Danantara sebagai Liquidity provider di Public Market Equity?

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai lembaga pengelola investasi (Sovereign Wealth Fund) milik Pemerintah Indonesia yang memiliki peran krusial dalam mengoptimalkan aset negara, terutama aset BUMN, dan berinvestasi di proyek-proyek strategis.

Berikut detail-detail penting terkait rencana investasi BPI Danantara di pasar saham (pasar modal):
​1. Peran dan Tujuan Utama Danantara di Pasar Saham
​Danantara tidak hanya berinvestasi, tetapi juga memiliki peran strategis untuk pasar modal Indonesia:
​Penyedia Likuiditas Pasar Modal: Danantara dikaji untuk berperan sebagai penyedia likuiditas (liquidity provider), terutama untuk saham-saham BUMN yang besar, yang kerap mengalami tekanan jual (outflow) oleh investor asing. Kehadirannya diharapkan dapat menstabilkan harga dan menahan perginya dana asing.
Memperdalam Pasar Modal (Market Deepening): Dengan mengalokasikan dananya secara terencana ke pasar ekuitas, Danantara bertujuan membantu memperdalam pasar modal Indonesia agar tidak terlalu dangkal dan setara dengan negara-negara lain di Asia.
Mengoptimalkan Aset BUMN: Investasi di pasar saham akan fokus pada pengelolaan kepemilikan saham pemerintah di BUMN yang telah listing (terbuka). Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan manajemen dividen dan valuasi aset tersebut.
​2. Sumber Dana dan Alokasi Investasi
​Danantara memiliki sumber dana yang sangat besar dan telah menetapkan alokasi dana awal:

3. Target Sektor dan Saham Prioritas
​Fokus investasi Danantara dibagi menjadi dua kategori: investasi langsung di proyek strategis, dan investasi di pasar saham (ekuitas).
​A. Investasi di Pasar Saham (Public Market)
​Danantara mengakui bahwa pasar saham adalah salah satu instrumen yang paling cepat likuid untuk menempatkan dana. Fokus utamanya adalah saham-saham perusahaan yang asetnya kini dikelola oleh Danantara.
​BUMN Terbuka (Listing) yang Dikelola: Danantara akan mengelola aset dari beberapa BUMN strategis, termasuk perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti:
​PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
​PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
​PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

PT Bank Tabungan negara (Persero) Tbk (BBTN)

​PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
​Serta BUMN strategis lainnya seperti PLN, Pertamina, dan MIND ID.
​Alokasi Jangka Pendek (Sementara): Untuk jangka pendek, Danantara pernah mengindikasikan akan menempatkan dana dividen BUMN di Surat Berharga Negara (SBN). Namun, strategi ini bersifat temporer, karena Danantara ingin secara aktif masuk ke pasar ekuitas (public market equity) untuk mencapai profit dan memperdalam pasar.
​B. Investasi Proyek Jangka Panjang
​Meskipun bukan investasi langsung di saham yang beredar, Danantara akan menyalurkan modal ke proyek-proyek strategis yang secara tidak langsung dapat meningkatkan valuasi perusahaan terkait di BEI:
​Sektor Prioritas:
​Energi Baru dan Terbarukan (PLTS, PLTB, Bioenergi).
​Hilirisasi Industri (termasuk proyek smelter nikel hidrometalurgi, dll.).
​Manufaktur Maju (kendaraan listrik, elektronik).
​Infrastruktur Digital dan Ketahanan Pangan.
​4. Strategi Investasi
​Danantara menerapkan strategi investasi yang berorientasi pada nilai tinggi, berkualitas, dan jangka panjang, dengan fokus pada:
​Pendekatan Profesional dan Transparan: Danantara akan beroperasi dengan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance) dan transparansi.
​Jangka Panjang: Dampak signifikan dari investasi Danantara diyakini baru akan terasa dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, sejalan dengan tujuan Indonesia Emas 2045.
​Kombinasi Kelas Aset: Danantara akan mengkombinasikan investasi jangka pendek (di pasar modal/SBN) dan jangka panjang (di proyek-proyek strategis) untuk menjaga likuiditas dan memaksimalkan return.

Rencana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk bertindak sebagai liquidity provider (penyedia likuiditas) di pasar saham dengan menyalurkan investasi sekitar US$10 miliar merupakan langkah strategis yang didorong oleh dua misi utama: mendapatkan return optimal bagi negara dan menstabilkan pasar modal domestik.
​Berikut penjelasan mendalam mengenai rencana dan mekanisme peran Danantara sebagai liquidity provider:
1. Skema Investasi US$10 Miliar
​Jumlah & Alokasi: Danantara akan mengalokasikan dana sekitar US$10 miliar (setara lebih dari Rp165 triliun) sebagai modal kerja investasi di awal operasinya, dimulai sejak Oktober 2025. Sekitar 80% dana ini ditujukan untuk investasi domestik, termasuk penempatan di pasar saham.
​Sumber Dana: Dana ini berasal dari akumulasi dividen BUMN yang asetnya kini dikelola oleh Danantara, serta sumber pendanaan lain (misalnya utang/obligasi). Pasar modal adalah salah satu instrumen yang paling cepat likuid untuk menempatkan dana ini.
​Tujuan Ganda:
​Optimalisasi Return: Menghasilkan imbal hasil yang tinggi dan optimal dari aset yang dikelola.
​Pendalaman Pasar (Market Deepening): Menyuntikkan modal besar ke bursa untuk meningkatkan likuiditas rata-rata harian, yang saat ini dianggap masih dangkal dibandingkan negara lain.
​2. Peran sebagai Liquidity Provider (Stabilisator Pasar)
​Peran sebagai liquidity provider ini berarti Danantara bertindak sebagai jangkar pasar, terutama saat terjadi gejolak.
​Fokus Utama: Saham BUMN: Danantara mengelola aset sekitar 18 perusahaan BUMN terbuka (Tbk) yang sahamnya diperdagangkan di BEI (misalnya BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, TLKM). Saham-saham berkapitalisasi besar ini sering menjadi sasaran aksi jual (outflow) oleh investor asing.
​Mekanisme Stabilitas:
​Penyangga Saat Outflow: Ketika investor asing melakukan penjualan besar-besaran dan harga saham BUMN tertekan, Danantara dapat membeli saham-saham tersebut dalam jumlah besar. Tindakan beli ini berfungsi sebagai “bantalan” yang mencegah penurunan harga lebih lanjut dan panic selling di pasar.
​Penyedia Kuotasi: Secara teknis, liquidity provider aktif menyediakan harga beli (bid) dan harga jual (ask) untuk aset secara konsisten. Danantara, atau entitas anak investasinya, akan memastikan ketersediaan transaksi, membuat pasar lebih efisien dan stabil.
​Meningkatkan Kepercayaan: Kehadiran investor institusi domestik yang besar dan stabil ini meningkatkan kepercayaan pasar bahwa harga saham BUMN tidak akan jatuh ke level yang tidak wajar akibat sentimen jangka pendek.
​3. Aspek Regulasi dan Mekanisme Pelaksanaan
Persyaratan OJK: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menegaskan bahwa Danantara dapat berperan sebagai liquidity provider asalkan memenuhi persyaratan yang diatur dalam POJK Nomor 18 Tahun 2024.
​Jalur Investasi: Danantara dapat bertindak sebagai liquidity provider melalui:
​Entitas Anak: Melalui perusahaan anak di bawah Danantara yang berizin sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) atau entitas lain yang disetujui Bursa Efek Indonesia (BEI).
​Sebagai Investor Institusi Besar: Bahkan tanpa label formal liquidity provider yang diatur dalam POJK, Danantara dapat bertindak sebagai Stabilisator Harga dengan membeli saham dalam jumlah besar dari pasar (investor institusi) untuk mendukung valuasi dan mencegah keruntuhan harga.
​4. Dampak Ekonomi yang Diharapkan
​Mengurangi Volatilitas: Stabilitas harga, khususnya pada saham-saham blue chip BUMN, akan mengurangi volatilitas IHSG secara keseluruhan.
​Meningkatkan Daya Tarik Investor: Pasar yang likuid dan stabil lebih menarik bagi investor asing dan domestik jangka panjang.
​Mendukung Recycle Capital: Danantara dapat menyalurkan dana dividen BUMN yang dikumpulkan (modal yang fresh) ke pasar modal. Jika investasi ini sukses dan sahamnya naik, Danantara dapat menjualnya kembali (divestasi) di masa depan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan strategis (konsep recycle capital).

Berikut adalah daftar 14 emiten BUMN yang sahamnya (mayoritas Seri B) telah dialihkan ke Danantara:
​Kelompok Bank (HIMBARA)
​PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
​PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
​PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
​PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
​Kelompok Infrastruktur dan Industri
​PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
​PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
​PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
​PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
​PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)
​Kelompok BUMN Karya (Konstruksi)
​PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
​PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
​PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
​PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
​Lain-lain
​PT Danareksa (Persero) (DNRK – Bukan emiten Tbk, tetapi merupakan perusahaan holding)

​Saham Seri B: Saham yang dialihkan adalah Saham Seri B milik negara, yang merupakan porsi kepemilikan mayoritas pemerintah. Negara tetap memegang Saham Seri A Dwiwarna yang memiliki hak istimewa sebagai pemegang saham pengendali utama.
​Total Aset: Danantara mengelola aset yang jauh lebih besar dan mencakup ratusan perusahaan BUMN (diperkirakan mencapai lebih dari 800 BUMN secara keseluruhan) dengan nilai aset triliunan Rupiah, termasuk BUMN besar yang tidak listing seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN), serta sub-holding seperti MIND ID (Mining Industry Indonesia).
Fokus Investasi US$10 Miliar: Dana US$10 miliar yang akan disuntikkan Danantara ke pasar saham sebagai liquidity provider kemungkinan besar akan difokuskan pada pembelian saham-saham Tbk di atas, terutama yang berkapitalisasi besar seperti bank-bank HIMBARA, untuk tujuan stabilisasi dan investasi.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *