PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), perusahaan agribisnis yang bergerak di sektor kelapa sawit dan produk kayu.
Berikut adalah beberapa potensi saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG):
1. Diversifikasi Bisnis
DSNG tidak hanya mengandalkan kelapa sawit. Perusahaan ini memiliki dua segmen bisnis utama:
Kelapa Sawit: Ini adalah kontributor terbesar pendapatan DSNG (sekitar 88% di Q1 2025). DSNG memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara, dengan total luas tanam sekitar 110.000 hektar (inti dan plasma) hingga akhir 2024. Sebagian besar tanaman (75%) berada dalam usia prima (produktif). DSNG juga memiliki kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) yang besar, yaitu 675 ton per jam.
Produk Kayu: DSNG juga memiliki lini bisnis produk kayu, termasuk panel dan engineered flooring. Meskipun kontribusinya lebih kecil, segmen ini memberikan diversifikasi pendapatan.
Energi Terbarukan: DSNG aktif dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya melalui produksi Bio-CNG dan ekspor cangkang kelapa sawit serta wood pellet sebagai bahan baku biomassa untuk pembangkit listrik di Jepang. Ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan potensi pendapatan baru dari sektor hijau.
2. Komitmen Terhadap Keberlanjutan (ESG)
DSNG dikenal memiliki komitmen kuat terhadap praktik bisnis berkelanjutan. Perusahaan ini telah membangun 6 pabrik Bio-CNG baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen ini menjadikan DSNG menarik bagi investor yang mencari perusahaan dengan peringkat ESG yang baik dan berkontribusi pada lingkungan. Saham DSNG bahkan telah masuk dalam indeks berbasis ESG seperti Sri-Kehati.
3. Prospek Industri Kelapa Sawit yang Stabil
Industri kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek jangka panjang yang stabil, didukung oleh:
Permintaan Global: Kebutuhan minyak nabati global yang terus meningkat.
Program Biodiesel Nasional: Program mandatori biodiesel pemerintah Indonesia yang berkelanjutan memastikan permintaan domestik yang kuat untuk CPO.
Maturitas Tanaman: Sebagian besar perkebunan DSNG berada pada usia produktif, menjamin volume produksi yang stabil dan efisien.
4. Afiliasi dengan Triputra Group
DSNG adalah emiten agribisnis milik Triputra Group, yang didirikan oleh konglomerat TP Rachmat. Afiliasi ini memberikan keuntungan dalam hal manajemen yang berpengalaman, jaringan bisnis yang luas, dan potensi dukungan finansial dari grup yang kuat. PT Triputra Investindo Arya, salah satu entitas di bawah Triputra Group, merupakan pemegang saham utama di DSNG.
Risiko yang Perlu Dipertimbangkan:
Volatilitas Harga CPO: Fluktuasi harga CPO global tetap menjadi risiko utama yang dapat memengaruhi pendapatan dan profitabilitas.
Kondisi Cuaca: Fenomena iklim seperti El Nino atau La Nina dapat berdampak pada produksi TBS.
Regulasi Pemerintah: Perubahan kebijakan terkait tata niaga sawit, lingkungan, atau pajak dapat memengaruhi operasional.
Pasar Produk Kayu: Segmen produk kayu DSNG masih mengalami tekanan karena lemahnya pasar properti global, yang dapat memengaruhi kontribusi segmen ini terhadap pendapatan keseluruhan.
Persaingan Industri: Industri kelapa sawit dan produk kayu memiliki persaingan yang ketat.
Secara keseluruhan, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menawarkan potensi investasi yang menarik berkat diversifikasi bisnisnya (sawit, kayu, energi terbarukan), kinerja keuangan yang solid, komitmen terhadap keberlanjutan, dan dukungan dari Triputra Group.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Kinerja Keuangan DSNG di Q1 2025
Laba Bersih Melonjak Signifikan
DSNG mencatatkan laba bersih sebesar Rp 367 miliar pada Q1 2025. Angka ini melonjak 60% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp 229 miliar.
Peningkatan laba bersih ini juga tecermin pada laba per saham yang naik menjadi Rp 34,73 per lembar.
Pendapatan Penjualan Meningkat Tajam
Total pendapatan DSNG naik 20% YoY menjadi Rp 2,7 triliun pada Q1 2025, dibandingkan dengan Rp 2,23 triliun pada Q1 2024.
Segmen kelapa sawit menjadi kontributor utama pendapatan, menyumbang sekitar 88% dari total. Kenaikan ini terutama didorong oleh:
Peningkatan Harga Jual Rata-rata (ASP) produk kelapa sawit. ASP Crude Palm Oil (CPO) naik 27% menjadi Rp 14.909/kg. Sementara itu, Palm Kernel Oil (PKO) melonjak 108% menjadi Rp 27.349/kg, dan Palm Kernel (PK) juga naik 101% menjadi Rp 10.814/kg.
Meskipun ada sedikit penurunan volume produksi CPO dan TBS akibat kondisi cuaca kering di tahun sebelumnya dan kegiatan replanting, kenaikan harga jual berhasil mengkompensasi dan mendorong peningkatan pendapatan secara keseluruhan.
Peningkatan Profitabilitas dan Efisiensi
Laba bruto DSNG tumbuh 29,51% YoY menjadi Rp 793,96 miliar.
Laba operasi melambung 42,95% YoY menjadi Rp 616,67 miliar.
Beban pokok penjualan juga meningkat 16,05% YoY menjadi Rp 1,88 triliun, namun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pendapatan, menunjukkan efisiensi operasional.
Pengendalian biaya produksi yang baik turut memperkuat margin keuntungan perusahaan. Margin EBITDA dan laba bersih masing-masing membaik menjadi 32% dan 14%.
Posisi Keuangan yang Kuat
Total aset DSNG per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp 17,6 triliun, meningkat 1,3% YoY.
Total liabilitas berhasil ditekan sekitar 2% YoY menjadi Rp 7,37 triliun, mencerminkan manajemen utang yang prudent.
Ekuitas perusahaan naik 3,7% YoY menjadi Rp 10,26 triliun, mengindikasikan struktur permodalan yang sehat dan pertumbuhan nilai bagi pemegang saham.
Rating obligasi DSNG juga meningkat dari idA menjadi idA+ oleh Pefindo pada awal Maret 2025, menegaskan kondisi keuangan yang semakin solid dan stabil.
Performa Segmen Lain
Segmen produk kayu menunjukkan ketahanan di tengah permintaan pasar yang lebih lunak, dengan pendapatan naik 6% YoY. Ini didorong oleh peningkatan volume penjualan panel (4,2%) dan engineered flooring (2,8%), serta kenaikan ASP engineered flooring sebesar 10,9%.
Segmen energi terbarukan mengalami penurunan pendapatan 23% YoY pada Q1 2025, namun hal ini terutama disebabkan oleh penundaan pengiriman yang diperkirakan akan diakui pada kuartal berikutnya (Q2 2025). Hal ini berarti segmen ini masih memiliki potensi kontribusi positif di sisa semester.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan DSNG pada Q1 2025 sangat mengesankan, menunjukkan fundamental yang kuat dan kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang menguntungkan, terutama di sektor kelapa sawit.
Hubungan TP Rachmat dengan saham DSNG
Theodore Permadi (TP) Rachmat adalah salah satu konglomerat terkemuka di Indonesia dan merupakan pendiri serta pemimpin Triputra Group. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) adalah salah satu pilar utama di bawah naungan Triputra Group, sehingga ada hubungan yang sangat erat antara TP Rachmat dan saham DSNG.
1. Pendiri dan Pemilik Manfaat Akhir Triputra Group
TP Rachmat mendirikan Triputra Group, sebuah konglomerasi yang memiliki berbagai lini bisnis, termasuk agribisnis. DSNG adalah salah satu perusahaan yang dibentuk untuk mengembangkan bisnis kelapa sawit dan produk kayu di bawah payung Triputra Group. Meskipun kepemilikan saham DSNG dipegang oleh beberapa entitas, seperti PT Triputra Investindo Arya, entitas-entitas ini pada dasarnya adalah bagian dari struktur kepemilikan yang dikendalikan oleh TP Rachmat dan keluarganya. Dengan demikian, TP Rachmat adalah pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) dari DSNG.
2. Pengendali Utama Melalui Struktur Kepemilikan
PT Triputra Investindo Arya adalah salah satu pemegang saham mayoritas di DSNG, dengan kepemilikan sekitar 27,63% (data 2021). PT Triputra Investindo Arya sendiri adalah bagian dari Triputra Group. Hal ini menunjukkan bahwa TP Rachmat, melalui grup usahanya, memiliki kendali substansial atas DSNG.
3. Pengaruh Strategis dan Manajemen
Sebagai pendiri dan pemimpin Triputra Group, TP Rachmat memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah strategis, visi, dan kebijakan operasional DSNG. Pengalaman dan keahlian beliau dalam membangun bisnis besar, seperti di Astra International sebelumnya, sangat memengaruhi cara DSNG beroperasi dan berkembang.
Meskipun TP Rachmat mungkin tidak menjabat sebagai direksi langsung di DSNG, orang-orang kepercayaannya dan anggota keluarganya menempati posisi-posisi kunci. Misalnya, Arif P. Rachmat, yang merupakan anak dari TP Rachmat, tercatat sebagai Komisaris di DSNG sejak Maret 2017 dan juga merupakan Co-Founder & Executive Chairman dari TAP Group (juga di bawah Triputra Group). Kehadiran anggota keluarga inti di jajaran komisaris atau direksi menegaskan kendali dan visi jangka panjang dari keluarga Rachmat.
4. Afiliasi Grup yang Kuat
DSNG sering disebut sebagai “emiten milik TP Rachmat” oleh media dan analis, yang menunjukkan pengakuan pasar akan hubungannya yang kuat dengan sang konglomerat. Afiliasi dengan Triputra Group memberikan DSNG keuntungan dalam hal:
Reputasi dan Kepercayaan Investor: Reputasi solid Triputra Group secara keseluruhan memberikan kepercayaan tambahan bagi investor terhadap DSNG.
Jaringan Bisnis: DSNG dapat memanfaatkan jaringan bisnis yang luas dari Triputra Group untuk pengembangan usaha, seperti sinergi dalam logistik, pembiayaan, atau ekspansi.
Dukungan Finansial: Sebagai bagian dari grup besar, DSNG mungkin memiliki akses yang lebih baik ke pendanaan atau dukungan finansial jika diperlukan.
Singkatnya, TP Rachmat adalah figur sentral di balik keberadaan, strategi, dan keberlanjutan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). DSNG adalah salah satu pilar penting dalam portofolio bisnis Triputra Group yang dibangun dan dikendalikan oleh TP Rachmat, sehingga kinerja dan arah perusahaan tak lepas dari visi kepemimpinan beliau.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca