MSCI Indonesia Prediksi -Saham Daily as of 31 Oct 2025

Prediksi yang masuk ke Indeks MSCI Indonesia, Disclaimer ON.

Data as per 31  Oct 2025

BREN dan BRMS berpotensi untuk masuk ke Indeks MSCI Indonesia

notes:

MSCI November 2025 Index Review
o Announcement date: November 05, 2025
o Effective date: November 25, 2025

MSCI (Morgan Stanley Capital International) menggunakan serangkaian indikator yang ketat, yang secara kolektif disebut MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI) Methodology, untuk menyeleksi dan menentukan bobot saham yang akan dimasukkan ke dalam indeks global mereka.
​Indikator-indikator ini dikelompokkan dalam tiga kriteria utama:

Ukuran Pasar (Market Size), Likuiditas (Liquidity), dan Ketersediaan Investasi (Investability).

​1. Indikator Ukuran Pasar (Market Size)

​Indikator ini memastikan bahwa hanya perusahaan dengan nilai pasar yang substansial yang dapat dipertimbangkan.
​Kapitalisasi Pasar yang Disesuaikan dengan Free-Float (FFMC): nilai pasar perusahaan yang hanya dihitung berdasarkan saham yang benar-benar tersedia untuk diperdagangkan oleh publik (free float), tidak termasuk kepemilikan strategis atau locked-up shares.
​Kriteria: Saham harus memenuhi ambang batas minimum FFMC (misalnya, minimal USD 1,5 miliar setara Rp 24,75 Triliun (asumsi kurs Rp 16.500/USD) untuk Standard Index di pasar berkembang, meskipun angkanya terus disesuaikan). FFMC yang besar meningkatkan peluang masuk dan menentukan bobot saham dalam indeks.
​Total Kapitalisasi Pasar (Full Market Capitalization): Nilai total seluruh saham yang beredar, tanpa penyesuaian free-float.
​Kriteria: Digunakan sebagai penyaring awal untuk memastikan ukuran perusahaan secara keseluruhan.

Free-Float Adjusted Market Capitalization (FFMC) atau Kapitalisasi Pasar yang Disesuaikan dengan Free-Float: konsep fundamental yang digunakan oleh MSCI (Morgan Stanley Capital International) untuk menentukan bobot dan kelayakan suatu saham dalam indeks mereka.
​FFMC memastikan bahwa indeks MSCI benar-benar mencerminkan nilai pasar dari saham yang secara realistis tersedia untuk dibeli oleh investor internasional di pasar publik.

Penjelasan rinci terkait FFMC dalam MSCI:
​1.A.Definisi Free-Float
Free-Float adalah proporsi dari total saham yang beredar (shares outstanding) dari suatu perusahaan yang dianggap tersedia untuk dibeli oleh investor di pasar publik. ​Intinya, saham-saham ini adalah yang benar-benar aktif diperdagangkan dan menentukan harga pasar harian.
​1.B. Saham yang Dikeluarkan dari Perhitungan Free-Float
​MSCI secara metodologis mengeluarkan (mengklasifikasikan sebagai non-free float) kepemilikan saham yang dianggap sebagai kepemilikan strategis dan tidak mungkin diperjualbelikan secara rutin di pasar. Contoh kepemilikan yang dikeluarkan meliputi:
​a. Saham yang dimiliki oleh pemerintah (nasional atau daerah).
​b. Saham yang dimiliki oleh perusahaan lain (investor korporasi) sebagai kepemilikan strategis.
c. ​Saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali atau pendiri perusahaan (insiders).
d. ​Saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan yang terafiliasi.
e. ​Saham yang berada dalam kategori terbatas atau memiliki periode penguncian (lock-up period).
​1.C. Cara Menghitung FFMC
​FFMC dihitung dengan mengalikan harga saham saat ini dengan jumlah saham free-float, kemudian disesuaikan dengan faktor tertentu.

FMCC = Harga Saham x Jumlah Saham Beredar Free-Float x Foreign Inclusion Factor (FIF)

Foreign Inclusion Factor (FIF): faktor penyesuaian yang diterapkan MSCI pada setiap saham. Faktor ini merefleksikan proporsi free-float yang tersedia bagi investor asing/internasional. Jika sebuah saham tidak memiliki batasan kepemilikan asing, FIF-nya akan sama dengan persentase free-float yang tersedia bagi semua investor. Jika ada batas kepemilikan asing (Foreign Ownership Limit atau FOL), FIF akan lebih kecil dan mencerminkan jumlah saham yang masih tersedia bagi investor asing (foreign room).

​1.D. Peran FFMC dalam Indeks MSCI
​FFMC memiliki dua peran utama:
​Penentuan Kelayakan (Eligibility): FFMC adalah salah satu kriteria utama, bersama dengan likuiditas (ATVR), untuk menentukan apakah suatu saham cukup besar untuk masuk ke dalam segmen indeks tertentu (misalnya, Large Cap, Standard, atau Small Cap). Saham harus memiliki FFMC di atas batas minimum yang ditentukan MSCI.
​Penentuan Bobot (Weighting): Bobot suatu saham dalam Indeks MSCI (seperti MSCI Indonesia Index) didasarkan secara langsung pada nilai FFMC-nya. Semakin besar FFMC suatu saham, semakin besar bobotnya (persentase) dalam indeks tersebut.
​Dengan menggunakan FFMC, MSCI memastikan bahwa indeks yang mereka terbitkan adalah Investable Index, artinya indeks tersebut mudah direplikasi oleh manajer investasi dan dana pensiun global, karena hanya mencakup saham yang benar-benar dapat diperdagangkan di pasar internasional.

​2. Indikator Likuiditas (Liquidity)
​Indikator ini mengukur seberapa mudah suatu saham dapat dibeli atau dijual tanpa memengaruhi harganya secara signifikan.
​Annualized Traded Value Ratio (ATVR): Rasio Nilai Transaksi Tahunan. ATVR mengukur nilai perdagangan suatu saham relatif terhadap FFMC-nya.

​ATVR = Nilai Transaksi Tahunan : Free-Float Market Capitalization
​Kriteria: Saham harus mencapai ATVR minimal (misalnya, 15% untuk Standard Index), yang dihitung berdasarkan rata-rata nilai perdagangan selama 3 bulan dan 12 bulan. Ini berfungsi sebagai pemeriksaan utama likuiditas jangka pendek dan jangka panjang.

ATVR dalam konteks MSCI adalah singkatan dari Annualized Traded Value Ratio. ​Ini adalah salah satu indikator likuiditas utama yang digunakan oleh MSCI (Morgan Stanley Capital International) dalam menentukan saham mana yang layak dimasukkan ke dalam Indeks Global Investable Market Indexes (GIMI), termasuk Indeks MSCI Indonesia.

​Definisi dan Cara Kerja ATVR:
​Pengukuran Likuiditas: ATVR berfungsi untuk mengukur tingkat likuiditas suatu saham. Saham yang sangat likuid adalah saham yang mudah diperjualbelikan di pasar tanpa menyebabkan perubahan harga yang signifikan.
​Rasio Nilai Transaksi Tahunan:

ATVR dihitung sebagai perbandingan antara:

​ATVR= Nilai Transaksi Tahunan Saham (Annualized Traded Value) :  Kapitalisasi Pasar yang Disesuaikan dengan Free-Float (Free-Float Adjusted Market Capitalization)

​Annualized Traded Value: Nilai ini dihitung dengan mengambil nilai transaksi rata-rata (biasanya median harian bulanan) selama periode tertentu (misalnya 3 bulan atau 12 bulan) dan kemudian disetahunkan (dianualisasi). Ini dilakukan untuk mengurangi dampak lonjakan volume perdagangan yang ekstrem pada hari-hari tertentu.
​Free-Float Adjusted Market Capitalization (FFMC): Ini adalah nilai kapitalisasi pasar saham yang hanya memperhitungkan jumlah saham yang benar-benar bebas diperdagangkan di pasar (tidak termasuk saham yang dimiliki oleh pengendali, pemerintah, atau pihak-pihak yang tidak diperdagangkan).

​Kriteria Kelayakan:
​Agar saham Indonesia bisa dipertimbangkan untuk masuk ke dalam MSCI Global Standard Index, biasanya harus memenuhi ambang batas likuiditas ATVR tertentu. Meskipun batas pastinya dapat berubah, umumnya MSCI mensyaratkan saham memiliki Annualized Traded Value Ratio (ATVR) minimal 15% (dihitung selama 12 bulan dan/atau 3 bulan).

​ATVR (Annualized Traded Value Ratio) adalah metrik penting yang memastikan bahwa saham yang dimasukkan ke dalam Indeks MSCI memiliki tingkat perdagangan yang memadai, sehingga dana investasi institusional besar (seperti ETF dan reksa dana yang mereplikasi indeks MSCI) dapat dengan mudah membeli atau menjual saham tersebut.

​Rata-rata Nilai Perdagangan Harian (Average Daily Traded Value – ADTV): Rata-rata nilai moneter saham yang diperdagangkan setiap hari.
​Kriteria: MSCI menetapkan ambang batas minimum ADTV (misalnya, minimal USD 1 juta setara Rp 16,5 miliar asumsi kurs Rp 16.500/USD), yang memastikan bahwa saham tersebut cukup aktif untuk menampung aliran dana besar dari investor institusional global.
​Frekuensi Perdagangan (Frequency of Trading) : Persentase hari perdagangan di mana saham tersebut benar-benar diperdagangkan (memiliki transaksi).
​Kriteria: Saham harus diperdagangkan secara konsisten untuk menjamin likuiditas yang berkelanjutan.

​3. Indikator Ketersediaan Investasi (Investability)
​Indikator ini menilai seberapa mudah saham tersebut dapat diakses dan dimiliki oleh investor asing.
​Foreign Inclusion Factor (FIF): Faktor penyesuaian yang mencerminkan porsi saham free-float yang tersedia bagi investor asing.
​Kriteria: FIF akan dikurangi jika ada batasan kepemilikan asing (Foreign Ownership Limit/FOL) atau jika terdapat konsentrasi kepemilikan oleh pihak domestik yang tidak diklasifikasikan sebagai free-float.
​Struktur Kepemilikan Saham
​Kriteria: MSCI akan meninjau tingkat konsentrasi kepemilikan. Jika kepemilikan publik (free-float) terlalu terkonsentrasi pada beberapa investor besar, saham tersebut dapat dikecualikan, meskipun memenuhi kriteria kapitalisasi pasar. Tujuannya adalah memastikan bahwa pasar benar-benar efisien.

Foreign Inclusion Factor (FIF) adalah faktor penyesuaian yang digunakan oleh MSCI untuk menghitung bobot saham dalam indeks. FIF pada dasarnya mewakili persentase dari kapitalisasi pasar penuh suatu perusahaan yang tersedia dan dapat diakses oleh investor asing (internasional).
​FIF merupakan salah satu indikator terpenting dalam memastikan prinsip Investability (Kelayakan Investasi) dari Indeks MSCI.
​Berikut adalah komponen utama yang menentukan FIF:
​1. Free Float Tersedia (Available Free Float)
​Dasar dari FIF adalah jumlah saham yang dianggap free float (bebas diperdagangkan) oleh MSCI. Saham free float adalah saham yang tersisa setelah dikurangi kepemilikan strategis (pemerintah, pendiri, pengendali, atau pihak terkait lainnya).
​2. Batas Kepemilikan Asing (Foreign Ownership Limit – FOL)
​Ini adalah faktor pembatas yang paling utama. Jika suatu negara atau perusahaan memiliki aturan yang membatasi persentase maksimum saham yang boleh dimiliki oleh investor asing (misalnya, dibatasi 49%):
​FIF akan dibatasi oleh FOL. Jika free float suatu saham adalah 60%, tetapi FOL-nya hanya 49%, maka FIF yang digunakan oleh MSCI tidak akan lebih dari 49%.
​FIF memastikan bahwa bobot saham dalam indeks tidak melebihi jumlah saham yang benar-benar dapat dibeli oleh dana asing.
​3. Ruang Asing (Foreign Room)
​Ini mengukur seberapa banyak lagi saham yang masih bisa dibeli oleh investor asing sebelum mencapai batas FOL. ​Jika batas FOL sudah hampir tercapai (ruang asing kecil), MSCI mungkin akan menyesuaikan FIF untuk merefleksikan kesulitan investor asing untuk memperoleh saham tersebut, yang dapat menyebabkan FIF lebih kecil dari batas FOL.
4. Faktor Penyesuaian Likuiditas atau Investabilitas Lainnya (Limited Investability Factor – LIF)
​Dalam kasus-kasus khusus, MSCI dapat menerapkan faktor penyesuaian lebih lanjut (Limited Investability Factor atau faktor penyesuaian lainnya) untuk lebih membatasi FIF. Hal ini dilakukan jika:
Konsentrasi Kepemilikan Tinggi: Meskipun suatu saham memenuhi ambang batas free float (misalnya di atas 15%), MSCI dapat mengurangi FIF jika ada kekhawatiran bahwa porsi free float yang besar terkonsentrasi di tangan segelintir investor yang bukan strategis, tetapi memiliki riwayat jarang berdagang atau berpotensi bertindak kolektif (seperti kasus-kasus kontroversial di Indonesia, di mana downweighting dilakukan).
​Masukan Pasar: MSCI sering menerima masukan dari pelaku pasar (broker, manajer investasi global) mengenai kesulitan untuk berinvestasi dalam saham tertentu. Masukan ini dapat memicu penerapan faktor penyesuaian untuk mencerminkan realitas ketersediaan saham di pasar.
​Bagaimana FIF Diterapkan?
​FIF dinyatakan sebagai nilai desimal (misalnya, 0,15 atau 0,50).
​Jika free float yang tersedia untuk asing adalah 23%, MSCI biasanya akan membulatkan ke atas ke kelipatan 5% terdekat (misalnya menjadi 0,25 atau 25%), asalkan free float awal berada di atas 15%.
​Jika free float sangat rendah (di bawah 15%), pembulatan dilakukan ke kelipatan 1% terdekat.
​Secara ringkas, FIF merupakan hasil dari tiga penyaringan utama:

FIF= min {Persentase Saham Free Float , Foreign Ownership Limit (FOL), Penyesuaian Likuiditas/Investabilitas Khusus}

Foreign Inclusion Factor (FIF) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak memiliki satu angka tunggal (persentase) untuk seluruh pasar.
​FIF adalah nilai yang diterapkan secara individual pada setiap saham yang masuk dalam indeks MSCI (seperti MSCI Indonesia Index, MSCI Emerging Markets, dll.) untuk mencerminkan seberapa besar porsi saham tersebut yang benar-benar tersedia bagi investor internasional.
​Berikut adalah penjelasan dan batasan mengenai FIF di BEI:
​1. FIF adalah Angka Spesifik Saham
​Setiap saham konstituen MSCI di Indonesia memiliki FIF yang berbeda-beda, yang ditentukan oleh:
​Tingkat Free Float Aktual: Persentase saham yang dimiliki oleh publik (non-pengendali).
​Batas Kepemilikan Asing (Foreign Ownership Limit/FOL): Meskipun Indonesia umumnya tidak memiliki FOL yang ketat untuk sebagian besar sektor, batasan ini bisa ada pada sektor tertentu (misalnya, perbankan) atau di level perusahaan.
​Faktor Penyesuaian Khusus (LIF): MSCI dapat menerapkan faktor penyesuaian (misalnya 0,5x) jika ada kekhawatiran mengenai konsentrasi kepemilikan, likuiditas yang tidak menentu, atau isu investability lain yang spesifik pada saham tersebut.
Contoh Kasus Spesifik (untuk ilustrasi):
Dalam salah satu hasil review MSCI, saham DSSA memiliki FIF awal 0,25 (25%) sebelum kemudian disesuaikan menjadi 0,13 (13%) karena adanya faktor penyesuaian (adjustment factor 0,5x) dari MSCI terkait kekhawatiran pasar tentang free float saham tersebut.
​2. Batas Minimum FIF (untuk Inklusi)
​Meskipun FIF setiap saham berbeda, ada batas minimum yang harus dipenuhi agar suatu saham layak (eligible) dimasukkan ke dalam Indeks MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI).
​FIF Minimum Global: Saham harus memiliki Foreign Inclusion Factor (FIF) minimum >= 0,15 (atau 15%) agar dapat dipertimbangkan untuk masuk.
Jika FIF awal suatu saham adalah 0,23, MSCI akan membulatkannya ke kelipatan 5% terdekat, yaitu 0,25 (25%).
​3. Tidak Ada “Rata-Rata” FIF Pasar
​Investor global tidak menggunakan nilai FIF rata-rata pasar untuk Indonesia. Mereka menggunakan FIF spesifik dari setiap saham untuk menghitung Kapitalisasi Pasar Disesuaikan Free-Float (FFMC), yang kemudian digunakan untuk menentukan bobot saham di dalam indeks.

Bobot Saham = Harga Saham x Jumlah Saham Beredar x FIF

Untuk mengetahui FIF suatu saham Indonesia yang masuk dalam indeks MSCI, harus merujuk pada dokumen resmi indeks (factsheet atau methodology) dari MSCI untuk saham emiten spesifik tersebut.

​MSCI secara rutin mempublikasikan Index Fact Sheet untuk setiap indeks (misalnya, MSCI Indonesia Index), tetapi dokumen ini biasanya hanya mencantumkan bobot persentase dari 10 konstituen terbesar dan bukan nilai FIF individual.
​Untuk mendapatkan nilai FIF yang tepat, harus merujuk pada End of Day Index Data (file data harian) yang disediakan MSCI kepada klien institusional mereka atau melalui pengumuman khusus.
​Namun, berdasarkan metodologi dan kasus-kasus publik yang dilaporkan, berikut adalah poin-poin kunci mengenai FIF saham Indonesia di indeks MSCI:
​Ilustrasi FIF Saham Indonesia di MSCI
​Meskipun nilai FIF berubah setiap periode review (Februari, Mei, Agustus, November) dan untuk setiap saham, kasus-kasus berikut dapat memberikan ilustrasi bagaimana FIF diterapkan:

Prinsip Utama FIF di Bursa Efek Indonesia (BEI)
​FIF adalah Faktor Pembulatan Free Float
FIF adalah estimasi free float (proporsi saham yang tersedia untuk investor asing) yang telah dibulatkan sesuai aturan MSCI:
​Jika Free Float >= 15%, dibulatkan ke atas ke kelipatan 5% terdekat.
​Jika Free Float < 15%, dibulatkan ke kelipatan 1% terdekat (atau sesuai aturan terbaru).
​Batas Minimum ( Investability )
Untuk dapat dimasukkan dalam indeks MSCI (terutama Global Standard Index), suatu saham harus memenuhi FIF minimum >= 0,15 (15%)
​Kasus Penyesuaian Khusus
Indonesia pernah mengalami kasus di mana FIF saham tertentu (seperti DSSA) dipotong di bawah free float aslinya karena MSCI menerima masukan pasar mengenai likuiditas dan ketersediaan saham tersebut (investability).
​Kesimpulan:
​Untuk mendapatkan daftar lengkap dan terbaru, perlu mengakses data berbayar atau hasil pengumuman Index Review yang dikirimkan langsung oleh MSCI kepada pelanggan institusional. Data publik MSCI hanya menyajikan bobot saham (yang merupakan hasil perkalian kapitalisasi pasar dengan FIF), bukan nilai FIF itu sendiri.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *