PT Barito Pacific Tbk (BRPT) didirikan pada 04 April 1979, awalnya BRPT bergerak dibidang usaha kehutanan dan perkayuan hingga terjadi krisis moneter di 1998 hingga 1999 mengakibatkan iklim sektor industri perkayuan tidak menentu sehingga BRPT menghentikan produksi plywood dan ditahun 2007 BRPT memegang saham mayoritas sebesar 70% di Chandra Asri (satu-satunya produsen olefin di Indonesia), dilanjutkan dengan mengakuisisi PT Tri Polyta Indonesia Tbk (perusahaan polypropylene) di tahun 2008, dimana kedua PT ini digabungkan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) di tahun 2011, yang menjadikan TPIA sebagai satu-satunya produsen petrokimia terbesar terintegrasi di Indonesia. Pada Juni 2018, BRPT mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Geothermal Group Holdings Pte Ltd (“Star Energy Geothermal”), dimana Star Energy Geothermal merupakan produsen listrik bertenaga panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas terpasang 885 MW per akhir 2022. Bisnis BRPT tidak lepas dari tangan dingin sosok pengusaha Prajogo Pangestu yang merupakan pendiri dari Group Barito Pacific dan menjabat sebagai Komisaris Utama sejak tahun 1993.
Pemegang saham BRPT as per 30 April 2024:
71,19% Prajogo Pangestu, Prajogo juga memiliki 85,0760% saham CUAN (PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk), 5,06% saham TPIA. Sedangkan CUAN memiliki 34% saham PTRO (PT Petrosea Tbk) via PT Kreasi Jasa Persada.
28,61% Masyarakat
0,00% Lim Chong Thian
0,00% Agus Salim Pangestu
0,00% Diana Arsiyanti
BRPT memiliki 64,66% saham BREN (PT Barito Renewables Energy Tbk), 34.63% saham TPIA.
2023:
Pendapatan
2023 = USD 2.760.359.000
2022 = USD 2.961.532.000
2021 = USD 3.155.656.000
Pendapatan per segmen usaha
Petrokimia, 2023 = USD 2.082.000.000, 2022 = USD 2.385.000.000 (turun 12.86%)
Energi, 2023 = USD 666.000.000, 2022 = USD 570.000.000 (naik 16.91%)
Lainnya (properti, perhotelan, dll), 2023 = USD 12.000.000., 2022 = USD 7.000.000 (naik 20.34%)
Dari sisi Petrokimia, TPIA hingga akhir tahun 2023 terus mengoperasikan kompleks petrokimia terintegrasi yang berlokasi di Ciwandan, Cilegon, Provinsi Banten yang terdiiri dari 1 pabrik Naphtha Cracker, 3 lajur Polyethylene, 3 lajur Polypropylene, 1 pabrik Butadine, 1 pabrik MTBE dan satu pabrik Butene-1. Komplek ini juga memiliki 2 pabrik Styrene Monomer (satu-satunya pabrik Styrene Monomer di Indonesia), pabrik ini berlokasi di Pulo Ampel, Serang, Banten, 40 kilometer dari Komplek petrokimia utama di Cilegon.
Dari sisi Energi, BRPT telah melakukan inbreng saham SGHPL via BREN sehingga kepemilikan BRPT terhadap BREN sebesar 66,67% dan BREN memiliki SEGHPL (Star Energy Group Holdings Pte Ltd) sebanyak 100%. Star Energy memiliki 3 aset panas bumi yang beroperasi dengan total kapasitas terpasang 885 MW dimana Star Energy telah menandatangani kontrak perjanjian offtake jangka panjang dengan Pertamina dan PLN dengan rataan periode kontrak 23 tahun (sejak 2018).
Dari sisi bisnis lainnya, ada PT Griya Idola, diman aslah satu asetnya yaitu Gedung Perkantoran Wisma Barito Pacific dan Wisma Barito Pacific II yang berlokasi di Slipi, Jakarta Barat.
Laba tahun berjalan
2023 = USD 99.776.000
2022 = USD 32.210.000
2021 = USD 296.007.000
Jan 2023:
TPIA menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dan Kesepakatan Pemegang Saham dengan PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
April 2023:
TPIA dan Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani Nota Kesepahaman untuk bekerjasama mengembangkan pabrik Chlor-Alkali berskala Internasional. PT Chandra Asri Perkasa (CAP2) anak usaha TPIA akan membangun pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene dichloride (CA-EDC) di bawah naungan PT Chandra Asri Alkali (CAA), pabrik tersebut akan menghasilkan kaustik soda lebih dari 400.000 metrik ton per tahun dan EDC sebanyak 500.000 metrik ton per tahun untuk berbagai produk akhir termasuk mendukung pengembangan industri hulu aluminium dan nikel untuk mendorong ekosistem EV dan sektor konstruksi. Pabrik CA-EDC ditargetkan mulai beroperasi di awal tahun 2027.
Mei 2023:
TPIA, Nippon Shokubai Co, Ltd dan PT Nippon Shokubai Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman untuk menjajaki peluang bisnis kimia hijau dengan memproduksi bahan “bio” seperti bio-naphtha, bio-olefins, dan berbagai produk EBT.
Juni 2023:
TPIA via PT Kratakatau Chandra Energi (KCE) berinvestasi sebesar USD 200 juta di PT Krakatau Posco Energy (KPE).
October 2023:
Anak usaha BRPT yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) listed di BEI pada tanggal 09 Oktober 2023. BREN fokus pada pengembangan kegiatan di bidang Energi Terbarukan. Di IPO BREN diperoleh dana USD 200 juta. BREN akan fokus mengelola Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy. BREN telah mengakuisisi aset Greenfields pembangkit listrik tenaga angin dengan potensi kapasitas 318 MW.
Desember 2023:
PT Barito Wind Energy bersepakat dengan UPC Renewables Asia Pacific Holding Pte Ltd dan ACEN Renewables Pte Ltd, dimana BWE bisa mengakuisisi 100% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy di Sulawesi Selatan, dimana UPC Sidrap ini merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama dan sakah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 Megawatt.
Tahun 2024:
BRPT mempersiapkan pelaksanaan proyek pembangkit listrik tenaga batu bara Jawa 9 dan 10 USC secara bertahap di tahun ini dan tahun 2025.
Di Q1 2024, BRPT meraih pendapatan USD 619 juta (pendapatan dari bisnis petrokimia USD 472 juta, bisnis energi USD 145 juta, bisnis lainnya USD 1 juta; segmen pasar : penjualan domestik USD 546,50 juta, penjualan ekspor USD 72,08 juta)) lebih rendah 4,93% dari Q1 2023 USD 650.73 juta. Laba bersih USD 8.85 juta, turun 61.96% dibandingkan Q1 2023 USD 23.28 juta.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com