Arsari Group, entitas induk investasi milik Hashim Djojohadikusumo, bergerak di berbagai sektor bisnis. Meskipun namanya mungkin tidak sepopuler konglomerasi besar lain, grup ini memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan mencakup:
PERTAMBANGAN: Ini adalah salah satu bisnis inti Arsari Group. Melalui anak perusahaannya seperti PT Arsari Tambang dan PT Mitra Stania Prima (MSP), mereka fokus pada pertambangan dan pengolahan timah, terutama di wilayah Bangka Belitung. PT Mitra Stania Prima bahkan merupakan salah satu perusahaan timah terbesar ketiga di Indonesia. Arsari Tambang juga menunjukkan komitmennya pada keberlanjutan dengan mengoperasikan smelter timah yang ditenagai 100% oleh listrik dari energi terbarukan. Mereka tidak hanya berfokus pada penambangan, tetapi juga pada pengolahan timah. Salah satu komitmen mereka yang paling menonjol adalah penggunaan 100% listrik dari sumber energi terbarukan untuk menggerakkan fasilitas peleburan (smelter) mereka. Hal ini menunjukkan fokus perusahaan terhadap keberlanjutan dan praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Selain timah, Arsari Group juga menjajaki peluang pasokan bahan baku dari perusahaan lain seperti Freeport untuk mendukung produksi solder timah.
AGRIBISNIS: Arsari Group juga aktif di sektor agrobisnis dan perkebunan, meskipun rincian perusahaan spesifiknya tidak terekspos seluas bisnis pertambangannya.
=>Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit: Melalui perusahaannya, Arsari Group memiliki dan mengelola perkebunan karet dan kelapa sawit di berbagai daerah, termasuk Jawa Barat, Kalimantan, dan Aceh.
=>Produksi Biofuel: Grup ini juga terlibat dalam proyek-proyek energi terbarukan yang terkait dengan agrobisnis. Contohnya adalah program bio-etanol yang memanfaatkan pohon aren untuk menghasilkan bahan bakar bio. Proyek ini juga merupakan bagian dari inisiatif reboisasi.
=>Perlindungan Lingkungan: Arsari Group memiliki komitmen terhadap keberlanjutan. Mereka bahkan memiliki proyek konservasi, seperti yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit di Sumatera Barat, di mana sebagian lahan dipertahankan sebagai suaka harimau.
ENERGI: proyek PLTA Kayan. Ada dua entitas perusahaan utama yang terlibat dalam proyek besar PLTA Kayan, yaitu PT Kayan Hydro Energy (KHE) dan PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), yang masing-masing memiliki susunan kepemilikan berbeda.
PT Kayan Hydro Energy (KHE): Perusahaan ini dikenal sebagai pengembang utama proyek PLTA Kayan dan dimiliki oleh seorang pengusaha nasional bernama Tjandra Limanjaya. KHE yang menginisiasi dan mengelola proyek ini sejak awal, termasuk dalam hal perizinan dan studi kelayakan. KHE juga merupakan entitas yang menarik perhatian Hashim Djojohadikusumo untuk berinvestasi.
PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN): KHN adalah perusahaan joint venture yang juga terlibat dalam pengembangan PLTA di Kalimantan Utara. Kepemilikan saham di KHN saat ini dikuasai oleh tiga pihak, yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan 50% saham, Sarawak Energy Berhad (perusahaan energi Malaysia) sebesar 25%, dan PT Kayan Patria Pratama (KPP) sebesar 25%. Jadi, meskipun PLTA Kayan secara umum dikaitkan dengan nama Tjandra Limanjaya dan Hashim Djojohadikusumo, struktur kepemilikan dan pihak-pihak yang terlibat cukup kompleks. Meskipun kedua perusahaan tersebut bergerak di sektor yang sama, ada perbedaan yang signifikan antara proyek yang dikelola oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) dan PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN). Perbedaan utamanya terletak pada lokasi, skala proyek, dan struktur kepemilikan.
Proyek PLTA Kayan Hydro Energy (KHE)
KHE berfokus pada pembangunan PLTA Kayan Cascade, sebuah proyek mega-multibendung di Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini sangat ambisius, dengan target total kapasitas hingga 9.000 MW yang akan dibangun secara bertahap dalam lima unit bendungan (Kayan 1 hingga Kayan 5). PLTA ini digadang-gadang akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara dan dirancang untuk memasok listrik ke kawasan industri hijau, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN). KHE, yang dimiliki oleh Tjandra Limanjaya, adalah perusahaan yang dilirik oleh Hashim Djojohadikusumo untuk berinvestasi. Sedangkan Proyek PLTA Kayan Hydropower Nusantara (KHN) mengembangkan proyek PLTA Mentarang Induk yang juga berlokasi di Kalimantan Utara, tepatnya di Kabupaten Malinau. Proyek ini memiliki kapasitas yang lebih kecil, yaitu 1.375 MW. Sama seperti PLTA Kayan Cascade, proyek ini juga merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mendukung Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) dan program transisi energi di Indonesia. Namun, KHN adalah perusahaan joint venture dengan kepemilikan saham dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Sarawak Energy Berhad dari Malaysia, dan PT Kayan Patria Pratama (KPP).
Singkatnya, KHE adalah pengembang proyek PLTA Kayan Cascade (9.000 MW) yang dimiliki oleh Tjandra Limanjaya, sementara KHN mengembangkan proyek Mentarang Induk (1.375 MW) dan merupakan joint venture dari beberapa perusahaan lain.
TEKNOLOGI & DIGITAL: Melalui kepemilikan saham di PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), Arsari Group masuk ke sektor teknologi, khususnya infrastruktur digital dan layanan internet. WIFI, perusahaan publik yang bergerak di bidang infrastruktur digital dan layanan teknologi. Hashim menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan ini melalui entitas investasinya, PT Investasi Sukses Bersama (ISB) dan PT Arsari Sentra Data. Bisnis inti Surge mencakup layanan internet berkecepatan tinggi menggunakan serat optik, platform cloud computing, solusi smart city, dan pengembangan aplikasi seluler. Perusahaan ini berambisi untuk menyediakan layanan “internet rakyat” yang terjangkau dan menjangkau hingga 40 juta rumah tangga. Strategi utama mereka mencakup:
=>Pembangunan Infrastruktur: Surge berfokus pada pembangunan infrastruktur jaringan serat optik, terutama di sepanjang jalur kereta api, untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terlayani internet.
=>Kerja Sama Strategis: Perusahaan ini telah menjalin kemitraan dengan BUMN besar seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF). Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat pemerataan akses digital di seluruh Indonesia.
=>Pendanaan Ekspansi: Untuk mendukung ekspansi besar-besaran ini, Surge melakukan berbagai aksi korporasi, termasuk rights issue untuk menghimpun dana investasi yang signifikan, yang juga didukung oleh investasi dari Hashim Djojohadikusumo melalui entitasnya.
PROPERTI: Arsari Group juga diketahui memiliki aset properti, termasuk lahan di sekitar area Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dijalankan oleh anak perusahaannya, PT ITCI Kartika Utama. PT ITCI Kartika Utama memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) karena perusahaan ini merupakan salah satu pemilik lahan terbesar yang berada di dalam wilayah IKN.
=>Konsesi Lahan: PT ITCI Kartika Utama, yang bergerak di bidang kehutanan, memiliki izin konsesi Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seluas sekitar 18.000 hektare di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
=>Zona Inti IKN: Sebagian dari lahan konsesi tersebut, sekitar 2.650 hektare, kini termasuk dalam kawasan inti dari IKN. Lokasi ini mencakup area yang akan dibangun menjadi kluster pemerintahan dan business center.
Beberapa proyek yang dikelola oleh Hashim Djojohadikusumo di dekat kawasan IKN, sebagian besar melalui perusahaannya Arsari Group, antara lain:
Proyek Air Bersih: Ini merupakan salah satu proyek utama yang dikelola oleh Hashim. Melalui perusahaannya, ia berencana membangun bendungan untuk memasok air bersih ke Balikpapan dan Samarinda, serta memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih di IKN. Proyek ini disebut-sebut bernilai sekitar Rp 4,7 triliun.
Reboisasi dan Konservasi Hutan: Di atas lahan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seluas 172.000 hektare, perusahaan Hashim melakukan reboisasi dengan menanam kembali berbagai jenis pohon. Selain itu, ada rencana untuk menjadikan area seluas 19.000 hektare sebagai tempat konservasi satwa liar, termasuk orang utan.
Proyek Biofuel: Hashim juga memiliki rencana untuk mengembangkan proyek biorefinery atau biofuel bekerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat, LanzaTech. Proyek ini bertujuan mengubah limbah kehutanan menjadi bahan bakar nabati yang dapat diekspor.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.