TPIA

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan petrokimia dan infrastruktur yang berdiri pada 2 November 1984 yang listed di BEI pada 24 Juni 1996. TPIA sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mengoperasikan Naphtha cracker. TPIA memproduksi Olefins (Ethylene, Propylene), Polyefins (Polyethylene, Polypropylene), Pygas, danMixed-C4. TPIA juga sebagai produsen tunggal di Indonesia utnuk Styrene Monomer, Ethylene, Butadiene, Methyl Tert-Butyl Ether (MTBE) dan Butene-1. Merek Dagang TPIA: Asrene, Trilene dan Grene. TPIA memiliki wilayah operasional di Chandra Asri Plant, Ciwandan Site di Jalan Raya Anyer Km 123, Ciwandan, Cilegon, Banten dan Chandra Asri Plant, Pulo Ampel Site di Desa Mangunreja, Pulo Ampel, Serang, Banten. Pangsa Pasar TPIA: 100% Styrene Monomer, 32% Polypropylene, 40% Polythylene dan 50% Olefins, sedangkan pangsa geografis 44% pasar domestik.

Di bidang solusi infrastruktur, TPIA menjajaki peluang bisnis infrastruktur energi melalui PT Krakatau Chandra Energi – KCE (Sebelumnya PT Krakatau Daya Listrik), pengolahan air melalui PT Krakatau Tirta Industri (KTI) dan fasilitas pelabuhan seperti jetty dan tangki melalui Redeco Petrolin Utama. KCE menjalankan berbagai proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Krenceng, Cilegon. KCE juga meningkatkan kepemilikannya di PT Krakatau Posco Energy (KPE) dan melakukan investasi untuk mendukung rencana ekspansi KPE dalam membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 Megawatt.

Di Tahun 2023, TPIA menjajaki kerjasama dengan beberapa mitra untuk proyek pembangunan pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride berskala dunia di Indonesia, tujuan pembangunan pabrik ini untuk mempercepat hilirisasi industri dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor caustic soda (bermanfaat bagi industri yang terkait seperti sabun dan deterjen, nikel, alumina, kertas, tekstil) dan ethylene dichloride secara signifikan. Pembangunan kedua pabrik ini menjadi bagian integral dari upaya integrasi bisnis perseoran dalam mengembangkan komplek petrokimia kedua di kota Cilegon, Banten.

TPIA juga bekerjasama dengan perusahaan multinasional Compagnie Financiere du Groupe Michelin (Michelin) dengan membentuk JV bernama PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) yang memproduksi bahan baku karet sintetis. 

 

 

Di Tahun 2023:

Produksi Petrokimia di tahun 2023= 3,437 Kilo Ton, 2022= 3,193 KT, 2021= 3,835 KT

Volume penjualan 2,093 KT, naik 5,6% dibandingkan tahun 2022 1,981 KT.

EBITDA 130 juta, naik 2.352% dibandingkan tahun 2022 USD 5,3 juta.

 

Alur Produksi:

Dalam menjalankan kegiatan produksi, TPIA menggunakan bahan baku utama berupa  Naphtha, LPG dan Kondesat yang diimpor melalui jalur laut menggunakan transportasi kapal.

Jadi ada minyak mentah (crude oil), ada kilang (refinery), ada diesel, minyak tanah (kerosine), bensin (gasoline), Naphtha, LPG , Kondensat

 

Pemegang saham TPIA as per 31 Maret 2024:

34,63% PT Barito Pacific Tbk (BRPT)

30,57% SCG Chemicals Public Company Limited

15% PT Top Investment Indonesia

6,05% Prajogo Pangestu

3,92% Marigold Resources Pte Ltd

0,16% Erwin Ciputra

0,00% Raymond

0,00% Lim Chong Thian

0,00% Fransiskus Ruly Aryawan

0,00% Baritono Prajogo Pangestu

0,00% Edi Riva’i

9,67% Masyarakat-non warkat-scripless

0,00% masyarakat-warkat-scripless

 

Di Tahun 2024:

Q1 2024

Pendapatan bersih USD 472 juta (USD 447 juta pendapatan bisnis kimia dan USD 24,7 juta Infrastruktur). EBITDA USD 1,1 juta.

 

Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:

Join Membership

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *