PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) adalah perusahaan agroindustri kelapa sawit terintegrasi yang berkedudukan di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Emiten ini memiliki potensi yang menarik berkat diversifikasi bisnisnya dari hulu hingga hilir, terutama dalam produksi biodiesel.
Berikut adalah beberapa potensi utama dari JARR:
1. Integrasi Bisnis Kelapa Sawit dari Hulu ke Hilir:
Perkebunan Kelapa Sawit: JARR memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang signifikan. Hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini menguasai kebun kelapa sawit seluas 17.020 hektar di Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. Setelah merger dengan PT Jhonlin Agro Lestari (JAL) pada tahun 2023, luas hak bisnis JARR bertambah menjadi 27.000 hektar dengan rencana penanaman sekitar 22.000 hektar. Kebun yang lebih matang dari JAL juga diharapkan meningkatkan produktivitas.
Pabrik Pengolahan CPO: JARR memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit yang memproses Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO). Ini memastikan pasokan bahan baku yang stabil untuk produk hilir.
Pabrik Biodiesel (FAME): Ini adalah salah satu kekuatan utama JARR. Perusahaan ini memiliki pabrik biodiesel dengan kapasitas terpasang 1.500 ton per hari (sekitar 450.000 ton per tahun) yang telah beroperasi sejak September 2021. Biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) adalah komponen krusial untuk program biodiesel pemerintah Indonesia. JARR optimis penjualan FAME akan meningkat, dengan target 318.754 kiloliter (kl) pada tahun 2024.
Pabrik Minyak Goreng: JARR juga mengoperasikan pabrik minyak goreng dengan kapasitas terpasang 250 ton per hari, yang mampu memproduksi 160 ton minyak goreng per hari. Ini membantu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan menambah diversifikasi pendapatan.
Potensi Oleokimia: Meskipun fokus utama saat ini adalah biodiesel, CPO juga merupakan bahan baku penting untuk produk oleokimia. Potensi untuk pengembangan bisnis oleokimia di masa depan juga dapat dipertimbangkan.
2. Dukungan Program Biodiesel Nasional:
Indonesia memiliki program mandatori biodiesel (B30, dan potensi B40/B50) yang kuat untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menstabilkan harga CPO. JARR menjadi salah satu pemain kunci dalam memenuhi alokasi volume biodiesel pemerintah, seperti yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Pasar utama JARR untuk biodiesel adalah PT Pertamina Patra Niaga, PT Exxon Mobil Lubricant Indonesia, dan PT AKRA Korporindo Tbk.
3. Kinerja Keuangan yang Membaik:
JARR membukukan laba bersih yang signifikan pada Q2 2025 sebesar Rp 160,4 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 87,8 miliar. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja operasional dan profitabilitas.
Pendapatan perusahaan juga meningkat, dengan pendapatan di Q2 2025 mencapai Rp 2.040,9 miliar.
Valuasi perusahaan menunjukkan perbaikan. Rasio Price-to-Earnings (P/E) JARR telah menurun dari level tinggi sebelumnya, menunjukkan valuasi yang lebih wajar dan kepercayaan investor yang lebih besar terhadap stabilitas pendapatan di masa depan.
4. Pertumbuhan Berkelanjutan dan Diversifikasi:
JARR memiliki visi untuk menjadi perusahaan perkebunan terintegrasi terdepan yang menghasilkan nilai tambah secara berkelanjutan. Fokus pada praktik perkebunan yang baik (Good Agricultural Practice/GAP) juga menjadi perhatian perusahaan.
Diversifikasi produk dari CPO ke biodiesel dan minyak goreng memberikan perlindungan terhadap fluktuasi harga CPO.
Potensi pengembangan riset dan pengembangan (R&D) untuk inovasi produk dan efisiensi operasional juga menjadi kekuatan.
5. Kepemilikan dan Struktur Perusahaan:
PT Eshan Agro Sentosa memiliki 84,64% saham JARR. Ini menunjukkan kepemilikan yang terkonsentrasi.
Risiko yang Perlu Dipertimbangkan:
Volatilitas Harga CPO: Meskipun ada diversifikasi, harga CPO tetap menjadi faktor penting karena CPO adalah bahan baku utama.
Regulasi Pemerintah: Perubahan kebijakan terkait mandatori biodiesel atau ekspor kelapa sawit dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Kondisi Cuaca: Produksi kelapa sawit sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Persaingan: Industri kelapa sawit dan biodiesel memiliki persaingan yang ketat.
Utang: Laporan keuangan menunjukkan JARR memiliki short-term debt sebesar Rp 487,2 miliar dan long-term debt sebesar Rp 1.742,1 miliar pada Q2 2025. Rasio Debt/Equity sebesar 1,23 menunjukkan tingkat utang yang perlu dicermati, meskipun masih dalam batas wajar untuk industri dengan investasi modal tinggi.
Secara keseluruhan, JARR memiliki potensi yang kuat terutama berkat posisi strategisnya dalam industri kelapa sawit terintegrasi dan perannya dalam program biodiesel nasional. Peningkatan kinerja keuangan terbaru menunjukkan arah yang positif. Namun, seperti investasi lainnya, perlu dilakukan analisis mendalam terhadap laporan keuangan, manajemen, dan kondisi pasar secara berkelanjutan.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Kinerja Keuangan JARR di Semester I 2025
JARR menunjukkan kinerja keuangan yang sangat positif di Semester I 2025, dengan pertumbuhan yang signifikan pada laba bersih dan pendapatan. Berikut adalah rinciannya:
Laba Bersih Melesat
Laba bersih JARR mencapai Rp 160,39 miliar di Semester I 2025. Angka ini melambung 82,58% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 87,85 miliar.
Laba per saham dasar JARR juga meningkat menjadi Rp 17,38 pada akhir Juni 2025, dari sebelumnya Rp 9,52 pada akhir Juni 2024.
Pendapatan Penjualan Meningkat
Total penjualan JARR naik 18,6% YoY menjadi Rp 2,04 triliun di Semester I 2025, dibandingkan dengan Rp 1,72 triliun pada Semester I 2024.
Beban pokok penjualan juga terkerek 12,74% YoY menjadi Rp 1,74 triliun. Namun, peningkatan laba kotor menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan lebih cepat dari beban pokok penjualan.
Peningkatan Laba Operasional
Laba kotor JARR mencapai Rp 300,1 miliar, naik dari Rp 175,8 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Secara operasional, laba usaha JARR tercatat sebesar Rp 263,12 miliar, melonjak 81,36% dari periode yang sama tahun lalu.
Kontributor Utama Kinerja
Peningkatan kinerja ini didorong oleh pertumbuhan penjualan dari berbagai segmen bisnis JARR, dengan kontribusi terbesar dari:
Fatty Acid Methyl Ester (FAME) / Biodiesel: Penjualan FAME naik 11,43% YoY menjadi Rp 1,72 triliun, menyumbang sekitar 85% dari total penjualan perusahaan. Hal ini menunjukkan peran krusial JARR dalam program biodiesel nasional dan penyerapan dari pihak ketiga, terutama PT Pertamina Patra Niaga.
Minyak Goreng: Penjualan minyak goreng melonjak signifikan sebesar 129,73% menjadi Rp 47,23 miliar.
Palm Fatty Acid Distillate Crude: Penjualan produk ini naik 81,06% menjadi Rp 105,18 miliar.
Glycerine: Penjualan glycerine tumbuh 64,26% YoY menjadi Rp 111,44 miliar.
Posisi Keuangan
Total aset JARR per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp 4,03 triliun, sedikit menurun dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 4,1 triliun.
Total liabilitas berhasil ditekan 7,08% (year-to-date) menjadi Rp 2,23 triliun.
Di sisi lain, ekuitas perusahaan mengalami peningkatan menjadi Rp 1,81 triliun, naik dari Rp 1,70 triliun pada akhir tahun lalu.
Kas dan setara kas akhir periode meningkat menjadi Rp 543,47 miliar, naik dari Rp 234,38 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Prospek dan Strategi
Kinerja positif di Semester I 2025 menunjukkan bahwa strategi JARR dalam mengoptimalkan produksi biodiesel dan diversifikasi produk lainnya membuahkan hasil. Perusahaan juga fokus pada efisiensi biaya dan peningkatan margin. Dengan program mandatori biodiesel yang terus berjalan dan potensi peningkatan kapasitas produksi, JARR memiliki prospek yang menjanjikan ke depan.
Kaitan Haji Isam dengan Emiten JARR
Haji Isam, atau nama lengkapnya Andi Syamsuddin Arsyad, adalah sosok pengusaha terkemuka dari Kalimantan Selatan yang dikenal luas sebagai pendiri dan pemilik Jhonlin Group. JARR adalah salah satu entitas bisnis utama di bawah naungan Jhonlin Group yang bergerak di sektor agroindustri kelapa sawit dan, yang paling signifikan, produksi biodiesel.
Berikut adalah kaitan Haji Isam dengan saham JARR:
Pemilik dan Pengendali Utama: Haji Isam adalah pengendali utama Jhonlin Group, dan melalui anak perusahaannya, PT Eshan Agro Sentosa (EAS), ia memiliki kepemilikan mayoritas di JARR. Sebelum JARR melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2022, Haji Isam melalui EAS menguasai sekitar 99,1% saham JARR. Setelah IPO, kepemilikan EAS tetap menjadi mayoritas, sekitar 84,64% (data akhir Juni 2025). Ini menjadikan JARR secara luas dikenal sebagai “emiten milik Haji Isam”.
Pendiri dan Visi Bisnis: JARR didirikan sebagai bagian dari diversifikasi bisnis Jhonlin Group dari awalnya yang fokus pada pertambangan batu bara. Haji Isam memiliki visi untuk mengembangkan bisnis kelapa sawit secara terintegrasi, dari perkebunan hingga pengolahan CPO dan, yang terpenting, produksi biodiesel. Pabrik biodiesel JARR yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2020 adalah bukti komitmen Haji Isam terhadap bisnis ini.
Pengaruh dalam Manajemen: Meskipun Haji Isam tidak menjabat sebagai direksi langsung di JARR, pengaruhnya sangat kuat dalam arah strategis perusahaan. Bahkan, anaknya, Jhony Saputra, yang masih muda, menjabat sebagai Komisaris Utama JARR sejak tahun 2022, menunjukkan kontrol keluarga yang kuat atas perusahaan.
Reputasi dan Koneksi Bisnis: Reputasi dan koneksi bisnis Haji Isam, terutama dalam lingkaran pemerintahan dan bisnis nasional, secara tidak langsung juga memengaruhi persepsi dan kinerja JARR. Misalnya, JARR menjadi salah satu pemain kunci dalam program mandatori biodiesel pemerintah, dan mendapatkan kontrak besar dari Pertamina Patra Niaga. Kedekatan Haji Isam dengan tokoh-tokoh politik tertentu, seperti yang pernah disebut sebagai timses Jokowi-Ma’ruf Amin dan hubungannya dengan menteri/wakil menteri di kabinet Prabowo-Gibran (seperti Amran Sulaiman, Dudy Purwagandhi, dan Sulaiman Umar yang merupakan kerabat atau orang dekatnya), sering dikaitkan dengan pergerakan saham JARR.
Pengembangan Bisnis Lain: Selain JARR, Jhonlin Group juga memiliki berbagai lini bisnis lain seperti pertambangan batu bara (Jhonlin Baratama), transportasi udara (Jhonlin Air Transport), perkapalan (Jhonlin Marine), dan agrobisnis lainnya. Hal ini menunjukkan kekuatan konglomerasi Jhonlin Group yang secara keseluruhan dipimpin oleh Haji Isam.
Singkatnya, Haji Isam adalah figur sentral di balik keberadaan dan operasional PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR). Ia adalah pemilik dan pengendali utama yang membentuk strategi dan visi perusahaan, menjadikannya salah satu emiten kelapa sawit dan biodiesel terkemuka di Indonesia.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca