Dampak dari serangkaian masalah keuangan yang melibatkan kebangkrutan First Brands Group dan Tricolor Holdings, serta kerugian kredit dari bank regional AS Zions Bancorp dan Western Alliance, terhadap bursa saham di Asia terjadi secara tidak langsung melalui transmisi sentimen negatif global, kekhawatiran kredit, dan penghindaran risiko.
Berikut detail dampak gabungan peristiwa-peristiwa tersebut terhadap bursa saham di Asia:
1. Pemicu Sentimen Negatif Global (Risk-Off)
Masalah-masalah di AS ini secara kolektif memperkuat narasi adanya tekanan di sistem keuangan AS, yang memicu aksi penghindaran risiko (risk-off) di seluruh dunia, termasuk Asia.
Kebangkrutan First Brands & Tricolor Holdings
Perusahaan ini mengajukan kebangkrutan pada September 2025, dimana First Brands berutang miliaran dolar. Kebangkrutan ini mengekspos institusi keuangan besar di Amerika Serikat (seperti Jeffries, UBS dan JPMorgan) terhadap kerugian signifikan. Ini memicu kekhawatiran awal tentang kesehatan pasar kredit global dan manajemen dana, karena kerugian yang awalnya dari perusahaan relatif tidak dikenal menyebar ke industri perbankan besar.
Kerugian Zions Bancorp
Bank regional Amerika Serikat ini mengumumkan kerugian (penghapusan utang/ write-off) sebesar USD 50 juta terkait pinjaman komersial dari divisinya di California. Sahamnya anjlok tajam sekitar 13%. Kerugian ini memperparah kekhawatiran bahwa krisis perbankan Amerika Serikat sebelumnya (seperti yang terjadi pada tahun 2023) belum berakhir sepenuhnya. Hal ini menekan sentimen investor terhadap sektor keuangan global.
Kerugian Western Alliance
Bank Regional Amerika Serikat lainnya yang juga melaporkan eksposur terhadap peminjam yang gagal memenuhi jaminan. Sahamnya juga turun signifikan sekitar 11%. Bersama Zions, kerugian ini menjadi sinyal adanya tekanan kredit yang lebih luas di kalangan bank regional Amerika Serikat. Kekhawatiran ini langsung menyebar ke Wall Street, menyebabkan indeks-indeks utama Amerika Serikat anjlok.
2. Dampak pada Bursa Saham Asia
Dampak dari keempat isu tersebut dirasakan di Asia:
a. Penjualan Aset Berisiko (Risk Aversion)
Aksi Jual Global: Setelah Wall Street anjlok akibat kekhawatiran kredit dan kerugian bank regional, investor global (khususnya manajer dana besar yang beroperasi di Asia) cenderung menjual aset di pasar yang dianggap lebih berisiko, termasuk saham di Asia Tenggara, Asia Timur, dan pasar berkembang lainnya.
Pelemahan Indeks: Hal ini menyebabkan indeks-indeks saham utama di Asia (seperti Hang Seng di Hong Kong, Shanghai Composite di Tiongkok, Nikkei di Jepang, dan IHSG di Indonesia) kompak melemah tajam. Misalnya, beberapa laporan mencatat IHSG anjlok lebih dari 2% dan bursa Asia Pasifik di luar Jepang turun 1%.
b. Aliran Dana ke Aset Safe Haven
Peningkatan Safe Haven: Seiring kekhawatiran memuncak, dana investor beralih ke aset yang dianggap aman (safe haven). Hal ini terbukti dengan lonjakan harga Emas dan penguatan obligasi pemerintah AS (yang menunjukkan penurunan yield).
Dampak di Asia: Pergeseran dana ini secara langsung berarti arus modal keluar (capital outflow) dari pasar saham Asia.
c. Kekhawatiran Likuiditas dan Kredit Global
Kredit yang Lebih Ketat: Jika masalah kredit di AS menyebar, bank-bank global akan cenderung memperketat persyaratan pinjaman. Hal ini dapat membatasi akses perusahaan-perusahaan Asia terhadap modal dan meningkatkan biaya bunga, yang pada akhirnya menekan prospek pertumbuhan dan laba mereka, sehingga memicu aksi jual saham.
3. Sektor yang Paling Terdampak di Asia
Meskipun dampaknya bersifat menyeluruh (semua sektor melemah), sektor-sektor yang paling sensitif terhadap sentimen global dan suku bunga cenderung lebih tertekan:
Sektor Keuangan: Meskipun bank-bank di Asia mungkin tidak memiliki eksposur langsung yang signifikan terhadap keempat perusahaan/bank AS tersebut, sentimen negatif terhadap sektor perbankan global menular ke bank-bank Asia.
Sektor Teknologi dan Pertumbuhan Tinggi: Sektor yang sensitif terhadap suku bunga dan valuasi tinggi (seperti yang dikhawatirkan dalam “gelembung AI”) juga mengalami tekanan jual yang lebih dalam, mengikuti tren penurunan saham teknologi di AS. Di beberapa bursa Asia, sektor teknologi anjlok terdalam.
Dampak kerugian Zions Bancorp dan Western Alliance adalah katalis terbaru dan paling langsung yang memperburuk sentimen negatif yang sudah dimulai oleh kebangkrutan First Brands dan Tricolor Holdings. Efek gabungan dari keempatnya adalah memicu kepanikan investor tentang kesehatan pasar kredit AS, yang kemudian diterjemahkan menjadi penurunan tajam pada bursa saham di Asia karena aksi jual global dan perpindahan dana ke aset yang lebih aman.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.