Investasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Investasi ini sebagian besar dilakukan melalui anak usaha Telkom, yaitu Telkomsel, dan bersifat jangka panjang dengan tujuan utama strategis dan sinergi bisnis.
Detail Investasi Awal

Dampak Keuangan (Kerugian/Keuntungan Belum Terealisasi)
Sejak GOTO melantai di bursa (IPO) pada April 2022, harga sahamnya cenderung berfluktuasi dan sempat menurun signifikan. Dampak fluktuasi harga saham GOTO ini tercatat dalam laporan keuangan Telkom sebagai rugi atau keuntungan yang belum direalisasi (unrealized loss/gain) dari perubahan nilai wajar investasi.
Rugi Besar yang Belum Direalisasi: Pada periode tertentu, seperti akhir tahun buku 2022, Telkomsel mencatatkan kerugian yang belum direalisasi hingga mencapai sekitar Rp 6,74 triliun. Walaupun nilai kerugian unrealized berfluktuasi, investasi ini masih menjadi sorotan karena penurunan harga saham GOTO (sempat berada di kisaran Rp 50). Misalnya, di Kuartal I 2024, Telkom mencatatkan rugi yang belum direalisasi sebesar Rp 403 miliar dari investasi GOTO. Meskipun mencatat kerugian yang belum direalisasi, Telkom belum menjual saham GOTO karena menganggapnya sebagai investasi jangka panjang.
Tujuan Strategis dan Sinergi
Alasan utama Telkom (melalui Telkomsel) berinvestasi di GOTO adalah untuk menciptakan sinergi bisnis dan memperkuat ekosistem digital di Indonesia. Sinergi yang telah terjalin antara lain:
Ekosistem Pelanggan: Menggabungkan basis pelanggan Telkomsel (konektivitas) dengan ekosistem luas GOTO (layanan on-demand, e-commerce, dan fintech).
Kolaborasi Produk: Meluncurkan produk bersama seperti Telkomsel Wallet by GoPay, yang memungkinkan pelanggan Telkomsel menggunakan saldo GoPay di aplikasi MyTelkomsel.
Dukungan Bisnis: Telkomsel memberikan solusi konektivitas dan digital advertising (MyAds) kepada mitra pengemudi dan merchant GOTO.
Nilai Tambah (Value Creation): Sinergi ini ditujukan untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi kedua perusahaan di sektor digital.
Sikap Telkom
Manajemen Telkom selalu menegaskan bahwa investasi di GOTO adalah strategi jangka panjang dan tidak akan dijual dalam waktu dekat, meskipun terjadi fluktuasi nilai pasar saham yang menyebabkan kerugian yang belum terealisasi. Perusahaan terus melakukan evaluasi untuk memastikan setiap investasi memberikan return yang optimal, baik secara strategis maupun finansial.
Sinergi antara Telkomsel (anak perusahaan Telkom) dan GoTo semakin diperkuat seiring waktu, terutama melalui integrasi layanan yang ditawarkan.
Berikut detail mengenai sinergi spesifik yang terwujud dari investasi Telkom di GOTO:
Sinergi Strategis Telkomsel dan GoPay (Grup GOTO)
Sinergi utama berfokus pada penggabungan kekuatan konektivitas Telkomsel dan layanan keuangan digital GoPay untuk menciptakan pengalaman yang seamless (tanpa batas) bagi pengguna.
1. Peluncuran Produk Digital Inovatif Terbaru
Telkomsel Wallet by GoPay: Ini adalah fitur dompet digital yang terintegrasi langsung di dalam aplikasi MyTelkomsel dan terhubung dengan sistem GoPay. Memungkinkan pengguna MyTelkomsel untuk menyimpan dan menggunakan saldo GoPay mereka untuk membeli pulsa, paket data, dan membayar berbagai layanan digital lainnya di dalam satu aplikasi, tanpa perlu berpindah ke aplikasi Gojek/GoPay.
eSIM SIMPATI GoPay: Ini adalah produk eSIM co-branding pertama antara GoPay dan Telkomsel. Memudahkan pengguna untuk membeli, mengaktifkan, dan mengelola layanan seluler (tanpa SIM fisik) langsung melalui aplikasi GoPay. Pengguna juga dapat memantau kuota dan melakukan pembayaran paket data di aplikasi GoPay.
2. Paket Khusus untuk Ekosistem Gojek
Telkomsel menyediakan paket-paket komunikasi yang disesuaikan dan terjangkau (disebut Paket Swadaya Telkomsel) bagi jutaan mitra pengemudi Gojek dan mitra merchant GoTo. Memastikan mitra Gojek mendapatkan konektivitas data yang stabil dan murah, yang sangat krusial untuk menjalankan bisnis mereka sehari-hari (menerima order, menggunakan GPS, dll.). Pembelian paket khusus ini oleh jutaan mitra Gojek menghasilkan pendapatan (revenue) yang signifikan bagi Telkomsel, yang dihitung sebagai nilai sinergi.
3. Dukungan Ekosistem Bisnis (B2B)
Sinergi ini juga mencakup dukungan antar bisnis dalam grup:
Akses Reseller dan Onboarding Merchant: Memudahkan mitra merchant Gojek untuk menjadi reseller atau mitra Telkomsel, serta menggunakan layanan Telkomsel seperti Digital Advertising (MyAds) untuk mempromosikan bisnis mereka.
Fitur Keamanan (Number Masking): Telkomsel menyediakan solusi keamanan komunikasi, seperti fitur number masking, untuk melindungi privasi antara mitra pengemudi dan pelanggan Gojek.
Pencapaian dan Target Sinergi
Nilai Sinergi: Telkom Group secara rutin melaporkan nilai sinergi yang dihasilkan dari kolaborasi ini. Hingga kuartal I 2024, nilai sinergi kumulatif antara GOTO dan Telkom dikabarkan mencapai sekitar Rp 4,8 triliun sejak investasi awal.
Target Masa Depan: Kedua perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kolaborasi dan program baru, termasuk potensi integrasi lebih lanjut antara aplikasi MyTelkomsel (yang dikembangkan menjadi superapp) dengan ekosistem GOTO.
Secara keseluruhan, investasi Telkom di GOTO adalah langkah strategis untuk mengamankan posisi Telkom di ranah layanan digital end-to-end, menggabungkan layanan konektivitas utama (Telkomsel) dengan layanan on-demand dan keuangan digital (GOTO).
Pengaruh investasi Telkomsel di GOTO pada kinerja keuangan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sangat signifikan, terutama memengaruhi komponen Laba Bersih perusahaan.
Berikut adalah ringkasan dampak finansialnya:
Dampak Utama: Unrealized Loss (Kerugian Belum Terealisasi)
Dampak investasi di GOTO pada laporan keuangan TLKM dicatat sebagai Keuntungan (atau Kerugian) yang Belum Direalisasi dari Perubahan Nilai Wajar atas Investasi (Unrealized Gain/Loss).
Hal ini terjadi karena Telkomsel mencatat investasi GOTO sebagai instrumen keuangan jangka panjang yang diukur berdasarkan nilai pasar saham GOTO pada akhir periode pelaporan. Naik turunnya harga saham GOTO di bursa akan langsung memengaruhi laba bersih Telkom.
Akhir 2022 => Rugi Rp 6,7 triliun => Kerugian terbesar, dinilai berdasarkan harga saham GOTO saat itu (sekitar Rp 91/saham).
Semester I 2023=> Laba Rp 451 miliar => Mencatat keuntungan karena harga saham GOTO sempat menguat (sekitar Rp 110/saham).
Akhir 2023=> Rugi Rp 119 miliar => Terjadi kembali kerugian yang belum direalisasi.
Semester I 2024=> Rugi Rp 854 miliar => Kerugian meningkat, sejalan dengan harga saham GOTO yang berada di level rendah (sekitar Rp 50/saham).
9 Bulan 2025=> Rugi Rp 360 miliar =>Rugi yang belum direalisasi terus menekan laba bersih konsolidasian.
Meskipun Laba Bersih tertekan, pihak manajemen Telkom selalu menekankan bahwa kinerja operasional inti perusahaan (pendapatan dari layanan seluler, fixed broadband, dan B2B) tetap solid dan bertumbuh.
Mereka menyatakan bahwa jika komponen unrealized loss ini dikeluarkan, laba bersih dari aktivitas utama perusahaan menunjukkan pertumbuhan positif.
Fokus Telkom: Sinergi Operasional
Meskipun nilai investasi saham GOTO sering mencatat unrealized loss, Telkom konsisten menyatakan bahwa tujuan utama investasi ini adalah nilai sinergi (operasional) yang dihasilkan, bukan hanya capital gain (keuntungan dari kenaikan harga saham). Sinergi ini terbukti menghasilkan pendapatan operasional yang terus tumbuh bagi Telkom (misalnya, dari penjualan paket data khusus untuk jutaan mitra Gojek).
Hingga Kuartal I 2024, nilai sinergi kumulatif antara Telkom Group dan GOTO sudah mencapai sekitar Rp 4,8 triliun, yang diyakini Telkom dapat melampaui kerugian buku (unrealized loss) dalam jangka panjang.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Saham Daily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com