Potensi Saham CPRO part 2

PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) menunjukkan beberapa perkembangan penting di tahun 2025. Perusahaan mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 200 miliar untuk memperkuat kapasitas produksi pakan dan benur. Selain itu, CPRO juga dilaporkan mencatat pertumbuhan laba yang signifikan pada Juni 2025. Di sisi lain, harga sahamnya menunjukkan fluktuasi, dan perubahan kepemilikan saham dari pihak asing dan pengunduran diri direksi.

Perubahan Kepemilikan Asing: Salah satu perubahan paling menonjol adalah pergerakan saham yang dimiliki oleh entitas asing. UOB Kay Hian Pte Ltd tercatat melepas sebagian kepemilikannya. Pada Juli 2025, UOB Kay Hian menjual 2,425 miliar lembar saham CPRO, meskipun sebelumnya juga sempat melakukan aksi beli. Ini menandakan adanya fluktuasi kepemilikan oleh investor institusi asing.

Aksi jual saham dalam jumlah besar oleh investor institusi seperti UOB Kay Hian sering kali menimbulkan gejolak pada harga saham, dan hal ini juga terjadi pada CPRO.
​Pelepasan saham dalam jumlah besar, seperti 2,42 miliar lembar saham yang dilakukan UOB Kay Hian pada Juli 2025, dapat menciptakan beberapa dampak langsung pada harga saham CPRO, meskipun efeknya bisa bersifat sementara:
​Peningkatan Volume Transaksi: Aksi jual besar memicu lonjakan volume perdagangan. Hal ini dapat dilihat pada grafik perdagangan, di mana terjadi transaksi yang sangat aktif.
​Sentimen Negatif Jangka Pendek: Pelepasan saham oleh investor institusi besar sering kali diinterpretasikan oleh pasar sebagai sinyal bahwa “pemain besar” sedang keluar. Hal ini bisa memicu kepanikan dan aksi jual oleh investor ritel, yang pada akhirnya menekan harga saham.
​Volatilitas Harga: Aksi jual-beli yang masif dari investor institusi ini dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tinggi. Saham CPRO sempat merosot 1,92% dalam sepekan terakhir setelah berita penjualan tersebut, namun juga terpantau menguat 2% pada hari lain, menunjukkan volatilitas yang tinggi.

Strategi yang dilakukan CPRO:

​Fokus pada Optimalisasi Produksi: CPRO memperbaiki efisiensi dan produktivitas di pabrik yang sudah ada, serta memperkuat kualitas aset, terutama tambak-tambak yang dinilai prospektif. Strategi ini diambil untuk merespons tantangan eksternal dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
​Pelunasan Utang: Pada awal 2024, CPRO berhasil melunasi utang obligasi lebih cepat dari jadwal. Pelunasan utang ini sangat penting karena mengurangi beban keuangan perusahaan, sehingga dana yang dihemat dapat dialihkan untuk mendanai ekspansi internal seperti yang disebutkan di atas.

Pada Juni 2025, CPRO dilaporkan mengalami peningkatan laba yang signifikan sebesar 64,5%. Peningkatan ini terjadi setelah perusahaan mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp200 miliar untuk memperkuat kapasitas produksi pakan dan benur. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi ekspansi internal perusahaan, yang berfokus pada efisiensi dan produktivitas, mulai membuahkan hasil.
​Namun, penting untuk dicatat bahwa kinerja ini merupakan pembalikan dari laporan keuangan tahun sebelumnya. Laba bersih CPRO pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 320 miliar, yang menunjukkan penurunan dibandingkan laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 401,5 miliar. Perbaikan kinerja di pertengahan 2025 menunjukkan bahwa strategi pelunasan utang dan pengalihan dana ke ekspansi internal mulai menstabilkan dan meningkatkan performa keuangan perusahaan.

Berikut adalah perbandingan ringkas kinerja keuangan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) berdasarkan laporan keuangan terbaru untuk Semester I 2025 dan laporan tahunan 2024.
​Perbandingan Laba Bersih CPRO (dalam miliar Rupiah):

Seperti yang terlihat, CPRO mencatatkan laba bersih sebesar Rp 293,2 miliar pada semester pertama tahun 2025, meningkat signifikan sebesar 64,5% dari periode yang sama di tahun 2024. Peningkatan ini menunjukkan bahwa strategi ekspansi internal perusahaan dan pelunasan utang mulai memberikan hasil yang positif dan mendorong pertumbuhan laba.

Strategi Bisnis CPRO
​Integrasi Vertikal (Hulu ke Hilir): CPRO merupakan salah satu pemain di industri akuakultur yang mengintegrasikan seluruh rantai pasokan, mulai dari pembenihan udang (bibit) hingga produksi pakan. Hal ini memberikan beberapa keuntungan:
​Kontrol Kualitas: Perusahaan bisa mengendalikan kualitas produk dari tahap awal, memastikan benur yang sehat dan pakan berkualitas tinggi.
​Pengurangan Biaya: Dengan memproduksi benur sendiri, CPRO tidak perlu membeli dari pihak ketiga, sehingga dapat menekan biaya produksi secara keseluruhan.
​Investasi Berkelanjutan pada Kapasitas dan Teknologi: Pengalokasian belanja modal (capex) yang signifikan menunjukkan fokus perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dengan modernisasi pabrik dan adopsi teknologi yang lebih baik, CPRO bertujuan:
​Meningkatkan Efisiensi: Menghasilkan lebih banyak produk dengan biaya yang sama atau lebih rendah.
​Memperkuat Posisi Pasar: Memastikan perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh, sehingga pangsa pasarnya tidak diambil alih oleh pesaing.
​Optimalisasi Keuangan: Setelah berhasil melunasi utang, CPRO kini memiliki neraca keuangan yang lebih sehat. Ini memungkinkan perusahaan untuk:
​Mengurangi Beban Bunga: Dana yang sebelumnya digunakan untuk membayar utang kini bisa dialihkan ke investasi produktif, seperti ekspansi dan penelitian.
​Meningkatkan Fleksibilitas: Memiliki modal yang lebih besar untuk merespons dinamika pasar atau mengejar peluang baru tanpa harus bergantung pada pinjaman eksternal.

Perusahaan seperti CPRO berada dalam industri yang sangat kompetitif, terutama di sektor pakan udang dan ikan. Pesaing utamanya sebagian besar merupakan perusahaan besar yang juga terintegrasi dari hulu ke hilir.
Berikut adalah gambaran persaingan CPRO:
​JAPFA Comfeed Indonesia (JPFA): JPFA adalah salah satu pemain terbesar di Indonesia yang memiliki lini bisnis pakan ternak dan akuakultur yang kuat. Laba bersih JPFA jauh lebih tinggi dibandingkan CPRO, menunjukkan skala operasi yang lebih besar dan pangsa pasar yang lebih dominan.
​Perusahaan Pakan Asal Tiongkok: CPRO sendiri mengakui adanya persaingan dengan perusahaan-perusahaan pakan asal Tiongkok yang masuk ke pasar Indonesia. Persaingan ini berfokus pada harga, di mana perusahaan Tiongkok sering kali menawarkan harga yang lebih kompetitif.
​Pemain Lokal Lainnya: Industri ini juga diisi oleh pemain-pemain lokal lain, termasuk perusahaan pakan yang lebih kecil dan fokus pada segmen pasar tertentu.
​Meskipun menghadapi persaingan ketat, CPRO memiliki keunggulan sebagai perusahaan yang terintegrasi, mulai dari produksi benur (bibit udang) hingga produk pakan. Dengan fokus pada efisiensi dan inovasi teknologi, CPRO berupaya menjaga posisinya sebagai produsen pakan udang terbesar di Indonesia.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *