Beta (β) dan Alpha (α) di Saham? high beta?

Beta (β) dan Alpha (α)dalam konteks investasi saham.
​Beta (β) adalah ukuran volatilitas sistematis (risiko pasar) suatu aset (seperti saham) dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Secara sederhana, Beta menunjukkan seberapa sensitif harga suatu saham terhadap pergerakan pasar.

​Konsep Utama Beta
β = 1.0 => Saham bergerak selaras dengan pasar. Jika pasar naik 10%, saham tersebut cenderung naik 10%.
β > 1.0 (Contoh: 1.5) => Saham lebih volatil (lebih berisiko) daripada pasar. Jika pasar naik 10%, saham ini cenderung naik 15%. Sebaliknya, jika pasar turun, penurunannya juga lebih tajam. Saham ini umumnya dari sektor siklikal atau pertumbuhan.
β < 1.0 (Contoh: 0.5) => Saham kurang volatil (kurang berisiko) daripada pasar. Jika pasar naik 10%, saham ini cenderung naik 5%. Saham ini sering dikaitkan dengan sektor defensif atau utilitas karena memiliki pendapatan yang lebih stabil terlepas dari kondisi ekonomi.
β = 0 => Saham tidak berkorelasi dengan pasar.
β Negatif (Contoh: -0.5) => Saham bergerak berlawanan arah dengan pasar. Ini sangat jarang terjadi pada saham umum, tapi bisa terjadi pada instrumen hedging atau komoditas tertentu.

​Kegunaan Beta
​Beta adalah komponen kunci dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM), yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return atau Ri) investor untuk suatu saham, dengan rumus:

 

Alpha (α)
​Alpha adalah ukuran kinerja aktif suatu investasi, yang menunjukkan pengembalian yang dihasilkan suatu saham di atas atau di bawah pengembalian yang seharusnya diharapkan (dihitung menggunakan Beta dan CAPM). Sederhananya, Alpha adalah nilai tambah (atau kurang) yang dihasilkan oleh manajer investasi atau strategi investasi tertentu.

Konsep Utama Alpha
α > 0 (Positif) => Investasi telah mengungguli pengembalian yang diharapkan berdasarkan risikonya (Beta). Ini menunjukkan adanya nilai tambah (excess return) yang dihasilkan dari keahlian (misalnya stock picking yang baik) atau efisiensi pasar yang terdeteksi.
α = 0 => Investasi telah menghasilkan pengembalian yang tepat seperti yang diprediksi oleh risikonya (Beta) dan CAPM.
α < 0 (Negatif)=> Investasi telah menghasilkan pengembalian di bawah yang diharapkan berdasarkan risikonya (Beta). Ini bisa berarti investor akan lebih baik berinvestasi pada indeks pasar.

​Kegunaan Alpha
​Alpha digunakan untuk mengevaluasi kualitas manajer investasi atau strategi investasi.
​Investor Pasif (seperti yang berinvestasi di dana indeks) secara teori bertujuan untuk mencapai Alpha nol, karena mereka hanya ingin menyamai kinerja pasar.
​Investor Aktif (seperti manajer hedge fund) secara aktif berupaya untuk menghasilkan Alpha positif.

​Hubungan dengan Pengembalian
​Secara total, pengembalian suatu aset dapat dipecah menjadi dua bagian:

Pengembalian Total = Alpha + Beta

Di mana:
​Pengembalian Beta adalah pengembalian yang diperoleh dari risiko pasar (pergerakan pasar secara keseluruhan).
​Pengembalian Alpha adalah pengembalian yang diperoleh dari keterampilan, analisis, atau inefisiensi pasar (risiko non-pasar).

Perbedaan Utama:

Konsep Utama:

Beta=> Risiko Sistematis (Volatilitas Relatif)

Alpha => Kinerja Aktif (Excess Return)

Mengukur:

Beta => Sensitivitas harga saham terhadap pergerakan pasar.

Alpha => Pengembalian di atas atau di bawah yang diharapkan (berdasarkan Beta).

Sifat:

Beta => Ukuran Risiko Pasar.

Alpha => Ukuran Nilai Tambah atau Keterampilan.

Tujuan Investor:

Beta=> Digunakan untuk menilai risiko dan menentukan required return.

Alpha => Digunakan untuk menilai seberapa baik suatu investasi mengalahkan pasar setelah disesuaikan dengan risiko.

Dihasilkan Dari:

Beta => Mengambil risiko pasar (market exposure).

Alpha => Keahlian stock picking atau deteksi inefisiensi pasar.

Baik Beta maupun Alpha adalah metrik krusial dalam dunia keuangan modern untuk menganalisis risiko dan pengembalian investasi saham.

Contoh Beta pada saham TLKM

Data Beta untuk saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
​Penting untuk diketahui bahwa nilai Beta dapat bervariasi tergantung pada sumber data dan periode waktu yang digunakan untuk menghitungnya (misalnya, 1 tahun, 3 tahun, atau 5 tahun).
​Berikut adalah nilai Beta untuk TLKM dari beberapa sumber data keuangan:
​Beta (1 Tahun): 0.11 (Menurut data TradingView)
​Beta (5 Tahun): 0.04 (Menurut data Investing.com)

​Nilai Beta yang jauh di bawah 1.0 (seperti 0.11 atau 0.04) menunjukkan bahwa saham TLKM secara historis jauh kurang volatil dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan (yang diwakili oleh IHSG). Ini adalah karakteristik khas dari saham defensif.

Jika IHSG naik 10%, saham TLKM cenderung naik, tetapi dengan persentase yang jauh lebih kecil (misalnya, hanya 1.1% jika menggunakan Beta 0.11).
​Jika IHSG turun 10%, saham TLKM juga cenderung turun, tetapi penurunannya jauh lebih kecil.
​Secara singkat, investor umumnya memandang TLKM sebagai saham yang lebih stabil dan memiliki risiko pasar yang lebih rendah dibandingkan rata-rata saham di bursa.

Contoh Beta pada saham WIFI

Berikut adalah nilai Beta untuk saham WIFI:
​Beta (1 Tahun): 1.62 (Menurut perhitungan 1 tahun terakhir)
​Beta (5 Tahun): 1.95 (Menurut perhitungan 5 tahun terakhir)
​(Catatan: Nilai ini diambil dari perhitungan umum yang membandingkan volatilitas saham terhadap Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG).

​Dengan nilai Beta yang jauh di atas 1.0 (baik 1.62 maupun 1.95), ini menunjukkan bahwa saham WIFI secara signifikan lebih volatil (lebih fluktuatif) dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Saham ini cenderung bergerak lebih ekstrem daripada pasar.
​Saat IHSG naik, saham WIFI cenderung naik dengan persentase yang jauh lebih besar (misalnya, jika IHSG naik 10%, saham ini bisa naik hampir 16.2% hingga 19.5%).
​Saat IHSG turun, saham WIFI juga cenderung turun dengan persentase yang lebih dalam.
Beta yang tinggi mengindikasikan bahwa risiko pasar saham WIFI cukup tinggi, namun di sisi lain, potensi keuntungannya (atau kerugiannya) juga lebih besar, menjadikannya saham yang menarik bagi investor dengan toleransi risiko tinggi atau yang mencari peluang return yang agresif.

Contoh Beta pada saham JARR

Untuk saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), data Beta berikut:
​Beta (1 Tahun): 1.68 (Menurut data TradingView)

​Nilai Beta 1.68 ini jauh lebih besar dari 1.0. Ini menunjukkan bahwa saham JARR secara historis jauh lebih volatil atau lebih agresif dibandingkan dengan pergerakan pasar secara keseluruhan (IHSG). Jika IHSG naik 10%, saham JARR cenderung naik sebesar 16.8%. Sebaliknya, jika IHSG turun 10%, saham JARR cenderung turun lebih tajam, yaitu sebesar 16.8%. ​Saham dengan Beta tinggi seperti ini sering dianggap memiliki risiko pasar yang lebih tinggi, namun juga memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi saat pasar sedang dalam tren naik (bullish).

Saham High Beta

Saham dengan Beta Tinggi (yaitu beta > 1.0) adalah saham yang paling diminati oleh investor yang berorientasi pada pertumbuhan dan bersedia mengambil risiko lebih tinggi. Saham-saham ini cenderung bergerak lebih ekstrem dari pasar. Berdasarkan data dan tren volatilitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham high beta umumnya berasal dari sektor yang sensitif terhadap siklus ekonomi, komoditas, dan saham-saham yang baru-baru ini mengalami volatilitas harga yang signifikan.

​Contoh Saham High Beta di Indonesia
​Berikut adalah beberapa contoh saham di Indonesia yang sering diklasifikasikan sebagai High Beta (Beta tahunan/jangka panjang di atas 1.5), meskipun nilainya dapat berubah sewaktu-waktu:

BUMI=>  Energi (Batu Bara) => Harga komoditas yang sangat fluktuatif, sehingga sensitif terhadap sentimen ekonomi global.

BRPT => Energi & Petrokimia => Terkait dengan pergerakan harga komoditas global dan sentimen pasar terhadap aset besar.

WIFI => Infrastruktur Digital=>  Saham yang volatilitasnya dipengaruhi oleh sentimen pasar dan perkembangan bisnis yang cepat. (Seperti yang sudah kita cek, Beta 1 tahun terakhirnya sekitar 1.62).

JARR => Pertanian (CPO) => Volatilitas tinggi karena harga komoditas CPO (Minyak Kelapa Sawit) yang sangat sensitif terhadap pasar global. (kita cek dengan Beta sekitar 1.68).

GOTO => Teknologi Saham => teknologi seringkali high beta karena valuasi didasarkan pada ekspektasi pertumbuhan masa depan yang tinggi dan sensitif terhadap sentimen investor.

Penting untuk Diingat: Beta adalah perhitungan historis. Nilai Beta hari ini didasarkan pada pergerakan harga masa lalu, dan tidak menjamin volatilitas atau kinerja di masa depan.

Karakteristik Umum Saham High Beta
​Saham-saham dengan Beta tinggi di Indonesia umumnya memiliki ciri-ciri:
​Siklikal (Cyclical): Sektor yang kinerjanya sangat terkait dengan kondisi ekonomi makro (misalnya, pertambangan, properti, dan beberapa industri).
​Valuasi Tinggi: Seringkali merupakan saham growth (pertumbuhan) yang valuasinya sudah mencerminkan ekspektasi tinggi.
​Kapitalisasi Pasar Menengah/Kecil: Beberapa saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil cenderung memiliki volatilitas dan Beta yang lebih tinggi karena likuiditasnya lebih rendah.

Perbandingan Saham High Beta (Volatil) vs. Low Beta (Defensif)

Saham High Beta (Contoh: JARR, WIFI) Saham Low Beta (Contoh: TLKM, BBCA)

 

1. Saham Low Beta (Defensif/Stabil)
​Saham Low Beta adalah fondasi yang baik untuk portofolio yang fokus pada stabilitas dan proteksi modal.

TLKM => β sekitar 0.11 => Telekomunikasi/Utilitas

BBCA => β sekitar 0.70 => Perbankan (Blue Chip)

ICBP => β sekitar 0.50 => Barang Konsumsi (Kebutuhan Pokok)

2. Saham High Beta (Agresif/Volatil)
​Saham High Beta menawarkan peluang pengembalian yang tinggi, tetapi memerlukan manajemen risiko yang ketat.

JARR => β sekitar 1.68=> Perkebunan (CPO)

WIFI => β sekitar 1.62 => Infrastruktur Digital

GOTO => β sekitar 1.80 => Teknologi

Memahami perbedaan antara kedua kelompok Beta ini sangat penting dalam menyusun strategi diversifikasi portofolio, bisa menggabungkan keduanya untuk menyeimbangkan potensi pengembalian dan risiko.

Saham dengan β sekitar 1.0 (Sejalan dengan Pasar)

Mencari saham yang memiliki Beta mendekati 1.0 berarti mencari saham yang volatilitas harganya sejalan dengan volatilitas pasar secara keseluruhan (IHSG). Saham ini dianggap memiliki risiko pasar rata-rata.
Beberapa contoh saham di Indonesia yang sering kali memiliki nilai Beta mendekati 1.0:
​Saham-saham ini biasanya merupakan blue chip dengan kapitalisasi pasar besar, namun tidak sekuat atau sedefensif seperti TLKM atau BBCA, sehingga pergerakannya lebih mencerminkan sentimen dan kinerja ekonomi makro secara umum.

Mengapa β sekitar 1.0 penting?
​Saham dengan Beta sekitar 1.0 menunjukkan bahwa saham tersebut adalah representasi yang baik dari pasar.
​Jika IHSG naik 5%, saham ini cenderung naik sekitar 5%.
​Jika IHSG turun 5%, saham ini cenderung turun sekitar 5%.
​Investor sering menggunakan saham ber-Beta 1.0 sebagai patokan atau sebagai komponen inti dalam portofolio mereka ketika mereka ingin mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan pasar, tanpa menambah atau mengurangi risiko pasar secara signifikan

Memahami Beta (risiko) dan Alpha (kinerja), keduanya menjadi alat fundamental untuk menentukan strategi investasi.

​Beta dan Alpha dalam Strategi Investasi
​1. Alpha: Mengukur Kinerja Manajer dan Strategi
​α adalah metrik utama untuk mengevaluasi apakah suatu investasi (atau manajer investasi) benar-benar terampil atau hanya beruntung karena pasar sedang naik.
​Alpha Positif ( α > 0)=> Menunjukkan bahwa investor atau manajer telah menciptakan pengembalian di atas apa yang diharapkan berdasarkan tingkat risikonya (Beta). Ini adalah bukti adanya nilai tambah (skill dalam stock picking, timing pasar, atau hedging).
​Strategi: Investor harus mencari dana atau manajer investasi yang secara konsisten menghasilkan Alpha positif.
​Alpha Negatif (α < 0) => Menunjukkan bahwa investasi berkinerja di bawah yang diharapkan. Investor akan lebih baik berinvestasi pada dana indeks berbiaya rendah dengan risiko yang sama.
Zero Alpha (α = 0):=>  Tujuan dari investasi pasif (seperti membeli dana indeks yang melacak IHSG).

​2. Beta: Menentukan Eksposur Risiko (Alokasi Aset)
β digunakan untuk mengelola dan menyesuaikan keseluruhan risiko pasar dalam portofolio Anda (disebut juga eksposur Beta atau risiko sistematis).

Strategi Target  ​β Kapan Digunakan Portofolio 

Portofolio Agresif => β > 1.0 (High Beta) => Saat investor optimis terhadap pasar dan ingin memaksimalkan keuntungan dari tren bullish.

Portofolio Defensif  => β < 1.0 (Low Beta) => Saat investor pesimis terhadap pasar atau memprioritaskan konservasi modal. Digunakan untuk mengurangi dampak kerugian saat pasar bearish.

Portofolio Netral => β sekitar  1.0 (Market Beta) => Saat investor ingin mendapatkan hasil sebanding dengan pasar tanpa mengambil risiko tambahan.

Penggunaan Beta dan Alpha dalam Praktik
​A. Strategi Diversifikasi
​Investor menggunakan Beta untuk diversifikasi yang efektif:
​Jika portofolio sudah didominasi saham High Beta (seperti JARR atau WIFI), Anda dapat menambahkan saham Low Beta (seperti TLKM atau BBCA) untuk menurunkan Beta portofolio secara keseluruhan dan menjadikannya lebih defensif. Sebaliknya, jika pasar diperkirakan akan bullish, Anda dapat meningkatkan Beta portofolio dengan menambah bobot pada saham High Beta.
​B. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
​Beta dan Alpha membantu menjawab pertanyaan penting:
​Apakah ini investasi yang bagus?
​Cek Alpha. Jika α > 0, ya, investasinya telah memberikan kinerja melebihi risikonya.
​Seberapa besar risiko yang saya ambil?
​Cek Beta. Jika β = 1.8, berarti risikonya hampir dua kali lipat dari risiko pasar.
​Berapa pengembalian yang seharusnya saya dapatkan?
​Gunakan CAPM (yang melibatkan Beta) untuk menghitung required rate of return. Jika pengembalian aktual Anda lebih besar dari required return tersebut, maka Anda mendapat Alpha positif.
​Intinya, seorang manajer investasi yang baik adalah seseorang yang dapat menghasilkan Alpha positif sambil mengelola Beta portofolio sesuai dengan target risiko klien.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *