Potensi dari emiten ADRO? AADI? ADMR?

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) merupakan bagian dari Grup Adaro dan bergerak di sektor pertambangan, khususnya batu bara.

Update AADI setelah melakukan Initial Public Offering (IPO) dan Spin-off dari induknya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Kondisi Saham AADI Setelah IPO
​AADI mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme spin-off dari ADRO. Langkah ini memisahkan bisnis batu bara termal (AADI) dari bisnis ADRO yang berfokus pada diversifikasi ke energi hijau dan mineral.
​1. Kinerja Harga Saham Awal
​Antusiasme Pasar: IPO AADI disambut antusias oleh pasar. Saham AADI tercatat sering mencetak Auto Rejection Atas (ARA) pada hari-hari awal perdagangannya.
​Kenaikan Harga Signifikan: Saham AADI menunjukkan kenaikan harga yang signifikan setelah dicatatkan, bahkan oleh beberapa analis dianggap diperdagangkan pada valuasi yang menarik.

​2. Fokus Bisnis yang Jelas
​Murni Batu Bara Termal: Setelah spin-off, AADI menjadi entitas yang berfokus sepenuhnya pada bisnis pertambangan, logistik, dan layanan pendukung batu bara termal.
​Model Bisnis Terintegrasi: AADI mewarisi model bisnis yang terintegrasi di sepanjang rantai pasokan (mulai dari tambang, logistik, hingga ketenagalistrikan), yang memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan operasional dan efisiensi biaya.

​3. Kinerja Keuangan (Pasca Spin-off)
​Meskipun Harga Batu Bara Fluktuatif: AADI dinilai mampu menjaga kinerja operasional yang solid.
​Volume Penjualan Meningkat: Meskipun laba bersih mungkin mengalami sedikit penurunan (sejalan dengan tren harga komoditas batu bara global), AADI mencatatkan kenaikan volume penjualan dan penurunan biaya produksi (didukung efisiensi dan potongan royalti).
​Modal Kerja dan Ekspansi: Dana yang diperoleh dari IPO dialokasikan untuk mengoptimalkan struktur permodalan dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan dari aset-aset yang dimiliki.

​4. Prospek Dividen Tinggi
​Katalis Utama: Salah satu daya tarik utama AADI pasca-IPO adalah potensi dividen yang tinggi.
​Target DPR: Perusahaan berencana membagikan dividen dengan rasio pembayaran (DPR) hingga 45% dari laba bersih.
​Pembayaran Awal: AADI menargetkan mulai membagikan dividen interim untuk tahun buku 2025 (yang akan dibayarkan pada tahun 2026), menjadikannya prospek yang menarik bagi investor yield-oriented.

​5. Posisi di Pasar Modal
​Masuk Indeks LQ45: Kehadiran dan likuiditas yang baik membuat AADI berhasil masuk dalam daftar saham Indeks LQ45, yang menunjukkan pengakuan dan minat pasar yang kuat.
​Secara keseluruhan, kondisi AADI pasca-IPO ditandai dengan antusiasme pasar yang tinggi karena memiliki fokus bisnis batu bara termal yang jelas dan didukung oleh fundamental operasional yang kuat serta potensi yield dividen yang menarik di masa mendatang.

Membandingkan tiga emiten dari Grup Adaro (ADRO, AADI, dan ADMR) pasca spin-off akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai strategi dan potensi masing-masing.
​Berikut perbandingan kinerja dan prospek utama antara ADRO (Induk/Diversifikasi), AADI (Batu Bara Termal), dan ADMR (Mineral/Energi Baru):

Perbandingan Trio Saham Grup Adaro

Fokus Bisnis Utama:

ADRO=> Transformasi menjadi perusahaan sumber daya dan energi terintegrasi, fokus pada Non-Batu Bara (hilirisasi, aluminium, EBT, metalurgi).

AADI=> Batu Bara Termal (Thermal Coal) dengan fokus pada operasional yang terintegrasi dan efisien.

ADMR=> Mineral (terutama batu bara metalurgi) dan pembangunan smelter aluminium.

Prospek Pertumbuhan:

ADRO=> Jangka panjang, didorong oleh proyek hilirisasi besar (Smelter Aluminium) dan pengembangan EBT (PLTA Mentarang).

AADI=> Stabil dan diuntungkan oleh siklus harga batu bara termal, didukung oleh efisiensi biaya.

ADMR=> Pertumbuhan yang cepat dan high-growth didorong oleh permintaan batu bara metalurgi dan progres proyek Smelter.

Kebijakan Dividen:

ADRO=> Diperkirakan menurun pasca spin-off karena fokus investasi besar untuk proyek diversifikasi (green energy dan hilirisasi). Dividen akan lebih moderat.

AADI=> Prospek High Dividend Yield. Menargetkan DPR hingga 45% dan diperkirakan mulai membagikan dividen untuk tahun buku 2025 (dibayar 2026).

ADMR=> Belum membagikan dividen secara rutin, karena laba diinvestasikan kembali untuk pengembangan bisnis yang agresif. Namun, ada potensi bagi dividen ke depan.

Sentimen Pasar Terkini:

ADRO=> Terkerek oleh proyeksi pertumbuhan laba yang kuat dari kontribusi hilirisasi dan EBT.

AADI=> Menjadi “Bintang” di Grup Adaro karena fundamental yang solid dan potensi yield dividen yang tinggi.

ADMR=> Pergerakan harga sering kali volatil dan didorong oleh berita progres proyek mineral dan komoditas.

Implikasi Investasi:

ADRO=> Cocok untuk investor yang mencari Capital Gain Jangka Panjang dari transformasi bisnis ke green economy dan value chain.

AADI=> Ideal untuk investor yang mencari High Dividend Yield dengan profil bisnis yang teruji dan efisien.

ADMR=> Cocok untuk investor yang mencari Capital Gain Agresif dari pertumbuhan bisnis mineral yang cepat, namun dengan risiko yang lebih tinggi.

Ringkasan Perbedaan Utama
​Growth vs. Yield:
=> ​ADMR mewakili bagian pertumbuhan (growth) yang agresif dari grup, dengan fokus pada bisnis masa depan (mineral dan hilirisasi).
​=> AADI mewakili bagian dividen (yield) yang tinggi dan aliran kas stabil dari bisnis batu bara termal yang sudah matang. ​Estimasi Yield Dividen (Imbal Hasil Dividen):
potensi yield dividen AADI diperkirakan cukup menarik, misalnya mencapai di atas 10% (berdasarkan harga dan proyeksi EPS tertentu).
​Sebagai contoh, jika menggunakan proyeksi laba per saham (EPS) tertentu dan DPR 45%, potensi dividen per saham (DPS) bisa mencapai Rp 741,15, yang berpotensi memberikan yield di atas 10% pada harga saham saat ini. ​Karena AADI baru melantai (IPO) di Bursa Efek Indonesia, perusahaan kemungkinan belum membagikan dividen untuk tahun buku sebelumnya (misalnya 2024), dengan fokus pada ekspansi dan investasi strategis. Pembagian dividen pertama yang diantisipasi adalah untuk tahun buku 2025 yang akan dibayarkan pada tahun 2026.
​=> ADRO menjadi induk yang bertransformasi, menyeimbangkan sisa bisnis batu bara lama sambil membiayai proyek pertumbuhan besar (green energy).
​Valuasi:
​Pasca spin-off, AADI dinilai oleh beberapa analis memiliki valuasi yang lebih menarik di sektor batu bara, berpotensi diperdagangkan di harga yang lebih tinggi.
​Kinerja Harga Saham:
​Pergerakan harga ketiga saham sering kali berkorelasi (sebagai “Trio Boy Thohir”), namun kinerja AADI pasca IPO cenderung kuat dan menonjol, sementara ADRO dan ADMR juga menunjukkan kenaikan yang didorong oleh katalis bisnis masing-masing.

​Jika fokus pada pembagian dividen yang besar dalam 1-2 tahun ke depan, AADI memiliki prospek yang paling jelas.
​Jika mencari potensi kenaikan harga yang signifikan dari transformasi bisnis dan proyek-proyek masa depan (misalnya Smelter Aluminium), ADRO atau ADMR mungkin lebih sesuai.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *