PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), emiten yang bergerak di bidang produksi dan pemasok beras di Indonesia, dengan pabrik yang berlokasi di Jawa Barat. Perusahaan ini juga terlibat dalam perdagangan grosir, perdagangan eceran, penyedia makanan dan minuman, serta industri makanan.
Berikut adalah potensi PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI):
1. Sektor Pangan yang Stabil dan Strategis:
Kebutuhan Dasar: Beras adalah komoditas pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Ini menjadikan bisnis beras sebagai sektor yang sangat stabil dan permintaannya cenderung konsisten, bahkan di tengah gejolak ekonomi.
Ketahanan Pangan Nasional: Isu ketahanan pangan menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Kebijakan seperti program swasembada pangan yang diusung oleh pemerintahan saat ini (misalnya target penghentian impor beras oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto pada 2025) dapat memberikan dorongan signifikan bagi produsen beras lokal seperti NASI. Ini berpotensi meningkatkan permintaan dan harga beras domestik.
2. Fokus pada Beras Khusus dan Premium:
NASI fokus memasarkan beras khusus dan premium, yang cenderung memiliki margin keuntungan yang lebih baik dibandingkan beras curah biasa. Segmen pasar ini juga mungkin lebih resilient terhadap fluktuasi harga beras umum yang diatur oleh Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dengan kualitas produk yang lebih tinggi, NASI dapat membangun brand loyalty dan mempertahankan pangsa pasar di segmen premium.
3. Optimalisasi Jaringan Distribusi dan SDM:
Perusahaan menargetkan untuk memaksimalkan jaringan distribusinya dan menggenjot pengembangan SDM. Peningkatan efisiensi distribusi dan kualitas sumber daya manusia dapat menekan biaya operasional dan memperluas jangkauan pasar.
Kerjasama dengan platform e-commerce seperti TaniHub dan SayurBox, yang pernah dilakukan NASI, menunjukkan adaptasi terhadap tren digital dan potensi untuk memperluas jangkauan ke konsumen akhir secara lebih efisien.
4. Potensi Peningkatan Pendapatan dan Laba:
Dengan adanya kenaikan harga beras di pasaran dan fokus pada beras khusus, NASI optimistis dapat mencetak pertumbuhan laba. Perusahaan menargetkan penjualan sebesar Rp 105 miliar dan laba bersih Rp 1,06 miliar atau 1% dari total penjualan pada tahun ini (2025).
Peningkatan konsumsi beras dan kebijakan pemerintah yang mendukung produksi dalam negeri dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan pendapatan.
5. Penggunaan Dana IPO untuk Ekspansi:
NASI telah merealisasikan penggunaan dana IPO untuk pembangunan gudang dan kantor di Karawang serta modal kerja. Ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat infrastruktur dan kapasitas operasionalnya, yang akan mendukung pertumbuhan di masa depan.
Tantangan dan Risiko:
Volatilitas Harga Komoditas: Meskipun harga beras sedang tinggi, volatilitas harga komoditas pangan selalu menjadi risiko. Fluktuasi harga gabah atau beras dapat mempengaruhi margin keuntungan.
Cuaca dan Iklim: Sebagai produsen beras, NASI sangat bergantung pada kondisi cuaca dan iklim. Kekeringan atau banjir dapat mengganggu produksi dan pasokan.
Persaingan Industri: Industri beras di Indonesia memiliki banyak pemain, baik skala besar maupun kecil. Persaingan ketat dapat menekan margin.
Regulasi Pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait impor, subsidi, dan HET dapat berdampak signifikan pada bisnis beras.
Kinerja Historis: Analisis beberapa sumber menunjukkan bahwa NASI memiliki profitabilitas yang kurang baik di masa lalu (misalnya NPM di bawah 10% dan ROE negatif), dan belum mencetak EPS positif secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa perusahaan masih dalam tahap pemulihan atau pengembangan, dan perlu menunjukkan kinerja yang lebih stabil ke depan.
PT Wahana Inti Makmur Tbk memiliki potensi yang cukup baik di tengah kebutuhan pangan yang stabil dan dukungan kebijakan pemerintah untuk swasembada beras. Fokus pada beras premium dan optimalisasi distribusi menjadi strategi yang menjanjikan. Namun, penting bagi investor untuk mempertimbangkan risiko terkait volatilitas harga komoditas, cuaca, persaingan, serta kinerja historis perusahaan yang belum konsisten positif. Kinerja masa depan akan sangat tergantung pada kemampuan manajemen dalam mengeksekusi strategi dan beradaptasi dengan kondisi pasar.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Kinerja keuangan NASI di Q1 2025
PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) mencatat kinerja keuangan yang menunjukkan penurunan pada Q1 2025 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (Q1 2024).
Berikut adalah detail kinerja keuangannya:
Laba Bersih: NASI membukukan laba bersih sebesar Rp 25,4 juta pada Q1 2025. Angka ini menurun signifikan bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yang mencapai Rp 190,1 juta. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 0,03 per lembar.
Pendapatan: Pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 20,4 miliar hingga 31 Maret 2025. Angka ini turun dari pendapatan Rp 23,0 miliar pada Q1 2024.
Beban Pokok Penjualan: Beban pokok penjualan juga turun menjadi Rp 17,16 miliar dari Rp 19,56 miliar.
Laba Bruto: Laba bruto ikut turun menjadi Rp 3,2 miliar dari Rp 3,4 miliar.
Laba Sebelum Manfaat Pajak: Laba sebelum manfaat pajak juga mengalami penurunan drastis, menjadi Rp 25,39 juta dari Rp 190,14 juta.
Aset dan Liabilitas:
Jumlah liabilitas naik menjadi Rp 24,94 miliar hingga 31 Maret 2025 dari Rp 23,67 miliar pada 31 Desember 2024.
Jumlah aset naik menjadi Rp 85,11 miliar hingga 31 Maret 2025 dari Rp 83,81 miliar pada 31 Desember 2024.
Penurunan pendapatan dan laba bersih ini menunjukkan bahwa NASI menghadapi tantangan dalam periode Q1 2025, meskipun harga beras di pasaran seringkali bergejolak. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa target penjualan NASI untuk tahun 2025 secara keseluruhan adalah Rp 105 miliar dengan laba bersih Rp 1,06 miliar. Realisasi di Q1 2025 ini baru sekitar 19% dari target pendapatan dan sangat kecil dari target laba bersih, mengindikasikan bahwa perusahaan perlu bekerja keras di kuartal-kuartal berikutnya untuk mencapai target tersebut.
Faktor-faktor seperti fluktuasi harga gabah, efisiensi operasional, dan strategi penjualan akan sangat mempengaruhi kinerja NASI di sisa tahun 2025.
Ownership
PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) memiliki struktur kepemilikan saham yang terbagi antara pemegang saham individu yang juga merupakan bagian dari manajemen, perusahaan swasta, dan publik.
Pemilik utama atau pihak yang mengendalikan PT Wahana Inti Makmur Tbk adalah manajemen dan pihak-pihak afiliasi melalui kepemilikan saham yang terkonsentrasi.
Secara spesifik, Piero Mustafa adalah figur kunci dalam kepemilikan dan manajemen NASI. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan dan juga merupakan salah satu pemegang saham individu terbesar yaitu 42,24% saham NASI.
Meskipun terdapat saham yang dipegang oleh “perusahaan swasta” (private companies) dan “publik” (masyarakat umum), data menunjukkan bahwa kepemilikan saham mayoritas dan pengendali berada di tangan pihak-pihak internal dan afiliasi manajemen, dengan Piero Mustafa sebagai salah satu pemilik kunci dan pengambil keputusan strategis.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca