Potensi Saham SOLA

​PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) memiliki potensi yang menarik, terutama karena bisnisnya bersinggungan langsung dengan dua sektor yang sedang berkembang di Indonesia: infrastruktur dan energi terbarukan.
​Berikut adalah penjelasan rinci mengenai potensi PT Xolare RCR Energy Tbk:
​1. Keterlibatan di Sektor Infrastruktur
​Bisnis utama Xolare RCR Energy adalah perdagangan dan pengolahan aspal, serta jasa konstruksi. Potensi ini sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur yang masif di Indonesia.
​Kebutuhan Aspal yang Tinggi: Kebutuhan aspal penetrasi di Indonesia mencapai sekitar 1,2 juta ton per tahun. Sebagian besar kebutuhan ini masih dipenuhi melalui impor. Xolare memiliki peluang besar untuk menggarap pasar domestik yang masih didominasi produk impor ini.
​Proyek Jalan & Konstruksi: Dengan maraknya proyek pembangunan infrastruktur jalan, baik nasional maupun daerah, permintaan akan aspal sebagai material utama akan terus meningkat. Perusahaan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru, termasuk kontrak jalan tambang (hauling road) yang memiliki potensi omzet besar.
​Target Pertumbuhan Pendapatan: Perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, menunjukkan optimismenya terhadap prospek di sektor ini. Pada tahun 2024, perusahaan menargetkan pendapatan tumbuh hingga 42% menjadi Rp 118,62 miliar.

​2. Ekspansi ke Sektor Energi Terbarukan
​Selain fokus pada aspal dan konstruksi, Xolare juga berupaya diversifikasi bisnisnya ke sektor energi terbarukan, yang menjadi fokus strategis global dan nasional.
​Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): Melalui anak perusahaannya, Xolare mulai merambah instalasi dan konstruksi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal ini sejalan dengan tren global yang menekankan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Proyek-proyek seperti penyelesaian PLTS senilai Rp 25,53 miliar menunjukkan keseriusan perusahaan di bidang ini.
​Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS): Xolare baru-baru ini menjalin kerja sama dengan pihak Amerika Serikat, Apolpo LLC, untuk menggarap pasar CCUS di Indonesia. Inisiatif ini sangat prospektif mengingat Indonesia dinilai memiliki potensi investasi CCUS lebih dari USD 3 miliar hingga 2035. Kemitraan ini membuka peluang perusahaan untuk masuk ke bisnis dekarbonisasi dan pasar kredit karbon yang sedang berkembang.

​Potensi PT Xolare RCR Energy Tbk terletak pada sinergi antara bisnis inti mereka di sektor infrastruktur yang terus tumbuh, dengan diversifikasi ke sektor energi terbarukan yang sangat prospektif. Dengan fokus pada aspal untuk pembangunan jalan dan ekspansi ke proyek-proyek energi bersih seperti PLTS dan CCUS, perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan dari agenda pembangunan pemerintah dan tren global menuju energi yang lebih ramah lingkungan. ​Namun, perlu diingat bahwa Xolare masih tergolong perusahaan yang relatif kecil dan kinerjanya di masa lalu menunjukkan ketidakstabilan. Oleh karena itu, perlu perhatian lebih terhadap realisasi target yang telah ditetapkan.

​PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) menunjukkan strategi ekspansi yang terfokus pada diversifikasi bisnis dari sektor infrastruktur ke sektor energi yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan tidak hanya mengandalkan bisnis intinya, tetapi juga aktif menjajaki peluang baru.
​Berikut adalah rincian ekspansi dan kerja sama yang dilakukan oleh PT Xolare RCR Energy Tbk:
​1. Ekspansi Bisnis ke Energi Terbarukan (EBT)
​Ini adalah langkah ekspansi paling signifikan yang dilakukan perusahaan. Melalui anak usahanya, PT Bumiraya Energi Hijau (BEH), Xolare RCR Energy secara serius merambah ke sektor EBT.
​Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): Xolare telah berhasil merampungkan pembangunan PLTS di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua. Proyek senilai Rp 25,53 miliar ini merupakan bukti konkret komitmen perusahaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur energi bersih. PLTS ini akan menjadi sumber listrik bagi kebutuhan area pertambangan nikel milik PT Gag Nikel.
​Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS): Xolare baru-baru ini menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Apolpo LLC. Melalui kemitraan ini, Xolare menjadi perwakilan eksklusif Apolpo di Indonesia untuk mengembangkan dan mengimplementasikan proyek CCUS. Langkah ini sangat strategis karena sejalan dengan upaya global untuk dekarbonisasi dan membuka pintu perusahaan ke pasar kredit karbon yang sedang berkembang pesat di Indonesia.

​2. Penguatan Bisnis Inti Melalui Kontrak Jumbo
​Xolare tidak melupakan bisnis inti mereka di sektor aspal dan konstruksi. Perusahaan terus melakukan ekspansi pasar dengan mengincar proyek-proyek besar.
​Kontrak Jalan Tambang: Melalui anak usahanya, PT Aplikasi Bitumen Indonesia (ABI), Xolare berhasil meraih kontrak senilai Rp 416,97 miliar dari PT Trubaindo Coal Mining (TCM) untuk proyek pembangunan jalan tambang di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Kontrak ini merupakan bukti kepercayaan industri terhadap kemampuan perusahaan dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan secara signifikan.
​Optimalisasi Pabrik Aspal: Untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi, perusahaan merencanakan pembangunan terminal aspal curah untuk mendistribusikan aspal dan membuat aspal kemasan drum, yang bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

​3. Ekspansi Perusahaan Melalui IPO
​PT Xolare RCR Energy Tbk juga melakukan ekspansi melalui jalur finansial dengan melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun 2024. Dana yang dihimpun dari IPO tersebut sebagian besar digunakan untuk:
​Peningkatan modal di anak perusahaan untuk membiayai proyek-proyek baru.
​Pembelian mesin dan peralatan untuk mendukung operasional.
​Secara keseluruhan, ekspansi Xolare RCR Energy sangat terstruktur dengan fokus pada penguatan bisnis inti di konstruksi dan aspal, sambil secara agresif memasuki sektor energi terbarukan melalui proyek PLTS dan kemitraan strategis di bidang CCUS.

Penandatanganan Kontrak Baru: Pada Juli 2025, SOLA menandatangani perjanjian konstruksi dengan PT Servo Lintas Raya (SLR) untuk pembangunan Wisma Titan di Sumatera Selatan. Kontrak baru ini menjadi sinyal positif bahwa perusahaan terus mendapatkan proyek baru, yang berpotensi menyokong pertumbuhan pendapatan di masa mendatang.

Hubungan antara PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) dan PT Servo Lintas Raya (SLR) adalah murni hubungan bisnis dalam bentuk kemitraan kerja sama proyek.
Berikut adalah detail kerja sama yang telah terjalin:
​Pembangunan Wisma Titan: Pada pertengahan Juli 2025, SOLA menandatangani perjanjian konstruksi dengan SLR untuk proyek pembangunan Wisma Titan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan. Dalam proyek ini, SOLA dipercaya sebagai kontraktor utama untuk membangun berbagai fasilitas, seperti gedung perkantoran, asrama karyawan, klinik, kantin, gudang, dan sarana olahraga. Nilai kontrak ini mencapai Rp 70 miliar dengan jangka waktu pengerjaan hingga 31 Desember 2025.
​Pembangunan Jalan Hauling Batu Bara: Sebelum kontrak Wisma Titan, anak perusahaan SOLA, yaitu PT Aplikasi Bitumen Indonesia, telah memperoleh kontrak dari SLR untuk pembangunan dan peningkatan jalan hauling batu bara. Proyek ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus pengangkutan batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan. Nilai kontrak ini signifikan dan menunjukkan kepercayaan SLR terhadap kompetensi SOLA dalam bidang konstruksi, khususnya yang berkaitan dengan aspal dan jalan.

​Latar Belakang Perusahaan:
​PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA): Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan aspal, jasa konstruksi, dan industri pengolahan aspal melalui entitas anak. Kontrak-kontrak konstruksi dengan pihak lain, termasuk SLR, menjadi salah satu sumber utama pendapatan bagi SOLA.
​PT Servo Lintas Raya (SLR): SLR merupakan perusahaan yang menyediakan layanan infrastruktur jalan dan logistik batu bara. Mereka mengoperasikan jalan hauling sepanjang 118 km di Sumatera Selatan untuk mendukung kelancaran distribusi batu bara. SLR adalah bagian dari Titan Group, salah satu perusahaan besar di sektor energi dan infrastruktur di Indonesia.
​Singkatnya, PT Xolare RCR Energy Tbk berperan sebagai kontraktor atau penyedia jasa konstruksi bagi PT Servo Lintas Raya untuk sejumlah proyek strategis, baik pembangunan infrastruktur penunjang (wisma) maupun jalan khusus (hauling road) yang menopang kegiatan operasional bisnis utama SLR di sektor pertambangan dan logistik.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Kinerja keuangan SOLA di Semester I 2025:

​Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) menunjukkan kinerja yang sangat positif dan mengalami peningkatan signifikan pada semester I tahun 2025.
​Berikut adalah rincian kinerja keuangan perusahaan di Semester I-2025:
​Pendapatan: Perusahaan berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 100,02 miliar, meningkat tajam dari Rp 33,09 miliar pada periode yang sama di tahun 2024. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan di segmen perdagangan dan jasa konstruksi.
​Laba Kotor: Laba kotor perusahaan juga melonjak menjadi Rp 24,81 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan Rp 8,96 miliar di semester I-2024.
​Laba Bersih: Yang paling menonjol, Xolare RCR Energy berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi untung. Pada semester I-2025, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 10,1 miliar, berbanding terbalik dengan kerugian sebesar Rp 4,2 miliar yang dialami pada periode yang sama tahun sebelumnya.
​Kinerja positif ini menunjukkan bahwa strategi perusahaan dalam meningkatkan operasional dan ekspansi bisnis, terutama di sektor aspal dan proyek-proyek energi terbarukan, mulai membuahkan hasil. Peningkatan pendapatan dan laba bersih ini menjadi indikasi kuat bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat untuk pertumbuhan.

Ownership

Berdasarkan data dari RTI efektif 31 Jul 2025, PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) dapat dijelaskan sebagai berikut.
​Pemegang Saham Mayoritas dan Pengendali
​PT Energi Hijau Investama memegang 57,910% saham SOLA: Entitas ini adalah pemegang saham mayoritas dan pengendali utama perusahaan.
​Mochamad Bhadaiwi memegang 3,530% saham SOLA sekaligus sebagai Pengendali SOLA: Ia adalah sosok kunci di balik perusahaan. Mochamad Bhadaiwi menjabat sebagai Direktur Utama dan juga merupakan pemegang saham utama. Ia secara konsisten melakukan pembelian saham untuk meningkatkan porsi kepemilikannya.
​Pemegang Saham Signifikan Lainnya
​PT Xolabit Terminal Bitumen memegang 9,381% saham SOLA: Entitas ini memiliki kepemilikan saham yang signifikan.
​PT Asha Raharja Persada memegang 7,930% saham SOLA.

Imam Buchairi memegang 2,080% saham SOLA

Achmad Alwi,SH memegang 0,010% saham SOLA

DR Winardi Sani memegang 0,010% saham SOLA

Elvin Subiantoro memegang 0,010% saham SOLA
​Masyarakat (Publik) memegang 19,139% saham SOLA

​Secara keseluruhan, kendali PT Xolare RCR Energy Tbk berada di tangan PT Energi Hijau Investama, dengan Mochamad Bhadaiwi sebagai Direktur Utama dan pemegang saham utama yang memiliki pengaruh signifikan terhadap strategi dan operasional perusahaan.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *