Update terkini emiten IMAS (PT Indomobil Sukses Internasional Tbk), emiten otomotif besar di bawah Grup Salim.
1. Kinerja Keuangan Melesat (Per Kuartal III 2025)
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sangat baik hingga sembilan bulan pertama tahun 2025 (periode Januari–September).
Laba Bersih Rp 257,60 Miliar naik 216,06%. Kenaikan tajam ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional. Pendapatan Tumbuh positif. Mendukung kenaikan laba Pertumbuhan pendapatan operasional yang signifikan berhasil mengkompensasi kenaikan beban keuangan.
Arus Kas Saldo Kas: Rp 2,22 Triliun, turun (dibanding 2024). Penurunan saldo kas terjadi (dari Rp 5,44 T) kemungkinan karena adanya investasi atau modal kerja untuk ekspansi.
2. Aksi Korporasi dan Ekspansi Bisnis
IMAS, yang saat ini mengendalikan berbagai merek global (seperti Kia, Audi, Volkswagen, dan Citroën), terus memperkuat portofolio dan ekosistem bisnisnya:
Akuisisi Nissan Motor Indonesia (NMI):
Pada Agustus 2025, IMAS melalui anak usahanya, PT National Assemblers (NA), resmi mengakuisisi 99,9% saham PT Nissan Motor Indonesia dari Nissan Motor Co., Ltd. Aksi korporasi ini dinilai strategis untuk memperkuat portofolio bisnis dan ekosistem perakitan (assembling) kendaraan bermotor Indomobil Group dalam jangka panjang.
Ekspansi Kendaraan Listrik (EV):
IMAS sangat aktif dalam memasuki era kendaraan listrik. Portofolio mereka telah didominasi oleh merek-merek yang juga menawarkan EV, termasuk merek Tiongkok, GAC AION. Indomobil Group ditunjuk sebagai distributor eksklusif untuk beberapa merek EV, seperti MAXUS di Indonesia (Juni 2024).
Perusahaan juga menjalin kerjasama dengan Yadea (motor listrik) dan VKTR (untuk adopsi kendaraan listrik komersial).
Penguatan di Segmen Premium:
IMAS, bersama dengan Inchcape, sebelumnya telah mengakuisisi dan menjadi produsen serta distributor resmi kendaraan merek Mercedes-Benz di Indonesia, memperkuat posisinya di segmen premium.
3. Sentimen Pasar
Kinerja laba yang melesat lebih dari 200% dan langkah-langkah korporasi yang agresif (termasuk akuisisi NMI) memberikan sentimen positif bagi saham IMAS, meskipun pasar juga mencermati beban utang perusahaan.
Dampak akuisisi Nissan Motor Indonesia (NMI) terhadap prospek bisnis IMAS.
Akuisisi 99,9% saham NMI oleh anak perusahaan IMAS, PT National Assemblers, merupakan langkah strategis yang sangat penting. Berikut adalah analisis dampaknya:
Dampak Akuisisi Nissan Motor Indonesia (NMI) bagi IMAS
1. Penguatan Portofolio Merek dan Segmen Pasar
Peningkatan Keanekaragaman: Nissan adalah merek Jepang yang memiliki pasar loyal dan portofolio produk yang luas, mulai dari segmen city car hingga SUV. Dengan masuknya Nissan, Indomobil Group (IMAS) semakin melengkapi portofolio mereknya yang sudah ada (seperti Suzuki, KIA, Audi, VW, Citroen).
Akses ke Teknologi: IMAS mendapatkan akses yang lebih dalam ke teknologi dan rantai pasok global Nissan, termasuk teknologi hibrida dan elektrifikasi yang dimiliki Nissan.
2. Penguasaan Fasilitas Manufaktur dan Perakitan
Pengendalian Penuh Operasi Lokal: IMAS kini memiliki kendali penuh atas fasilitas perakitan dan operasional Nissan di Indonesia. Ini memungkinkan IMAS untuk mengoptimalkan biaya produksi, meningkatkan efisiensi rantai pasok, dan menyesuaikan model kendaraan secara lebih cepat dengan permintaan pasar lokal.
Sinergi Operasional: Fasilitas perakitan Nissan dapat disinergikan dengan fasilitas perakitan merek-merek lain di bawah Indomobil Group, menghasilkan efisiensi biaya yang lebih besar (economies of scale).
3. Posisi di Pasar Kendaraan Listrik (EV)
Akselerasi EV: Nissan memiliki pengalaman kuat dalam kendaraan listrik global (melalui Nissan Leaf dan teknologi e-Power). Akuisisi ini memberikan IMAS dasar yang lebih kuat untuk meluncurkan dan memproduksi model EV Nissan di Indonesia, sejalan dengan fokus pemerintah dan tren pasar. Hal ini melengkapi rencana IMAS yang sudah agresif di segmen EV melalui GAC AION dan Yadea.
4. Peningkatan Pendapatan dan Margin
Peningkatan Kontribusi Penjualan: Dengan adanya merek besar seperti Nissan di bawah kendali penuh, kontribusi pendapatan dari segmen penjualan otomotif IMAS diproyeksikan akan meningkat secara substansial di masa depan.
Optimalisasi Distribusi: IMAS dapat mengintegrasikan jaringan distribusi dan after sales Nissan ke dalam ekosistem Indomobil yang besar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan margin keuntungan.
Inti Prospek: Akuisisi NMI bukan sekadar penambahan merek, melainkan upaya strategis IMAS untuk mengamankan aset manufaktur di Indonesia dan mengintegrasikan jaringan merek-merek global, yang sangat krusial di tengah transisi industri otomotif menuju elektrifikasi dan persaingan ketat dengan merek-merek Tiongkok.
Perbandingan kinerja IMAS (PT Indomobil Sukses Internasional Tbk) dengan dua emiten otomotif besar lainnya: ASII (PT Astra International Tbk) dan AUTO (PT Astra Otoparts Tbk).
Perbandingan ini penting karena ketiganya mewakili ekosistem otomotif di Indonesia—mulai dari manufaktur hingga suku cadang.
Perbandingan Kinerja Emiten Otomotif (Q3 2025)
Fokus Bisnis Utama
IMAS (Indomobil) => Distributor, Perakitan, Jasa Keuangan, Logistik (Multi-merek: Suzuki, KIA, Nissan, dll.)
ASII => Conglomerate Otomotif (Toyota, Daihatsu, Isuzu), Alat Berat, Jasa Keuangan, Agribisnis
AUTO => Manufaktur dan Distribusi Komponen Otomotif (Suku Cadang)
Pertumbuhan Laba Bersih (YoY Q3 2025)
IMAS=> naik 216,06% (Paling tinggi)
ASII=> Penurunan (Dipengaruhi sektor komoditas dan batu bara)
AUTO=> Penurunan (Dipengaruhi perlambatan penjualan kendaraan baru & komponen)
Katalis Utama
IMAS=> Akuisisi Nissan dan agresif di Kendaraan Listrik (EV) multi-brand.
ASII=> Volume Penjualan mobil/motor utama (terutama Toyota/Honda), harga komoditas alat berat.
AUTO=> Penjualan aftermarket (suku cadang), efisiensi manufaktur, dan pasar ekspor.
Rasio Utang (DER Q3 2025)
IMAS=> Tinggi (sekitar 3,70x)
ASII=> Rendah (Neraca sangat sehat)
AUTO=> Rendah (Neraca sangat sehat)
1. IMAS vs. ASII: Kontras Laba
IMAS menunjukkan pertumbuhan laba paling tinggi karena memiliki basis laba yang lebih kecil pada periode sebelumnya dan didukung oleh pendapatan non-inti (pendapatan operasi lain) yang signifikan. Sektor otomotif IMAS lebih berfokus pada diversifikasi merek dan ekspansi EV.
ASII memiliki basis laba yang sangat besar. Penurunan laba didorong oleh kinerja anak perusahaan di sektor alat berat (UNTR) yang terdampak harga komoditas (batu bara/emas) yang melandai. Sektor otomotif ASII (Toyota, Daihatsu) sendiri masih dominan di pasar.
2. IMAS vs. AUTO: Dari Hulu ke Hilir
IMAS berada di hilir (distribusi dan perakitan). Kinerja mereka langsung terpengaruh oleh strategi branding, akuisisi, dan model baru.
AUTO berada di hulu (komponen/suku cadang). Kinerjanya dipengaruhi oleh dua hal: penjualan Original Equipment Manufacturer (OEM), yang bergantung pada volume produksi ASII, dan penjualan aftermarket, yang lebih stabil namun bergantung pada daya beli masyarakat. Penurunan laba AUTO mengindikasikan tekanan di pasar komponen global maupun domestik.
3. Prospek
IMAS: Prospek jangka panjang didukung oleh agresivitas di EV dan penguasaan manufaktur melalui akuisisi NMI. Namun, rasio utang tinggi perlu diwaspadai.
ASII: Tetap menjadi benteng pertahanan industri otomotif dengan neraca yang sangat kuat dan dominasi pasar. Sentimennya lebih dipengaruhi pergerakan harga komoditas global.
AUTO: Akan pulih seiring dengan pemulihan produksi OEM dan pertumbuhan stabil dari segmen suku cadang.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com