Emiten yang diuntungkan jika terjadi Perubahan Metode Perhitungan MSCI

Perubahan metodologi yang diusulkan oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) berfokus pada cara penghitungan Free Float (saham yang bebas diperdagangkan) bagi emiten Indonesia. ​Metode baru ini cenderung lebih ketat dan menggunakan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk mendapatkan gambaran kepemilikan yang lebih rinci.
Secara umum, perubahan ini berdampak pada penurunan bobot emiten di indeks MSCI secara keseluruhan. Dengan demikian, emiten yang diuntungkan secara langsung oleh perubahan metode ini sangat terbatas, bahkan cenderung sedikit. Emiten yang diuntungkan adalah mereka yang bobot free float-nya (kepemilikan publik) justru dinilai lebih tinggi berdasarkan perhitungan KSEI, atau mereka yang baru masuk indeks.
​Berikut adalah detail mengenai emiten yang diuntungkan dan yang berisiko merugi akibat perubahan ini:
​1. Fokus Perubahan Metode MSCI
​MSCI berencana menerapkan metodologi baru ini pada review indeks bulan Mei 2026, setelah berkonsultasi dengan pelaku pasar hingga akhir Desember 2025.

Sumber Data Baru => menggunakan Monthly Holding Composition Report dari KSEI sebagai tambahan acuan. Menciptakan perhitungan free float yang lebih akurat dan konservatif.

Kriteria Non-Free Float => Saham dalam bentuk fisik (scrip shares) dan kepemilikan yang diklasifikasikan sebagai “Korporasi” atau “Lain-lain” dalam data KSEI akan dianggap sebagai Non-Free Float. Banyak saham yang sebelumnya dianggap milik publik kini dianggap terkonsentrasi.

Prinsip Perhitungan => Free Float akhir akan diambil dari nilai terendah antara perhitungan berdasarkan data keterbukaan informasi emiten dan perhitungan berdasarkan data KSEI. Memperkecil bobot saham di Indeks MSCI.

2. Emiten yang Berpotensi “Diuntungkan” (Relatif)
Emiten yang diuntungkan dari skenario ini bukanlah karena perhitungannya menjadi longgar, melainkan karena mereka memiliki struktur kepemilikan yang sudah terdesentralisasi (tinggi free float-nya) atau karena mereka baru masuk ke indeks, sehingga pembelian masif dari dana indeks akan terjadi.
​Emiten yang diuntungkan adalah mereka yang masuk atau naik kelas (promosi) dalam rebalancing terbaru (sebelum aturan baru berlaku sepenuhnya di Mei 2026), di mana potensi inflow dana asing akan terjadi.
​Emiten Masuk/Promosi (Contoh Terbaru dari Review Agustus 2025):
​PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA): Masuk ke MSCI Global Standard Indexes.
​PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): Masuk ke MSCI Global Standard Indexes.
​PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) belum masuk Indeks MSCI: Saham ini dan kelompok usahanya menjadi sorotan karena struktur kepemilikannya yang semakin memenuhi syarat GIMI (Global Investable Market Index).
​Keuntungan (Inflow): Saham-saham yang baru masuk, seperti DSSA dan CUAN, akan mendapat pembelian masif dari dana kelolaan (ETF/Reksadana) yang mengacu pada indeks MSCI, sehingga mendorong kenaikan harga dan likuiditas.

​3. Emiten yang Berpotensi “Dirugikan” (Risiko Penurunan Bobot)
​Justru, dampak utama dari perubahan metode ini adalah negatif bagi mayoritas emiten Indonesia, terutama yang memiliki kepemilikan terkonsentrasi. Saham-saham ini berisiko kehilangan bobot (weighting) atau bahkan dikeluarkan (delisting) dari indeks MSCI.
​Emiten yang paling berisiko adalah emiten dengan kapitalisasi pasar besar yang memiliki struktur kepemilikan terpusat (disebut juga saham-saham konglomerat atau group).
​Emiten Berisiko Tinggi Didepak/Penurunan Bobot Signifikan (Contoh):
​PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
​PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
​PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
​Kelompok Saham Konglomerat: Beberapa saham yang terafiliasi dengan konglomerat besar berisiko mengalami penurunan bobot signifikan karena perhitungan free float menjadi lebih ketat.

​Perubahan metode MSCI ini bertujuan untuk memastikan bahwa bobot suatu negara di indeks global benar-benar mencerminkan porsi saham yang bebas dan mudah diperdagangkan oleh investor global.
​Yang Diuntungkan: Emiten yang baru masuk indeks (seperti DSSA, CUAN pada review terakhir) atau emiten yang memang memiliki free float yang tinggi dan transparan.
​Yang Dirugikan: Emiten dengan kepemilikan terkonsentrasi di tangan kelompok korporasi/konglomerat yang bobotnya akan diturunkan secara signifikan di indeks MSCI, berpotensi memicu outflow (penjualan) dana asing.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *