Memasuki tahun 2026, persaingan antara Superbank (SUPA) dan Bank Jago (ARTO) telah menjadi kiblat baru sektor perbankan digital Indonesia. Jika ARTO unggul dalam ekosistem GoTo, maka SUPA adalah penantang kuat dengan dukungan konsorsium “Empat Raksasa” (EMTK, Grab, Singtel, KakaoBank).
Berikut perbandingan rasio efisiensi dan performa berdasarkan data terbaru Desember 2025:
1. Perbandingan Rasio Keuangan Utama
Rasio Keuangan
NIM (Net Interest Margin):
Superbank (SUPA)=> 8,5% – 10%
Bank Jago (ARTO)=> 7,0% – 8,2%
SUPA Unggul. Fokus pada kredit mikro ekosistem Grab/Bukalapak memberikan margin bunga lebih tinggi.
BOPO (Biaya Operasional):
Superbank (SUPA)=> 85% – 90%
Bank Jago (ARTO)=> 75% – 82%
ARTO Lebih Efisien. Sebagai pemain lama, infrastruktur ARTO sudah lebih matang, sementara SUPA masih tinggi di biaya IT & integrasi.
CASA Ratio (Dana Murah) :
Superbank (SUPA)=> 55%
Bank Jago (ARTO)=> 68%
ARTO Unggul. Integrasi dompet digital di ekosistem GoTo masih sangat dominan dalam menghimpun dana murah nasabah.
NPL (Kredit Bermasalah):
Superbank (SUPA)=> 1,8%
Bank Jago (ARTO)=> 2,2%
SUPA Unggul. Teknologi credit scoring dari KakaoBank terbukti sangat presisi dalam menekan risiko gagal bayar.
2. Analisis Keunggulan Strategis
Superbank (SUPA): Si “Pendatang Baru” yang Agresif
Keunggulan: Memiliki akses ke data perilaku belanja (Bukalapak) + transportasi (Grab) + telekomunikasi (Singtel). Ini membuat profiling nasabah sangat akurat.
Strategi 2026: Memanfaatkan fitur embedded finance di aplikasi Grab, sehingga nasabah tidak merasa sedang “menggunakan bank”, tapi sedang melakukan aktivitas harian yang terintegrasi layanan keuangan.
Bank Jago (ARTO): Si “Petahana” yang Stabil
Keunggulan: Kedalaman integrasi dengan ekosistem GoTo (Gojek, Tokopedia, GoPay) sudah sangat organik.
Strategi 2026: Fokus pada pengelolaan kekayaan (Wealth Management) dan kemitraan dengan banyak aplikasi lending pihak ketiga.
3. Dampak bagi Investor (EMTK vs GOTO)
Bagi Pemegang Saham EMTK: Investasi di SUPA memberikan “bantalan” pertumbuhan baru saat sektor media konvensional melambat. SUPA diproyeksikan mulai memberikan kontribusi laba bersih yang signifikan ke konsolidasi EMTK pada akhir 2026 atau awal 2027.
Bagi Pemegang Saham GOTO: Kinerja ARTO tetap menjadi tulang punggung nilai valuasi ekosistem keuangan mereka. Namun, penetrasi SUPA di segmen mikro Grab mulai menggerus sebagian pangsa pasar ARTO di sektor lending.
Siapa yang Lebih Unggul?
Secara Efisiensi (BOPO), Bank Jago (ARTO) masih memimpin karena skala ekonomis yang sudah terbentuk. Namun, secara Profitabilitas Masa Depan (NIM) dan Manajemen Risiko (NPL), Superbank (SUPA) menunjukkan potensi yang lebih “buas” berkat teknologi KakaoBank.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini: