Doughnut Economics (Ekonomi Donat)?

Doughnut Economics (Ekonomi Donat) adalah kerangka kerja ekonomi yang dikembangkan oleh ekonom asal Inggris, Kate Raworth, pada tahun 2012. Konsep ini menantang pemikiran ekonomi tradisional yang berfokus pada pertumbuhan PDB tanpa batas. Alih-alih mengejar pertumbuhan yang terus menanjak, Raworth mengusulkan agar tujuan ekonomi adalah membawa umat manusia ke dalam “ruang yang aman dan adil” yang berbentuk seperti Donat.
​1. Struktur “Donat”: Dua Batas Penting
​Konsep ini divisualisasikan melalui dua lingkaran konsentris:
​A. Lubang di Tengah (Dasar Sosial)
​Bagian tengah yang kosong melambangkan kekurangan yang harus dihindari. Agar manusia hidup layak, kita harus memenuhi 12 kebutuhan dasar yang diambil dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, seperti:
​Pangan, air bersih, dan energi.
​Kesehatan dan pendidikan.
​Kesetaraan gender dan keadilan sosial.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, manusia jatuh ke dalam “lubang” kemiskinan dan penderitaan.
​B. Lingkaran Luar (Langit-langit Ekologis)
​Lingkaran luar mewakili batas-batas planet bumi (9 Planetary Boundaries) yang tidak boleh dilampaui agar ekosistem tetap stabil. Jika kita melampauinya, kita akan merusak bumi melalui:
​Perubahan iklim (emisi karbon berlebih).
​Hilangnya keanekaragaman hayati.
​Polusi kimia dan pengasaman samudra.
​C. Daging Donat (Ruang Aman dan Adil)
​Inilah area “hijau” di mana kebutuhan manusia terpenuhi tanpa merusak planet. Tujuan dari Ekonomi Donat adalah menjaga aktivitas ekonomi tetap berada di dalam daging donat ini.

​2. Pergeseran Paradigma: Neoliberal vs. Donat

Dari aspek

Tujuan:

Ekonomi Neoliberal=> Pertumbuhan PDB yang tak terbatas.

Ekonomi Donat=> Keseimbangan (Equilibrium) & Kesejahteraan.

Bentuk Kurva:

Ekonomi Neoliberal=> Garis panah naik terus ke atas.

Ekonomi Donat=> Lingkaran yang seimbang (Donat).

Fokus:

Ekonomi Neoliberal=> Efisiensi pasar dan konsumsi.

Ekonomi Donat=> Regenerasi alam dan redistribusi kekayaan.

Pandangan Alam:

Ekonomi Neoliberal=> Sumber daya gratis untuk diolah.

Ekonomi Donat=>  Sistem penopang hidup yang terbatas.

3. Dua Prinsip Utama dalam Implementasi
​Untuk mencapai “Donat”, Raworth menekankan dua desain ekonomi baru:
​Distributif secara Desain: Kekayaan, waktu, dan kekuasaan tidak boleh menumpuk di tangan 1% populasi. Ekonomi harus dirancang agar nilai yang dihasilkan tersebar luas (misalnya melalui koperasi atau akses terbuka terhadap teknologi).
​Regeneratif secara Desain: Kita harus meninggalkan sistem “Ambil-Buat-Buang” (linear) dan beralih ke Ekonomi Sirkular. Produk harus dirancang untuk digunakan kembali, diperbaiki, dan didaur ulang sehingga tidak ada limbah yang merusak batas ekologis.

Doughnut Economics mengajarkan bahwa ekonomi yang sukses bukanlah yang paling cepat tumbuh, melainkan yang paling mampu membuat manusia hidup sejahtera dalam batas kemampuan bumi.

Kate Raworth berargumen bahwa ketimpangan sosial dan kerusakan alam bukanlah “efek samping” yang tidak sengaja, melainkan hasil dari desain sistem ekonomi yang salah. Oleh karena itu, Raworth menegaskan bahwa ekonomi masa depan harus dirancang dengan dua prinsip utama: Distributif secara Sengaja (Distributive by Design) dan Regeneratif secara Sengaja (Regenerative by Design).
​Berikut adalah penjelasan rincinya:
​1. Mendahulukan Pemerataan (Distributive by Design)
​Dalam ekonomi neoliberal, ada mitos bahwa kekayaan akan “menetes ke bawah” (trickle-down effect). Raworth menolak ini. Ia berpendapat bahwa pasar cenderung mengonsentrasikan kekayaan pada segelintir orang.
​Apa yang harus dirancang secara sengaja?
​Distribusi Kepemilikan: Bukan hanya mendistribusikan pendapatan (lewat pajak), tetapi mendistribusikan sumber kekayaan. Contohnya: kepemilikan saham karyawan di perusahaan, koperasi energi komunitas, atau akses terbuka terhadap data dan teknologi (open source).
​Demokratisasi Keuangan: Mendesain sistem perbankan agar lebih memprioritaskan kredit pada sektor produktif akar rumput dan UMKM, bukan hanya korporasi raksasa.
​Investasi pada Manusia: Memastikan setiap orang memiliki akses ke layanan dasar (seperti proyek Plasma Darah di Indonesia untuk kesehatan) sebagai hak, bukan komoditas.
​2. Bersifat Ramah Alam (Regeneratif by Design)
​Ekonomi saat ini bersifat Degeneratif, yaitu mengambil bahan alam, mengolahnya, memakainya, lalu membuangnya menjadi limbah (Take-Make-Use-Lose). Raworth berpendapat kita harus meniru siklus hidup alam.
​Apa yang harus dirancang secara sengaja?
​Siklus Tertutup (Sirkular): Produk harus dirancang agar bisa diperbaiki, digunakan kembali, dan materialnya dikembalikan ke alam atau industri tanpa menjadi sampah.
​Memperbaiki Alam: Bukan sekadar “mengurangi kerusakan”, tapi secara aktif memulihkan ekosistem. Contoh: Pertanian yang memperkaya nutrisi tanah kembali, bukan mengurasnya dengan kimia.
​Energi Terbarukan: Menggeser seluruh mesin ekonomi untuk ditenagai oleh energi matahari, angin, dan air yang tidak pernah habis.

Amsterdam adalah kota pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi model Ekonomi Donat (pada April 2020) sebagai kerangka kerja utama untuk pemulihan kota pasca-pandemi dan visi jangka panjang mereka.
​Berikut bagaimana Amsterdam menerapkan konsep ini secara nyata:
​1. Kebijakan “Circular Amsterdam 2020-2025”
​Amsterdam menargetkan untuk menjadi kota ekonomi sirkular penuh pada tahun 2050. Untuk mencapainya, mereka fokus pada tiga sektor utama:
​Pangan & Limbah Organik: Memastikan sisa makanan tidak terbuang tetapi diolah kembali menjadi kompos atau energi, serta memperpendek rantai pasok makanan lokal.
​Produk Konsumen: Mendorong budaya perbaikan (repair) daripada membeli baru. Kota ini memfasilitasi banyak “Repair Cafes” di berbagai sudut kota.
​Konstruksi: Mewajibkan penggunaan bahan bangunan yang dapat didaur ulang dan menerapkan “paspor material” untuk setiap gedung baru agar materialnya bisa digunakan kembali di masa depan.
​2. Monitoring Melalui “City Portrait
​Amsterdam tidak lagi hanya memantau statistik ekonomi seperti pengangguran atau pertumbuhan pendapatan. Mereka membuat “Potret Kota” yang membagi indikator menjadi empat dimensi:
​Sosial Lokal: Apakah warga Amsterdam memiliki akses ke perumahan yang terjangkau dan kesehatan?
​Ekologi Lokal: Apakah ekosistem sekitar Amsterdam (seperti sungai Amstel) sehat?
​Sosial Global: Apakah produk yang dibeli warga Amsterdam diproduksi secara adil (bebas perbudakan) di tempat lain?
​Ekologi Global: Berapa besar jejak karbon warga Amsterdam terhadap pemanasan global?
​3. Contoh Tindakan Nyata: Perumahan Berkelanjutan
​Di Amsterdam, saat membangun distrik baru, pengembang tidak hanya dinilai dari harga penawarannya. Pemerintah memberikan izin kepada pengembang yang bisa membuktikan bahwa bangunan mereka:
​Menggunakan kayu (material terbarukan) alih-alih beton/baja (karbon tinggi).
​Memiliki panel surya dan sistem penampungan air hujan.
​Menyediakan ruang hijau komunal untuk menjaga interaksi sosial (memenuhi dasar sosial).

Perbandingan Hasil: Model Lama vs Model Donat Amsterdam

Indikator

Kriteria Keberhasilan:

Model Lama (Neoliberal) => Laba maksimal dari penjualan lahan.

Model Donat Amsterdam=> Keseimbangan antara kebutuhan hunian & kelestarian alam.

Limbah:

Model Lama (Neoliberal) => Dibuang ke TPA (Linear).

Model Donat Amsterdam=> Dikelola sebagai sumber daya baru (Sirkular).

Hubungan Warga:

Model Lama (Neoliberal) => Individualis & Konsumtif.

Model Donat Amsterdam=> Kolaboratif & Berbagi (Sharing Economy).

Dampak Global:

Model Lama (Neoliberal) => “Bukan urusan kami”.

Model Donat Amsterdam=> Memastikan konsumsi kota tidak merusak alam di belahan bumi lain.

Pelajaran untuk Indonesia
​Amsterdam membuktikan bahwa Ekonomi Donat bukan sekadar teori akademis, melainkan bisa menjadi panduan operasional.
​Di Jakarta/IKN: Konsep ini bisa diterapkan dalam pengelolaan sampah plastik atau pembangunan gedung hijau.
​Di Sektor Finansial (BBCA/BMRI): Bank bisa mulai memberikan kredit dengan bunga lebih rendah bagi perusahaan yang sudah masuk ke dalam “ruang aman donat” (berdasarkan rating ESG).

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *