Update Saham SIDO

Perkembangan dan aksi korporasi emiten PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Aksi Korporasi: Perpanjangan Buyback Saham
​SIDO aktif melakukan aksi korporasi untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham melalui pembelian kembali saham. SIDO mengumumkan rencana buyback saham dengan alokasi awal sebesar Rp 300 miliar. SIDO telah memperpanjang periode buyback saham hingga 23 Desember 2025. Sisa dana yang dialokasikan untuk buyback dalam perpanjangan ini adalah sekitar Rp 56 miliar. Dana tersebut diperkirakan akan digunakan untuk membeli kembali sekitar 103,7 juta lembar saham (setara 0,35% dari total saham).

Potensi Saham SIDO 
​Saham SIDO menarik perhatian investor karena posisinya sebagai pemimpin pasar (market leader) di segmen jamu dan herbal, serta fundamentalnya yang sangat sehat.
​1. Kekuatan Fundamental (The Rock-Solid Foundation)

Kesehatan Keuangan: bebas utang berbunga (net cash position). Total liabilitas rendah, tanpa utang bank atau obligasi. Risiko financial sangat kecil. Fleksibilitas tinggi untuk ekspansi, akuisisi, atau menaikkan dividen

Profitabilitas (margin): Sangat tinggi. Laba bersih (net profit margin) secara konsisten berada di atas 20%, jauh  di atas rata-rata industri. Menunjukkan kekuatan merek (pricing power) dan efisiensi operasional yang sangat baik.

Dividen: Payout Ratio tinggi. Perusahaan memiliki kebijakan membagikan dividen yang besar (biasanya >= dari 80% dari laba bersih). Menjadikannya salah satu saham dividen-stock favorit di Bursa, memberikan passive income yang menarik.

Valuasi: menjadi lebih menarik. Setelah terjadi koreksi harga dari puncaknya, rasio PER SIDO berada di bawah rata-rata historisnya. Potensi upside terbuka jika kinerja kembali pulih ke level pertumbuhan tinggi.

Prospek Pertumbuhan (The Growth Catalysts)
​A. Ekspansi Pasar Internasional (New Revenue Stream)
​SIDO sangat agresif dalam ekspansi ekspor, khususnya ke negara-negara ASEAN seperti Filipina dan Malaysia, serta rencana masuk ke Vietnam. Pertumbuhan pasar ekspor yang tinggi dapat mengkompensasi perlambatan permintaan domestik.
​B. Inovasi Produk (Diversifikasi Risiko)
​Perusahaan terus meluncurkan produk baru di segmen Food & Beverage (F&B) dan Pharmaceutics untuk mengurangi ketergantungan pada produk inti (Tolak Angin dan Kuku Bima). ​Inovasi ini bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan tren pasar kesehatan dan suplemen.
​C. Faktor Musiman dan Daya Beli
​Manajemen optimistis bahwa kinerja akan membaik di Semester II 2025 didukung oleh faktor musiman (peningkatan risiko penyakit, cuaca, dll.) dan peningkatan daya beli masyarakat.

​3. Risiko Utama (The Headwinds)
​Keterbatasan Daya Beli Konsumen: Kinerja SIDO sangat sensitif terhadap daya beli masyarakat. Perlambatan ekonomi dapat menekan volume penjualan produk utama seperti Tolak Angin.
​Persaingan Ketat: Persaingan di segmen herbal dan suplemen semakin ketat, terutama dari produk sejenis dan suplemen modern.
​Biaya Pemasaran yang Meningkat: SIDO berencana meningkatkan belanja iklan dan promosi di Semester II 2025 untuk mendongkrak penjualan. Hal ini dapat menekan margin laba dalam jangka pendek.
​Ketergantungan Produk Inti: Meskipun berupaya diversifikasi, kontribusi terbesar pendapatan masih berasal dari beberapa produk utama (Tolak Angin), menjadikannya rentan jika terjadi penurunan permintaan pada produk tersebut.

​SIDO adalah saham dengan fundamental yang sangat kokoh (bebas utang, high-margin, high-dividend) yang saat ini sedang menghadapi tantangan dari sisi pertumbuhan top-line (penjualan) akibat normalisasi pasar dan tekanan daya beli.
​Jangka Panjang: Prospeknya tetap menarik jika didukung oleh keberhasilan ekspansi ekspor dan inovasi produk baru.
​Jangka Pendek: Perlu dicermati laporan Kuartal III dan Kuartal IV 2025 untuk melihat keberhasilan strategi peningkatan biaya pemasaran dan pemulihan permintaan.

Perbandingan Kinerja SIDO dengan Emiten Sejenis
Perbandingan kinerja SIDO dengan dua emiten farmasi besar lainnya, yaitu PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), berdasarkan data Semester I (6 Bulan) 2025:

Fokus Produk:

SIDO: Fokus pada jamu herbal & supplemen

KLBF: Fokus pada Obat Resep dan Nutrisi

TSPC: Fokus pada Obat dan Consumer Goods

Penjualan Bersih di Semester I 2025:

SIDO: Menurun tipis ke sekitar Rp 1,83 Triliun

KLBF: Tumbuh 4,6% menjadi Rp 17,1 Triliun

TSPC: Menurun 2,63% menjadi Rp 6,59 Triliun

Laba Bersih di Semester I 2025:

SIDO: Sekitar Rp 600,5 miliar

KLBF: Tumbuh 9,4% menjadi Rp 1,97 Triliun

TSPC: Menurun 16,75% menjadi Rp 754,48 miliar

Sentimen Kinerja Semester I 2025:

SIDO: Tertekan di awal kuartal namun segmen herbal kuat

KLBF: Positif ditopang segmen farmasi, margin terjaga

TSPC: lesu akibat tekanan volume penjualan

SIDO: Menunjukkan adanya tekanan di awal tahun, terutama karena normalisasi pasar herbal pasca-pandemi. Namun, SIDO tetap unggul dalam menjaga profitabilitas tinggi (margin laba) di sektornya, meskipun volume penjualan tertekan.
​KLBF: Menunjukkan ketahanan terbaik di antara ketiganya dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang positif, didukung oleh diversifikasi produk yang baik (obat resep, nutrisi, distribusi) dan manajemen biaya yang efisien.
​TSPC: Mengalami tekanan dari sisi pendapatan dan laba bersih, sejalan dengan SIDO, yang diindikasikan karena pelemahan daya beli dan tekanan volume.
​Untuk informasi yang paling up-to-date, kita perlu menunggu detail resmi Laporan Keuangan Kuartal III 2025 SIDO.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *