Lotte Chemical Indonesia merupakan bagian dari konglomerat Korea Selatan, Lotte Group, yang bergerak di industri petrokimia.
Detail proyek investasi Lotte Chemical di Indonesia:
Proyek Utama: Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project)

Target Kapasitas Produksi Tahunan
Proyek ini dirancang untuk memproduksi berbagai produk petrokimia strategis yang menjadi bahan baku utama bagi berbagai industri hilir, seperti plastik, otomotif, elektronik, dan alat kesehatan.
Ethylene: 1.000 kiloton per tahun (kTA)
Propylene: 520 kTA
Polypropylene: 350 kTA
Butadiene: 140 kTA
BTX (Benzene, Toluene, Xylene): 400 kTA
Proyek LINE (Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project) dengan investasi sekitar USD 4 miliar (sekitar Rp 64 triliun) adalah Proyek Strategis Nasional. Kehadiran pabrik petrokimia terbesar se-Asia Tenggara ini memberikan dampak signifikan, baik secara ekonomi makro maupun lokal di Cilegon, Banten.
Berikut ringkasan dampak investasi Lotte Chemical di Indonesia:
1. Dampak terhadap Industri Hilir (Substitusi Impor)
Dampak paling penting dari LCI adalah pada kemandirian industri nasional:

2. Dampak terhadap Ketenagakerjaan dan Ekonomi Lokal
Proyek ini memberikan dorongan besar bagi lapangan kerja, khususnya di Cilegon dan sekitarnya:
Penciptaan Lapangan Kerja: Proyek LINE secara keseluruhan diperkirakan mampu menyerap sekitar 40.000 tenaga kerja (baik langsung maupun tidak langsung) selama tahap konstruksi hingga operasional penuh.
Transfer Teknologi dan SDM: Sebagai fasilitas berteknologi tinggi, LCI mendorong transfer teknologi dari Korea Selatan ke Indonesia dan meningkatkan kualitas serta kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal melalui pelatihan dan sertifikasi.
Peningkatan Ekonomi Daerah: Kehadiran investasi raksasa ini meningkatkan permintaan tenaga kerja industri, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi penyesuaian upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan menggerakkan sektor pendukung lainnya di Banten.
3. Dampak terhadap Infrastruktur
Untuk mendukung operasi pabrik bersekala besar ini, LCI juga mendorong pembangunan infrastruktur pendukung:
Infrastruktur Logistik: Pembangunan fasilitas pendukung seperti jetty (dermaga) khusus untuk mempermudah akses supply chain bahan baku curah dari kapal ke tangki penyimpanan, serta untuk pengiriman produk jadi.
Dukungan Energi: LCI membutuhkan pasokan energi yang sangat besar, mendorong penyedia utilitas (seperti PLN untuk listrik) untuk memastikan pasokan yang prima dan stabil ke kawasan industri di Cilegon.
Singkatnya, investasi Lotte Chemical tidak hanya tentang pabrik, tetapi juga tentang pembangunan ekosistem industri terintegrasi yang dirancang untuk mengamankan pasokan bahan baku strategis, menghemat devisa negara, dan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja.
Sejarah Lotte Chemical di Indonesia
Kehadiran Lotte Chemical di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang melalui proses akuisisi dan perubahan nama:
1988=>Pendirian PT Petrokimia Nusantara Interindo (PENI)=> Perusahaan petrokimia pertama di Indonesia yang memproduksi polyethylene.
1993=> Pabrik PENI diresmikan => Mulai beroperasi di Cilegon, Banten.
2003=> Saham perusahaan diakuisisi=> Indika Group mengakuisisi saham dari pemegang saham sebelumnya (BP, Mitsui, Sumitomo), lalu menjual kepemilikannya ke Titan Petchem (M) SDN Bhd (anak perusahaan Titan Chemicals Corp Sdn. Bhd. Malaysia).
2010=> Akuisisi oleh Honam Petrochemical => Honam Petrochemical Corp (Korea Selatan), yang merupakan bagian dari Lotte Group, mengakuisisi mayoritas saham Titan Chemicals Corp. Sdn. Bhd. Malaysia. Akuisisi ini secara efektif membawa perusahaan ke dalam naungan Lotte Group.
2013=> Perubahan Nama=> Perusahaan (yang sebelumnya bernama PT Titan Kimia Nusantara Tbk) resmi berganti nama menjadi PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI)
Saat Ini=> Entitas Anak Perusahaan=> PT Lotte Chemical Titan Tbk menjalankan bisnis perdagangan dan memiliki anak perusahaan pabrik (yang saat ini lebih dikenal sebagai PT Lotte Chemical Titan Nusantara).
Jadi, Lotte Group (melalui anak perusahaannya Honam Petrochemical) secara resmi masuk dan menguasai bisnis petrokimia di Indonesia pada tahun 2010.
Produk yang Sudah Diproduksi Saat Ini (Sebelum Proyek LINE)
Saat ini, sebelum Proyek LINE beroperasi komersial penuh, Lotte Chemical Titan (Indonesia) telah menjadi produsen penting untuk produk polimer dasar:
Polietilena Masa Jenis Tinggi (HDPE) => Titanvene®, Titanex® => Kantong belanja (carrier bag), kemasan makanan dan industri, kontainer blow molded besar (jerigen, tangki air), tali, jaring, dan pipa non-tekanan.
Polietilena Linier Masa Jenis Rendah (LLDPE) => Titanzex® => Berbagai jenis film (lapisan, stretch film), kantong tugas berat (heavy duty bags), geomembrane (lapisan kedap air), dan mainan.
Polietilena Masa Jenis Rendah (LDPE) => Berbagai film umum, shrink wrap, pelapis (coating) untuk semua substrat, injection molding (tutup, perkakas rumah tangga).
Secara ringkas, produk yang sudah diproduksi Lotte Chemical Titan saat ini adalah berbagai jenis bijih plastik (Polimer) yang digunakan sebagai bahan baku untuk hampir semua barang berbahan dasar plastik di kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Proyek LINE yang sedang dibangun dan direncanakan beroperasi penuh pada 2025 akan memproduksi bahan baku yang lebih dasar lagi (Ethylene, Propylene, Butadiene, Benzene, dll.) yang kemudian akan diolah menjadi produk polimer yang lebih hilir, termasuk yang sudah diproduksi saat ini, sehingga menjadikan operasi mereka lebih terintegrasi dan mandiri.
Ownership
Pemilik utama atau pengendali dari Lotte Chemical Indonesia adalah Lotte Group dari Korea Selatan.
Berikut rincian struktur kepemilikan sahamnya melalui entitas yang tercatat di Indonesia:
🇰🇷 Pemilik Utama (Induk Perusahaan)
Lotte Chemical Corporation (LCC): Ini adalah perusahaan induk global di Korea Selatan yang berada di bawah naungan konglomerat Lotte Group.
Entitas Pemegang Saham Mayoritas di Indonesia
Lotte Chemical beroperasi di Indonesia melalui dua entitas utama, salah satunya adalah perusahaan publik:
1. PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI)
Ini adalah entitas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham FPNI.
92,50% saham FPNI dikuasai Lotte Chemical Titan International Sdn. Bhd. Ini adalah anak perusahaan/entitas dari Lotte Chemical Group (Malaysia).
7,50% Saham FPNI dikuasai Masyarakat (Publik)
2. Lotte Chemical Indonesia (LCI)
Proyek besar LINE Project (pabrik petrokimia USD 4 Miliar di Cilegon) dijalankan oleh entitas yang secara operasional lebih dikenal sebagai PT Lotte Chemical Indonesia, yang juga berada di bawah kendali Lotte Chemical Corporation. Lotte Chemical Corporation memberikan dukungan penuh (teknologi, finansial, dan manajemen) untuk proyek investasi raksasa ini. Pada proyek besar ini, Lotte Chemical juga sempat menawarkan kepemilikan saham kepada pihak Indonesia:
Lotte Chemical sempat menawarkan kepemilikan saham sebesar 35% kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk Proyek LINE ini sebagai upaya kemitraan dengan entitas pemerintah Indonesia.
Secara ringkas, Lotte Group dari Korea Selatan, melalui anak perusahaannya Lotte Chemical Corporation, adalah pemilik dan pengendali utama seluruh operasi dan proyek investasi Lotte Chemical di Indonesia.
Di pasar petrokimia Indonesia, terutama untuk produk hulu (seperti Ethylene, Propylene, dan Polyethylene), kompetitor utama Lotte Chemical Indonesia (LCI) adalah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Keduanya merupakan pemain utama yang berinvestasi besar-besaran untuk mengurangi ketergantungan impor petrokimia di Indonesia.
Berikut adalah perbandingan Lotte Chemical Indonesia dengan kompetitor utamanya, Chandra Asri, dengan fokus pada proyek besar hulu mereka:
Perbandingan Kompetitor Utama Petrokimia Indonesia
Proyek Ekspansi Utama:
LCI: LINE Project (Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project)
TPIA: CAP2 (Chandra Asri Perkasa 2) / Chandra Asri Second Complex
Asal Perusahaan:
LCI: Induk Lotte Group (Korea Selatan)
TPIA: Barito Pacific Group (Indonesia) & SCG Chemicals (Thailand)
Lokasi Proyek:
LCI: Cilegon, Banten
TPIA: Cilegon, Banten (berdampingan dengan pabrik eksisting)
Nilai Investasi:
LCI: Sekitar $4 miliar USD
TPIA: Sekitar $5 miliar USD (diperkirakan)
Status Operasi Utama (Cracker):
LCI: Target operasi komersial penuh: Oktober 2025
TPIA: Target operasi komersial penuh: 2027
Kapasitas Produksi Ethylene:
LCI: 1.000 kTA (kiloton per tahun)
TPIA: 1.100 kTA (sebagai tambahan dari kapasitas eksisting)
Total Kapasitas Ethylene (Pasca-Proyek):
LCI: 1.000 kTA (LCI memulai dengan proyek baru ini)
TPIA: Sekitar 2.100 kTA (Kapasitas eksisting 1.000 kTA + CAP2 1.100 kTA)
Tujuan Strategis:
LCI: Memperkuat kehadiran Lotte di pasar Asia Tenggara dan melakukan substitusi impor 70% di Indonesia.
LCI: Menjadi produsen petrokimia terintegrasi terkemuka di Indonesia dan menargetkan pasar regional.
Catatan: Angka-angka di atas fokus pada kapasitas hulu utama (Ethylene), yang merupakan bahan baku dasar bagi industri plastik. kTA= Kilo ton per tahun
Poin Kunci Persaingan
1. Skala dan Integrasi
Chandra Asri (TPIA): Saat ini merupakan pemain dominan dengan kompleks petrokimia yang sudah beroperasi dan terintegrasi penuh. Dengan selesainya Proyek CAP2, mereka akan memiliki total kapasitas Ethylene terbesar di Indonesia (lebih dari 2 juta ton).
Lotte Chemical (LCI): Proyek LINE adalah langkah masif untuk membangun kompleks Naphtha Cracker pertama mereka dari nol (di luar fasilitas Polimer eksisting). Setelah proyek ini selesai, LCI akan langsung menjadi produsen Ethylene terbesar kedua dan mampu secara signifikan mengancam dominasi impor.
2. Ketersediaan Produk
Kedua perusahaan bersaing di produk hilir yang sudah diproduksi (seperti Polyethylene dan Polypropylene).
Proyek-proyek baru ini (LINE dan CAP2) akan memungkinkan keduanya untuk bersaing lebih ketat di tingkat bahan baku hulu (Ethylene, Propylene) dan produk baru seperti Benzene, Toluene, Xylene (BTX).
3. Dampak terhadap Pasar Nasional
Persaingan antara LCI dan TPIA sangat sehat karena keduanya secara kolektif akan meningkatkan kapasitas produksi nasional secara drastis. Hal ini akan:
Menurunkan Impor: Target pemerintah agar impor petrokimia turun minimal 50% akan tercapai.
Efisiensi Biaya: Skala produksi yang lebih besar dari kedua raksasa ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi biaya yang membuat produk lokal lebih kompetitif dibandingkan produk impor.
Secara keseluruhan, Proyek LINE Lotte Chemical adalah penantang besar terhadap Chandra Asri, dan persaingan keduanya akan menjadi motor penggerak utama bagi kemandirian industri petrokimia Indonesia.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com