Kinerja emiten PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) mengalami perubahan signifikan sepanjang tahun 2025, ditandai dengan perubahan pengendali perusahaan dan perbaikan kinerja keuangan yang cukup drastis.
Update utama emiten PIPA hingga Desember 2025:
1. Perubahan Pengendali & Aksi Korporasi
PT Morris Capital Indonesia (MCI) resmi menjadi pemegang saham pengendali baru setelah mengakuisisi saham dari pemegang saham lama (Junaedi, Hendrik Saputra, dan Nanang Saputra). Per Desember 2025, kepemilikan MCI telah meningkat menjadi 49,92%. MCI berencana menyuntikkan aset secara bertahap senilai kurang lebih Rp 3 triliun. Langkah ini bertujuan mentransformasi PIPA dari sekadar produsen pipa plastik menjadi pemain strategis di ekosistem energi nasional.
Mandatory Tender Offer (MTO): Sehubungan dengan perubahan pengendali, dilakukan Penawaran Tender Wajib dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 21 per saham.
2. Kinerja Keuangan Kuartal III-2025
PIPA berhasil mencatatkan pembalikan kinerja dari rugi menjadi laba (turnaround):
Laba Bersih mencapai Rp 2,66 miliar per September 2025 (berbanding terbalik dengan rugi bersih Rp 691 juta pada periode yang sama tahun 2024).
Pendapatan meningkat 30,49% (YoY) menjadi Rp 25,89 miliar.
Penjualan pipa masih menjadi tulang punggung dengan kontribusi sebesar 87,6% (Rp 22,69 miliar).
3. Target & Strategi Bisnis ke Depan
Perseroan optimis dapat menutup tahun 2025 dengan total penjualan sebesar Rp 38 miliar, didorong oleh proyek infrastruktur dan properti yang meningkat.
Diversifikasi ke Sektor Migas: Di bawah kendali MCI, PIPA berencana melakukan diversifikasi ke pasar Oil & Gas serta mengembangkan produk berbasis Polyethylene seperti pipa HDPE.
Ekspansi Wilayah: PIPA berencana memperluas jangkauan pasar ke wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
Struktur pemegang saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) telah mengalami perubahan drastis pada kuartal keempat 2025. Perubahan ini menandai beralihnya kendali perusahaan dari pendiri lama kepada investor strategis baru.
Berikut rincian struktur pemegang saham PIPA per Desember 2025:
1. Pemegang Saham Utama & Pengendali
PT Morris Capital Indonesia (MCI) kini menjadi pemegang saham pengendali tunggal. Berdasarkan laporan keterbukaan informasi terbaru (per 10 Desember 2025), komposisi kepemilikan mereka adalah:
PT Morris Capital Indonesia => 1.710.331.400 lembar saham PIPA setara 49,92% (Pengendali)
2. Pemegang Saham Lainnya (Non-Pengendali)
Sebelum akuisisi oleh MCI, saham PIPA dikuasai oleh keluarga pendiri dan jajaran manajemen. Pasca akuisisi pada Oktober-November 2025, porsi pemegang saham lama berkurang signifikan atau keluar dari posisi pengendali:
Junaedi (Mantan Pengendali): Telah melepas 1 miliar lembar saham (29,19%) kepada MCI.
Hendrik Saputra: Telah melepas 250 juta lembar saham (7,30%) kepada MCI.
Nanang Saputra: Telah melepas 250 juta lembar saham (7,30%) kepada MCI.
Susyanalief: Memegang sekitar 1,72% saham (berdasarkan data akhir Oktober 2025).
Masyarakat (Publik): Memegang sisa saham dengan porsi sekitar 48% – 49%.
Poin Penting Terkait Struktur Baru:
Mandatory Tender Offer (MTO): Karena adanya perubahan pengendali, PT Morris Capital Indonesia diwajibkan melakukan penawaran tender wajib untuk membeli sisa saham publik (maksimal 47,47%).
Tujuan Investasi: Masuknya MCI bukan sekadar investasi portofolio, melainkan investasi langsung untuk mentransformasi PIPA menjadi perusahaan infrastruktur dan energi.
Konsolidasi: Manajemen menyatakan bahwa struktur yang lebih terkonsolidasi di bawah MCI akan mempercepat pengambilan keputusan strategis, terutama terkait rencana injeksi aset senilai Rp 3 triliun yang sedang dipersiapkan.
Berdasarkan keterbukaan informasi terbaru dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per Desember 2025, berikut adalah detail mengenai pelaksanaan Mandatory Tender Offer (MTO) atau Penawaran Tender Wajib untuk saham PIPA:
Jadwal Pelaksanaan MTO (Estimasi & Realisasi)
Proses MTO dilakukan setelah PT Morris Capital Indonesia (MCI) resmi mengambil alih saham dari pengendali lama pada Oktober 2025.
Periode Penawaran: Umumnya berlangsung selama 30 hari kalender. Untuk PIPA, periode ini dijadwalkan berakhir pada sekitar pertengahan hingga akhir Desember 2025.
Tanggal Penjajakan/Pelaksanaan: Transaksi pembayaran bagi pemegang saham publik yang mengikuti tender biasanya dilakukan 12 hari kerja setelah masa penawaran berakhir.
Detail Harga dan Jumlah Saham

Analisis Penting untuk Investor:
Harga Pasar vs Harga Tender: Saat ini harga pasar PIPA berada jauh di atas harga tender (per hari ini di kisaran Rp 298). Secara rasional, pemegang saham publik cenderung tidak akan menjual sahamnya ke pengendali baru melalui jalur MTO karena harga pasar jauh lebih menguntungkan.
Dampak “Free Float”: Jika mayoritas publik memilih untuk tetap memegang sahamnya (karena harga pasar lebih tinggi), maka porsi saham publik di pasar tetap terjaga. Ini penting untuk menjaga agar saham PIPA tidak terancam delisting akibat kekurangan jumlah saham beredar (free float).
Keyakinan Pasar: Selisih harga yang lebar antara Rp 21 (tender) dan Rp 298 (pasar) menunjukkan bahwa pasar memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap injeksi aset Rp 3 triliun yang dijanjikan oleh Morris Capital.
Prosedur Ikut Serta (Jika Ingin Menjual):
Jika Anda adalah pemegang saham publik dan ingin menjual di harga Rp 21 (meskipun di bawah harga pasar), Anda harus menghubungi Perusahaan Efek (Sekuritas) tempat Anda mendaftar untuk mengisi formulir Penawaran Tender Wajib sebelum batas waktu berakhir.
Proyeksikan bagaimana wajah keuangan PIPA setelah injeksi aset jumbo Rp 3 triliun tersebut masuk ke dalam pembukuan perusahaan. Sebagai catatan, injeksi aset ini biasanya dilakukan melalui skema Rights Issue (Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu), di mana aset tersebut dimasukkan sebagai modal (inbreng).
1. Perbandingan Valuasi (Estimasi)
Berikut adalah simulasi kasar perbandingan posisi keuangan PIPA sebelum dan sesudah rencana injeksi aset:
Komponen
Total Aset
Posisi Saat Ini (Des 2025) => ± Rp 130 Miliar
Proyeksi Pasca Injeksi Aset=> ± Rp 3,13 Triliun
Total Ekuitas
Posisi Saat Ini (Des 2025) => ± Rp 85 Miliar
Proyeksi Pasca Injeksi Aset=> ± Rp 3,08 Triliun
Jumlah Saham Beredar
Posisi Saat Ini (Des 2025) => 3,42 Miliar Lembar
Proyeksi Pasca Injeksi Aset=> Akan meningkat (tergantung harga RI)
Sektor Utama
Posisi Saat Ini (Des 2025) => Manufaktur Pipa (PVC/PPR)
Proyeksi Pasca Injeksi Aset=> Energi & Infrastruktur Migas
Valuasi (Price to Book Value)
Posisi Saat Ini (Des 2025) => Sangat Tinggi (karena harga saham melonjak)
Proyeksi Pasca Injeksi Aset=> Berpotensi turun ke level wajar (1x – 2x)
2. Dampak terhadap Valuasi Saham
Injeksi aset sebesar Rp 3 triliun adalah angka yang sangat besar bagi emiten seukuran PIPA.
Berikut dampaknya:
Penebalan Ekuitas (BVPS): Saat ini, Book Value per Share (Nilai Buku per Saham) PIPA sangat kecil. Dengan masuknya aset Rp 3 triliun, nilai aset bersih per saham akan meningkat drastis. Ini yang membuat harga pasar berani mengapresiasi ke level Rp 298, meskipun harga tender hanya R p21.
Transformasi Profitabilitas: Aset yang disuntikkan oleh Morris Capital Indonesia (MCI) dikabarkan berupa aset produktif di sektor energi. Jika aset ini menghasilkan laba bersih (asumsi konservatif 10% Return on Equity), maka laba PIPA bisa melonjak dari Rp 2,6 miliar menjadi Rp 300 miliar per tahun.
Perubahan Rasio P/E: Dengan potensi laba ratusan miliar, rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio) yang saat ini terlihat mahal akan menjadi jauh lebih menarik bagi investor institusi.
3. Risiko yang Perlu Diperhatikan
Meskipun proyeksinya positif, ada beberapa poin yang harus dipantau ketat:
Dilusi Saham: Injeksi aset melalui Rights Issue pasti akan menambah jumlah saham beredar dalam jumlah sangat besar. Jika Anda tidak ikut menebus Rights tersebut, persentase kepemilikan Anda akan tergerus (terdilusi).
Realisasi Pendapatan: Pasar saat ini “membeli masa depan”. Jika integrasi aset baru tersebut berjalan lambat atau tidak menghasilkan laba secepat yang diprediksi, risiko koreksi harga saham bisa terjadi.
Harga Pelaksanaan (Strike Price): Harga pelaksanaan Rights Issue nantinya akan menjadi acuan baru bagi pasar.
Secara fundamental, PIPA sedang berubah dari “perusahaan pipa kecil” menjadi “vehicle investasi energi” bagi Morris Capital. Kenaikan harga saham ke level Rp 298 mencerminkan ekspektasi pasar bahwa perusahaan ini akan memiliki valuasi triliunan rupiah di masa depan
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini: