PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melalui anak usahanya, BUMA Australia, berhasil mengamankan perpanjangan kontrak jangka panjang untuk tambang Blackwater di Queensland, Australia.
Berikut poin-poin penting dari perpanjangan kontrak tersebut:
1. Nilai dan Durasi Kontrak
Nilai Kontrak sekitar AUD 740 juta atau setara dengan kurang lebih Rp 8,2 triliun. Kontrak diperpanjang hingga Juni 2030.
Mitra Kontrak: Blackwater Operations Pty Ltd, yang merupakan anak usaha dari Whitehaven Coal Mining Limited.
2. Lingkup Pekerjaan
BUMA Australia akan terus menyediakan jasa pertambangan berupa pre-strip mining services. Tambang Blackwater sendiri merupakan salah satu tambang batu bara metalurgi (coking coal) terbesar dan paling kompleks di Australia. Batu bara metalurgi adalah bahan baku utama dalam pembuatan baja, yang permintaannya cenderung lebih stabil dibandingkan batu bara termal untuk pembangkit listrik.
3. Dampak bagi DOID di Tahun 2026
Perpanjangan ini memberikan dampak strategis yang signifikan bagi DOID:
Visibilitas Pendapatan: Mengamankan arus kas (cash flow) perusahaan hingga 5 tahun ke depan.
Diversifikasi Geografis: Memperkuat posisi DOID di pasar Australia. Saat ini, kontribusi pendapatan dari operasional di Australia menjadi penyeimbang penting bagi operasional mereka di Indonesia.
Reputasi Tier-1: Bekerja sama dengan Whitehaven Coal (perusahaan tambang besar di Australia) membuktikan bahwa DOID (via BUMA) memiliki standar operasional kelas dunia.
4. Konteks Bisnis
Kontrak ini merupakan kelanjutan dari hubungan yang sudah terjalin sebelumnya. Whitehaven Coal baru saja mengakuisisi tambang Blackwater dari BHP Mitsubishi Alliance (BMA), dan keputusan mereka untuk memperpanjang kontrak dengan BUMA menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap performa kerja DOID selama ini.
Perpanjangan kontrak ini merupakan “sentimen booster” bagi saham DOID di penghujung 2025 dan awal 2026. Dengan kontrak senilai Rp 8,2 triliun ini, risiko ketidakpastian pendapatan DOID berkurang secara signifikan. Secara valuasi, kontrak jumbo ini mendukung proyeksi laba bersih yang lebih stabil di tahun-tahun mendatang.
Perpanjangan kontrak DOID di Australia senilai Rp 8,2 triliun menjadi katalis kuat yang membedakan pergerakan harganya dengan kompetitor di sektor kontraktor tambang lainnya.
Perbandingan pergerakan dan respon pasar terhadap DOID, ADMR (Adaro Minerals), dan UNTR (United Tractors) pasca berita tersebut:
Perbandingan Respon Pasar & Sentimen
Emiten Respon Harga Saham (Pasca Berita)
DOID
Respon Harga Saham (Pasca Berita)=> Menguat Signifikan (+5-8%)
Faktor Penggerak Utama 2026=> Perpanjangan kontrak Blackwater & efisiensi operasional BUMA Australia.
Hubungan dengan Harga Baja/Batu Bara=> Sangat sensitif terhadap permintaan Baja (karena memproduksi coking coal).
ADMR
Respon Harga Saham (Pasca Berita)=> Konsolidasi / Sideways
Faktor Penggerak Utama 2026=> Ekspansi proyek Smelter Aluminium di Kalimantan Utara.
Hubungan dengan Harga Baja/Batu Bara=> Bergantung pada harga Aluminium & Proyek Hilirisasi.
UNTR
Respon Harga Saham (Pasca Berita)=> Stabil / Defensif
Faktor Penggerak Utama 2026=> Penjualan alat berat Komatsu & ekspansi ke tambang Emas dan Nikel.
Hubungan dengan Harga Baja/Batu Bara=> Bergantung pada harga Emas & belanja modal (Capex) tambang besar.
Mengapa DOID Berbeda?
1. DOID: Fokus pada “Coking Coal” (Batu Bara Metalurgi)
Berbeda dengan kontraktor lokal yang banyak mengandalkan batu bara termal (untuk listrik), kontrak DOID di Blackwater fokus pada batu bara metalurgi.
Keunggulan: Di tahun 2026, ketika transisi energi semakin menekan batu bara termal, batu bara metalurgi tetap dibutuhkan untuk produksi baja global.
Sentimen: Investor melihat DOID memiliki “napas lebih panjang” karena diversifikasi komoditasnya di Australia sudah sangat matang.
2. ADMR: Lebih dari Sekadar Tambang
Jika DOID adalah murni kontraktor/produsen batu bara metalurgi, ADMR kini lebih dipandang sebagai saham Play-Hilirisasi.
Pergerakan ADMR di 2026 tidak lagi hanya mengikuti harga batu bara, tapi sangat bergantung pada progres pembangunan smelter aluminium. Secara valuasi (PER), ADMR biasanya jauh lebih mahal dibanding DOID karena pasar menghargai pertumbuhan jangka panjangnya.
3. UNTR: Keamanan Dividen
UNTR tetap menjadi pilihan utama bagi investor institusi karena neraca keuangan yang sangat kuat (cash rich).
Pasca berita kontrak DOID, harga UNTR mungkin tidak melompat drastis karena skala bisnisnya yang masif. Namun, UNTR memiliki keunggulan dari sisi dividen yield yang biasanya jauh lebih besar dibandingkan DOID yang masih fokus pada pelunasan utang dan ekspansi.
DOID => saham growth dengan potensi kenaikan harga (capital gain) tinggi akibat perbaikan fundamental di Australia. Valuasi DOID saat ini masih tergolong undervalued dibandingkan nilai kontraknya.
ADMR => masa depan industri kendaraan listrik dan konstruksi hijau (kebutuhan aluminium).
UNTR => mengutamakan keamanan modal dan pendapatan pasif melalui dividen.
Perpanjangan kontrak Blackwater menempatkan DOID dalam posisi yang unik: Perusahaan Indonesia dengan rasa Australia. Ini mengurangi risiko “Country Risk” Indonesia di mata investor asing.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini: