Potensi Saham BRMS

​PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), perusahaan pertambangan mineral yang berfokus pada eksplorasi, pengembangan, dan produksi berbagai jenis mineral, terutama emas dan tembaga. Sebagai bagian dari kelompok usaha Bakrie Group (melalui PT Bumi Resources Tbk), BRMS memiliki beberapa potensi menarik bagi investor, meskipun juga disertai dengan risiko yang perlu dicermati.
​1. Fokus pada Emas dan Tembaga
​Potensi utama BRMS terletak pada komoditas yang mereka tambang:
​Emas: Emas sering dianggap sebagai safe haven asset, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Harga emas cenderung stabil atau bahkan naik saat inflasi tinggi atau gejolak geopolitik. BRMS memiliki cadangan dan sumber daya emas yang signifikan, terutama di tambang Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.
​Tembaga: Tembaga adalah komoditas vital untuk industri, terutama dalam sektor energi terbarukan (mobil listrik, infrastruktur hijau) dan elektronik. Permintaan tembaga diperkirakan akan terus meningkat seiring transisi energi global. BRMS memiliki potensi tembaga di beberapa lokasi.
​2. Peningkatan Produksi dan Kapasitas
​BRMS telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan produksi emasnya.
​Pabrik Pengolahan Emas: BRMS telah membangun dan mengoperasikan pabrik pengolahan emas yang lebih besar. Pabrik ke-2 dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari (TPD) di Palu, Sulawesi Tengah, telah beroperasi penuh dan berproduksi secara berkelanjutan. Ini secara signifikan meningkatkan kapasitas produksi emas mereka.
​Produksi Meningkat: Dengan pabrik yang lebih besar, BRMS mampu menghasilkan lebih banyak dore bullion (emas batangan mentah) setiap bulannya, yang akan langsung berkontribusi pada peningkatan pendapatan.
​3. Cadangan dan Sumber Daya Mineral
​BRMS memiliki cadangan dan sumber daya mineral yang telah teruji (proven and probable reserves) dan terukur (measured and indicated resources). Ini memberikan jaminan pasokan bahan baku yang cukup untuk operasi jangka panjang.
​4. Afiliasi dengan Bakrie Group
​Sebagai bagian dari Bakrie Group, BRMS memiliki akses ke jaringan dan sumber daya dari salah satu kelompok usaha terbesar di Indonesia. Meskipun afiliasi ini kadang-kadang membawa persepsi tertentu di masa lalu, saat ini grup tersebut berupaya untuk fokus pada perbaikan kinerja dan stabilitas bisnis.

​Risiko yang Perlu Dipertimbangkan
​Namun, ada beberapa risiko signifikan yang melekat pada saham BRMS:
​Volatilitas Harga Komoditas: Harga emas dan tembaga sangat fluktuatif, dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, dan sentimen pasar. Penurunan harga dapat berdampak langsung pada pendapatan dan profitabilitas BRMS.
Risiko Operasional Pertambangan: Operasi pertambangan selalu memiliki risiko inheren seperti kecelakaan, masalah teknis, gangguan pasokan, dan lain-lain.
​Risiko Geologi dan Eksplorasi: Meskipun memiliki cadangan teruji, hasil eksplorasi di masa depan tidak selalu sesuai ekspektasi.
​Regulasi Pemerintah: Industri pertambangan sangat diatur. Perubahan kebijakan pertambangan, pajak, atau lingkungan dapat memengaruhi operasional dan profitabilitas.
​Persepsi Investor (Bakrie Group): Beberapa investor mungkin masih berhati-hati terhadap saham-saham yang terafiliasi dengan Bakrie Group karena sejarah di masa lalu. Namun, perbaikan kinerja dan tata kelola yang transparan dapat mengubah persepsi ini.
​Valuasi: Penting untuk mengevaluasi valuasi saham BRMS (P/E, PBV) dibandingkan dengan fundamental dan prospeknya.
​Secara keseluruhan, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memiliki potensi yang menarik berkat fokusnya pada komoditas emas dan tembaga yang menjanjikan, serta peningkatan kapasitas produksi.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Kinerja keuangan BRMS di Q1 2025

Laba Bersih Melonjak Hampir 300%
​Laba bersih BRMS mencapai US$ 14,85 juta (sekitar Rp 249 miliar jika menggunakan kurs Rp 16.768/USD).
​Angka ini melonjak 296% secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan US$ 3,75 juta pada periode yang sama tahun 2024.
​Bahkan, dibandingkan Q4 2024, laba bersih BRMS juga tumbuh 71%.
​Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 1,69 per lembar.
​Pendapatan Penjualan Melesat Signifikan
​Total pendapatan BRMS tercatat US$ 63,32 juta pada Q1 2025.
​Angka ini melonjak 212% YoY dibandingkan US$ 20,33 juta pada Q1 2024.
​Pendapatan juga meningkat 18% dibandingkan Q4 2024.
​Faktor Pendorong Kinerja Gemilang
​Kinerja mentereng ini didorong oleh kombinasi dua faktor utama:
Kenaikan Harga Jual Emas: Harga rata-rata penjualan emas (ASP) BRMS pada Q1 2025 mengalami kenaikan signifikan sebesar 35%, menjadi US$ 2.809 per troy ounce dari sebelumnya US$ 2.083 per troy ounce secara tahunan. Lonjakan harga emas global ke atas US$ 3.000/oz menjadi pendorong utama.
​Peningkatan Volume Produksi Emas: Volume penjualan emas BRMS juga naik 128% YoY, menjadi 21.922 ons dari sebelumnya 9.623 ons. Peningkatan produksi ini berasal dari operasional pabrik ke-2 dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari (TPD) di Palu, Sulawesi Tengah. Kandungan emas rata-rata dari area penambangan terbuka di Poboya, Palu, adalah sekitar 1,5 g/t.
​Peningkatan Profitabilitas dan Efisiensi
​Laba Usaha (Operating Profit) melonjak 453% YoY dari US$ 4,99 juta menjadi US$ 27,57 juta. Laba usaha juga naik 94% secara kuartalan.
​EBITDA perusahaan meningkat drastis menjadi US$ 29 juta (naik 389,8% YoY dan 89,0% QoQ), dengan margin EBITDA mencapai 46,5%.
​Efisiensi juga terlihat dari marjin kas sebesar US$ 1.793,8/oz (+31,6% YoY) dan rasio biaya operasional terhadap penjualan yang menurun menjadi 13,5%.

​Prospek dan Rencana ke Depan

​BRMS berencana untuk memulai penambangan dari prospek tambang emas bawah tanah di Poboya, Palu, pada Semester II 2027. Prospek ini diperkirakan memiliki rata-rata kandungan emas yang jauh lebih tinggi, yaitu 4,9 g/t, yang diharapkan akan berdampak signifikan pada peningkatan produksi BRMS di akhir 2027 atau awal 2028.
​Secara keseluruhan, kinerja keuangan BRMS pada Kuartal I 2025 sangat impresif, menunjukkan fundamental yang kuat dan kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan kondisi pasar komoditas emas yang menguntungkan.

​Hubungan antara Grup Salim dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

Meskipun BRMS dikenal sebagai bagian dari Bakrie Group, Grup Salim memiliki keterkaitan penting yang dapat memengaruhi pergerakan dan persepsi saham BRMS.
​Peran Anthoni Salim dalam Restrukturisasi Utang dan Kepemilikan
​Keterkaitan utama Grup Salim dengan BRMS (dan juga induknya, PT Bumi Resources Tbk / BUMI) berawal dari upaya restrukturisasi utang Bakrie Group di masa lalu.
​Sebagai Kreditor dan Investor Strategis:
Pada masa-masa sulit restrukturisasi utang Bakrie Group, terutama yang melibatkan utang-utang BUMI, Anthoni Salim (pemimpin Grup Salim) melalui kendaraan investasinya menjadi salah satu pihak yang memberikan dukungan finansial. Ini bukanlah investasi langsung Grup Salim sebagai korporasi (seperti Indofood atau Bogasari), melainkan lebih kepada investasi pribadi Anthoni Salim atau entitas yang terafiliasi dengannya.
​Konversi Utang Menjadi Saham:
Dalam skema restrukturisasi utang yang kompleks, seringkali utang dikonversi menjadi saham (debt-to-equity swap). Anthoni Salim (atau entitas yang terafiliasi dengannya) menjadi pemegang saham signifikan di BUMI (induk BRMS) melalui skema ini. Dengan menjadi pemegang saham di BUMI, secara tidak langsung ia juga memiliki eksposur terhadap anak perusahaan BUMI, termasuk BRMS.
​Pengaruh dalam Rantai Kepemilikan:
Meski Bakrie Group tetap menjadi pengendali operasional dan pemegang saham mayoritas, kehadiran Anthoni Salim sebagai pemegang saham besar (atau melalui entitas yang terafiliasi) di level induk (BUMI) memberikan semacam “penjaga” atau investor strategis. Ini bisa memengaruhi keputusan-keputusan di level grup yang pada akhirnya berdampak pada anak usaha seperti BRMS.
​Sebagai contoh, salah satu kendaraan investasi Anthoni Salim yang sering disebut adalah Mach Energy Limited (MEL), yang menjadi pemegang saham signifikan di BUMI.
​Persepsi Pasar dan Pengaruh Investasi
​Keberadaan Anthoni Salim sebagai investor di balik Bakrie Group (termasuk BUMI dan secara tidak langsung BRMS) seringkali memberikan sentimen positif di pasar.
​Kepercayaan Investor: Grup Salim dikenal memiliki reputasi keuangan yang kuat dan manajemen yang solid di berbagai sektor (makanan, perkebunan, ritel). Keterlibatan Anthoni Salim, meskipun bukan sebagai pengendali utama, bisa meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek perbaikan dan stabilitas finansial perusahaan-perusahaan Bakrie, termasuk BRMS.
​Akses ke Pendanaan: Keberadaan investor sekelas Anthoni Salim juga bisa membuka akses ke jaringan pendanaan yang lebih luas di masa depan, meskipun saat ini BRMS tengah fokus pada pendanaan internal dari hasil produksi.
​Batasan dan Klarifikasi
​Penting untuk dipahami bahwa:
​Bukan Pengendali Utama: Grup Salim atau Anthoni Salim bukanlah pengendali utama atau pengelola operasional langsung BRMS. BRMS tetap berada di bawah kendali manajemen Bakrie Group.
​Investasi Strategis vs. Operasional: Keterlibatan ini lebih bersifat investasi strategis untuk membantu restrukturisasi dan mengambil peluang dari potensi aset tambang, bukan untuk mengelola operasional harian perusahaan.
​Dengan demikian, hubungan antara Grup Salim (melalui Anthoni Salim) dengan saham BRMS adalah melalui peran Anthoni Salim sebagai investor strategis dan pemegang saham signifikan di induk perusahaan (BUMI) yang muncul dari proses restrukturisasi utang. Kehadiran ini seringkali memberikan sentimen positif dan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek BRMS.

​Adanya Issue:

Grup Salim diisukan kuat telah mengakuisisi saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). ​Berikut poin-poin penting terkait hal ini:
​Pemicu Isu: Desas-desus akuisisi ini sudah santer terdengar sejak lama di kalangan pelaku pasar, bahkan sempat ada plesetan BRMS menjadi “Bumi Resources Milik Salim”.
​Peran Emirates Tarian Global Ventures: Grup Salim diduga masuk melalui entitas bernama Emirates Tarian Global Ventures. Per Januari 2022, Emirates Tarian Global Ventures dikabarkan menggenggam 24,55% saham BRMS, dan secara perlahan kepemilikannya bertambah hingga menjadi salah satu pemegang saham mayoritas.
​Transaksi Jumbo: Ada transaksi jumbo saham BRMS di pasar negosiasi dengan nilai triliunan rupiah yang ditengarai merupakan penjualan saham dari Grup Bakrie ke Grup Salim.
​Indikasi Melalui Manajemen: Masuknya Agus Projosasmito, yang terafiliasi dengan Grup Salim, sebagai Direktur Utama BRMS juga semakin menguatkan sinyal akuisisi ini.
​Dampak pada Saham BRMS: Kabar ini turut mendongkrak harga saham BRMS secara signifikan.
​Fokus Setelah Akuisisi: Setelah masuknya Grup Salim, BRMS gencar melakukan ekspansi dan menargetkan pertumbuhan produksi emas.
​Meskipun belum ada konfirmasi resmi secara langsung dari Grup Salim terkait kepemilikan saham ini, berbagai indikasi kuat dari transaksi di pasar negosiasi dan perubahan struktur manajemen menunjukkan bahwa adanya kemungkinan besar Grup Salim telah masuk ke dalam BRMS

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *