Ekonomi Sirkular adalah sebuah model ekonomi yang dirancang untuk menghilangkan limbah dan polusi dengan cara menggunakan sumber daya secara terus-menerus.
Jika ekonomi tradisional bersifat Linier (Ambil → Buat → Buang), maka ekonomi sirkular bersifat Melingkar (Ambil → Buat → Gunakan Kembali → Daur Ulang).
3 Prinsip Utama Ekonomi Sirkular
Menurut Ellen MacArthur Foundation, ada tiga pilar utama dalam sistem ini:
- Menghilangkan Limbah dan Polusi: Mendesain produk agar sejak awal tidak menghasilkan sampah (misalnya: kemasan yang bisa dimakan atau dikomposkan).
- Mempertahankan Produk dan Material Tetap Digunakan: Memperpanjang usia pakai barang melalui perbaikan (repair), penggunaan kembali (reuse), dan pembuatan ulang (remanufacturing).
- Meregenerasi Sistem Alam: Bukannya sekadar “tidak merusak”, ekonomi sirkular justru harus memperbaiki alam (misalnya: mengembalikan nutrisi organik ke tanah seperti dalam kasus limbah kopi tadi).
Perbandingan Ekonomi Linier versus Ekonomi Sirkular
Pola Pikir
Ekonomi Linier (Tradisional)=> “Ambil, Buat, Buang”
Ekonomi Sirkular=> “Gunakan Lagi, Buat Lagi”
Sumber Daya
Ekonomi Linier (Tradisional)=> Eksploitasi terus-menerus Regenerasi & Efisiensi
Ekonomi Sirkular=> Regenerasi & Efisiensi
Limbah
Ekonomi Linier (Tradisional)=> dianggap sebagai masalah/biaya
Ekonomi Sirkular=> dianggap sebagai bahan baku baru
Fokus
Ekonomi Linier (Tradisional)=> Keuntungan jangka pendek
Ekonomi Sirkular=> Keberlanjutan jangka panjang
Mengapa Ekonomi Sirkular Penting?
Batas Planet: Sumber daya alam seperti mineral dan air bersih jumlahnya terbatas. Kita tidak bisa terus mengambil tanpa mengembalikan.
Efisiensi Biaya: Bagi bisnis, mengolah kembali limbah (seperti ampas kopi menjadi jamur) jauh lebih murah daripada terus-menerus membeli bahan baku baru.
Perubahan Iklim: Dengan mengurangi proses produksi dari nol, emisi karbon yang dihasilkan dari pabrik dan transportasi bisa ditekan secara drastis.
Contoh Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari
Penerapan ekonomi sirkular pada tanaman kopi adalah salah satu model bisnis hijau yang paling lengkap karena hampir 90% dari buah kopi sebenarnya adalah “limbah” jika kita hanya fokus pada bijinya.
Berikut alur penerapan ekonomi sirkular dari hulu (kebun) hingga menjadi energi listrik, yang mengubah biaya limbah menjadi sumber pendapatan baru:
1. Limbah Kebun: Kulit Buah Kopi (Cascara)
Saat panen, kulit merah kopi dipisahkan. Dalam model tradisional, ini sering dibuang dan mencemari sungai.
Penerapan Sirkular: Kulit kopi dikeringkan menjadi Teh Cascara yang memiliki nilai jual tinggi karena kaya antioksidan.
Alternatif: Sisa kulit yang tidak dijadikan teh diolah melalui proses pengomposan (menggunakan cacing/vermikompos) untuk dikembalikan ke kebun sebagai pupuk organik, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
2. Limbah Kedai: Ampas Kopi sebagai Media Jamur
Setelah kopi diseduh, ampasnya biasanya berakhir di tempat sampah.
Penerapan Sirkular: Ampas kopi dikumpulkan untuk menjadi media tanam Jamur Tiram. Jamur ini sangat efektif memecah kafein dan selulosa yang tersisa.
Manfaat: Petani mendapatkan panen tambahan berupa jamur pangan yang bernilai ekonomi tanpa harus membeli lahan baru.
3. Limbah Media Jamur: Pakan Ternak Berkualitas
Media tanam jamur yang sudah tidak produktif disebut Spent Mushroom Substrate (SMS).
Penerapan Sirkular: SMS diberikan kepada ternak (sapi atau kambing). Berkat miselium jamur, pakan ini lebih mudah dicerna dan memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan ampas kopi mentah.
Hasil: Ternak lebih sehat dan pertumbuhan berat badan lebih cepat dengan biaya pakan hampir nol rupiah.
4. Limbah Ternak: Biogas & Pembangkit Listrik
Kotoran dari ternak yang memakan limbah kopi tadi diolah dalam unit Digester.
Penerapan Sirkular: Proses fermentasi anaerobik menghasilkan gas metana (CH4).
Konversi Energi: Gas tersebut dialirkan ke Genset Biogas untuk menghasilkan listrik. Listrik ini bisa digunakan untuk:
Lampu penerangan kandang dan rumah.
Menggerakkan mesin pulper (pengupas kulit kopi).
Mesin pengering kopi ( dryer).
Ringkasan Nilai Ekonomi Sirkular Kopi
Komponen
Kulit Buah:
Output Tradisional => Limbah/Polusi
Output Ekonomi Sirkular => Teh Cascara & Kompos
Nilai Tambah Baru => Minuman premium & Kesuburan tanah
Ampas Kopi:
Output Tradisional => Sampah TPA
Output Ekonomi Sirkular => Media Jamur Tiram
Nilai Tambah Baru => pangan protein & Pendapatan harian
Media Bekas:
Output Tradisional => Sampah Organik
Output Ekonomi Sirkular => Pakan Ternak Fermentasi
Nilai Tambah Baru => Penghematan biaya pakan ternak
Kotoran:
Output Tradisional => Bau & Penyakit
Output Ekonomi Sirkular => Biogas & Listrik
Nilai Tambah Baru => Kemandirian energi (hemat PLN)
Dampak Akhir: “Zero Waste“
Di akhir siklus, sisa lumpur dari biogas (bioslurry) adalah pupuk cair terbaik yang bisa disiramkan kembali ke pohon kopi. Dengan demikian, nutrisi yang diambil dari tanah oleh pohon kopi, kembali lagi ke tanah melalui serangkaian manfaat ekonomi.
Selain contoh Siklus Kopi yang kita bahas sebelumnya, berikut adalah contoh lain:
Industri Fashion: Perusahaan yang menerima kembali baju bekas untuk diolah menjadi serat kain baru.
Teknologi: Handphone yang dirancang agar mudah dibongkar dan diganti baterainya saja, bukan dibuang seluruhnya saat rusak.
Otomotif: Ban bekas yang diolah menjadi aspal jalan raya atau bahan lantai taman bermain.
Inti dari Ekonomi Sirkular: “Limbah hanyalah bahan baku yang berada di tempat yang salah.”
Ekonomi sirkular adalah salah satu solusi konkret untuk mewujudkan Manifesto Pasca-Neoliberal, karena sistem ini mengutamakan kesejahteraan ekosistem di atas sekadar pertumbuhan angka PDB.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin banyak yang mulai mengadopsi prinsip Ekonomi Sirkular. Hal ini didorong oleh tuntutan investor global terhadap standar ESG (Environmental, Social, and Governance) dan regulasi Bursa Efek Indonesia mengenai Laporan Keberlanjutan.
Berikut beberapa emiten yang menonjol dalam penerapan ekonomi sirkular:
1. Sektor Konsumsi & Ritel
Sektor ini paling terlihat karena mereka mengolah limbah kemasan menjadi produk baru.
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA):
Mereka bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengolah limbah plastik menjadi aspal plastik. Ini adalah siklus tertutup di mana sampah plastik tidak berakhir di TPA, melainkan menjadi infrastruktur jalan.
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) & PT Akasha Wira International Tbk (ADES):
Emiten-emiten ini mulai menggunakan botol plastik hasil daur ulang (rPET) untuk produk minuman mereka. Mereka membangun ekosistem pengumpulan botol bekas untuk diproses kembali menjadi botol baru.
2. Sektor Kertas dan Pulp
Sektor ini secara alami sangat bergantung pada regenerasi alam.
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) & PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM):
Grup APP Sinar Mas ini menerapkan Sustainable Forest Management. Limbah produksi (seperti lindi hitam atau black liquor) digunakan kembali sebagai sumber energi untuk menjalankan pabrik mereka (biomassa), sehingga meminimalkan limbah energi.
3. Sektor Energi & Pengolahan Limbah
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP):
Indocement sangat progresif dalam menggunakan bahan bakar alternatif dari sampah kota (RDF – Refuse Derived Fuel). Mereka membakar sampah plastik dan kertas yang tidak bernilai sebagai bahan bakar tanur semen, menggantikan batu bara. Ini adalah contoh penggunaan limbah sektor lain menjadi energi bagi mereka.
4. Sektor Perkebunan (Mirip dengan siklus kopi yang kita bahas)
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI):
Mereka menerapkan prinsip Zero Waste pada pengolahan sawit. Janjang kosong (limbah buah) digunakan sebagai pupuk organik di kebun, sementara limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) diolah melalui instalasi Methane Capture untuk menghasilkan listrik (Biogas) yang menghidupkan pabrik mereka sendiri.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini: