.
ADMR menjadikan bisnis batu bara metalurgi sebagai fokus utama (bersama dengan proyek hilirisasi aluminium), di mana strategi ekspansi pasarnya didorong oleh keunggulan kualitas produk dan upaya penetrasi ke pasar-pasar utama industri baja global.
Ekspansi Pasar Batu Bara Metalurgi ADMR
1. Keunggulan Produk (Kualitas Batu Bara)
Ekspansi pasar ADMR sangat bergantung pada keunggulan fundamental produknya, yang dikenal dengan merek dagang Enviromet. ADMR merupakan produsen Hard Coking Coal (HCC) pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memproduksi batu bara kokas keras. Produk Enviromet memiliki kandungan abu dan fosfor yang rendah, serta memiliki nilai vitrinit yang tinggi. Kualitas ini sangat penting bagi industri baja karena menghasilkan kokas yang kuat dan efisien, sehingga sangat diminati oleh pabrik baja di negara maju.
Sumber Produksi: Produksi utama berasal dari PT Maruwai Coal (MC) dan, mulai baru-baru ini, dimulainya kembali operasi PT Lahai Coal (LC).
2. Strategi Penetrasi Pasar Global
Strategi ekspansi pasar ADMR berfokus pada peningkatan volume penjualan dan penargetan negara-negara industri baja utama:

3. Negara Tujuan Ekspor Utama
Pasar tujuan ekspor ADMR sangat terfokus pada negara-negara dengan industri baja besar:
Jepang: Secara historis pada 2024, Jepang sering menjadi tujuan ekspor terbesar untuk batu bara metalurgi ADMR, menyumbang porsi signifikan dari total penjualan ekspor (sekitar 29% – 35%).
Tiongkok (China): Merupakan pasar penting, menyumbang sekitar 16% penjualan pada 2024. Permintaan dari Tiongkok berpotensi mengerek volume.
India: Salah satu negara tujuan ekspor yang potensial.
Korea Selatan (Korsel): Termasuk dalam negara tujuan yang dibidik.
Singapura dan Hongkong: Dilaporkan juga menjadi negara tujuan ekspor.
Indonesia (Domestik): Pasar domestik juga menyumbang porsi penjualan yang besar, dilaporkan mencapai 32% pada tahun 2024.
4. Realisasi Kinerja (Volume Penjualan) Terkini
Strategi ekspansi ADMR telah diterjemahkan menjadi pertumbuhan volume yang nyata:
Tahun 2024:
produksi batubara metalurgi 6,63 juta ton (naik 30% dari 2023)
penjualan batubara metalurgi 5,62 juta ton (naik 26% dari 2023)

Target Penjualan Tahun 2025
Untuk tahun 2025, ADMR menargetkan volume penjualan batu bara metalurgi sebagai berikut:

Batu bara metalurgi ADMR diberi nama “Enviromet” dan dikenal oleh sebagian besar produsen baja di pasar global. ADMR memiliki cadangan dan sumber daya batu bara yang besar, kualitas produk premium, dan struktur biaya yang kompetitif di industrinya. ADMR juga tengah fokus pada inisiatif hilirisasi dengan membangun pabrik peleburan aluminium (smelter) di Kalimantan Utara melalui anak perusahaannya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Proyek ini ditargetkan memproduksi sekitar 500 ribu ton aluminium ingot per tahun pada tahap awal dan ditingkatkan hingga 1,5 juta ton per tahun pada skala penuh.
Secara keseluruhan, ekspansi pasar batu bara metalurgi ADMR dicirikan oleh fokus pada peningkatan volume yang didukung oleh keunggulan produk (HCC berkualitas tinggi) dan penargetan agresif ke pasar-pasar baja utama di Asia. Kinerja volume yang solid ini menjadi penopang utama profitabilitas perusahaan di tengah tekanan harga komoditas global.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.