Potensi Saham ERAA

​PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) memiliki potensi yang kuat di pasar ritel Indonesia, didorong oleh beberapa faktor utama:
​1. Diversifikasi Bisnis yang Kuat:
Erajaya tidak lagi hanya berfokus pada penjualan perangkat seluler. Perusahaan ini telah melakukan diversifikasi ke berbagai sektor ritel, yang dikenal sebagai “Erajaya Group.” Beberapa segmen bisnisnya meliputi:
​Retail Teknologi: Ini adalah bisnis utama mereka, termasuk gerai Erafone, iBox, dan toko-toko merek lainnya yang menjual smartphone, tablet, dan gadget.
​Active Lifestyle: Melalui gerai seperti JD Sports, Erajaya merambah pasar produk gaya hidup aktif, yang memiliki pertumbuhan pesat.
​Makanan dan Minuman (F&B): Erajaya juga mulai merambah sektor F&B, yang menunjukkan upaya mereka untuk menangkap berbagai segmen pasar konsumen.
​Bisnis Otomotif: Erajaya telah memasuki bisnis kendaraan listrik (EV) dengan menjadi distributor XPeng di Indonesia.
​Diversifikasi ini mengurangi ketergantungan perusahaan pada satu lini produk dan membuka aliran pendapatan baru.

​2. Posisi Pasar yang Dominan dan Jaringan Luas:
​Pangsa Pasar: Erajaya adalah salah satu pemain utama dalam distribusi dan ritel perangkat seluler di Indonesia. Kemitraannya dengan merek-merek global seperti Apple (melalui iBox), Samsung, dan Xiaomi memberikan posisi tawar yang kuat.
​Jaringan Gerai yang Luas: Erajaya memiliki jaringan gerai fisik yang tersebar di seluruh Indonesia, yang memungkinkan mereka menjangkau konsumen di berbagai wilayah, termasuk di luar kota-kota besar.
​Platform Digital: Selain gerai fisik, Erajaya juga memperkuat platform digitalnya, seperti Eraspace, untuk mengimbangi tren belanja online dan memberikan pengalaman belanja yang terintegrasi.

​3. Prospek Pertumbuhan Laba yang Kuat:
​Penjualan Perangkat Baru: Penjualan produk teknologi, khususnya seri iPhone terbaru, secara historis telah menjadi katalis positif bagi kinerja Erajaya. Peluncuran produk baru seperti iPhone 16 dan 17 diharapkan dapat mendongkrak penjualan dan margin kotor perusahaan.
​Efisiensi Operasional: Perusahaan terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional untuk menjaga profitabilitas di tengah persaingan pasar yang ketat.
​Pertumbuhan Segmen Non-Digital: Bisnis lifestyle dan F&B diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap total pendapatan dalam beberapa tahun ke depan, sehingga meningkatkan laba secara keseluruhan.

​4. Tantangan dan Risiko:
Meskipun memiliki potensi yang besar, Erajaya juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:
​Persaingan Ketat: Pasar ritel di Indonesia sangat kompetitif, baik dari pemain ritel fisik maupun e-commerce.
​Dinamika Pasar: Perubahan preferensi konsumen dan pergeseran teknologi dapat memengaruhi penjualan.
​Ketergantungan pada Merek Tertentu: Meskipun telah melakukan diversifikasi, penjualan Erajaya masih sangat dipengaruhi oleh kinerja penjualan produk-produk utama seperti iPhone.
​Sentimen Pasar: Harga saham Erajaya dapat dipengaruhi oleh sentimen pasar dan kondisi ekonomi makro.

​Secara keseluruhan, dengan strategi diversifikasi bisnis yang solid, jaringan distribusi yang kuat, dan fokus pada efisiensi, PT Erajaya Swasembada Tbk memiliki potensi pertumbuhan yang menarik di masa depan. Namun, investor tetap harus mempertimbangkan risiko-risiko yang ada dan memantau kinerja perusahaan secara berkala.

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah melakukan serangkaian ekspansi dan akuisisi yang signifikan untuk mendiversifikasi bisnisnya di luar ritel perangkat seluler.
​Berikut adalah beberapa ekspansi dan akuisisi yang telah dilakukan oleh Erajaya:
​Diversifikasi Vertikal Bisnis:
Pada tahun 2022, Erajaya Group melakukan transformasi dengan membentuk empat pilar bisnis vertikal untuk memperluas jangkauan mereka:
​Erajaya Digital: Pilar utama yang berfokus pada ritel produk teknologi dan telekomunikasi.
Erajaya Active Lifestyle (ERAL): Mengelola bisnis gaya hidup aktif seperti toko-toko Garmin dan JD Sports. Melalui anak usahanya ini, Erajaya juga merambah bisnis kendaraan listrik (EV) dengan menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk XPeng di Indonesia.
​Erajaya Food & Nourishment (EFN): Memasuki bisnis makanan dan minuman (F&B) melalui kerja sama joint venture dan membuka gerai-gerai seperti Paris Baguette, Wetzel’s Pretzels, dan restoran kari Curry Up.
​Erajaya Beauty & Wellness: Berfokus pada produk kecantikan dan kesehatan.

​Ekspansi dan Akuisisi Terkini:
​Akuisisi PT JDSports Fashion Indonesia (JDFI) dan PT JDSports Fashion Distribution (JDFD): Pada November 2024, Erajaya mengambil alih saham JDSports Fashion melalui anak usahanya, PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL), untuk menjadi pengendali tunggal gerai JD Sports di Indonesia.
​Ekspansi di Bisnis Otomotif: Erajaya, melalui anak usahanya PT Era Inovasi Otomotif (EIO) dan Erajaya Active Lifestyle (ERAL), resmi menjalin kerja sama dengan produsen kendaraan listrik asal China, XPeng, dan memulai perakitan perdana mobil listrik di Indonesia pada Juli 2025.
​Ekspansi Jaringan Gerai: Perusahaan terus agresif menambah jumlah gerai di seluruh vertikal bisnisnya, terutama di kota-kota tingkat 2 dan 3 di luar Pulau Jawa. Pada kuartal pertama tahun 2025 saja, Erajaya membuka 34 toko baru.
​Akuisisi di Masa Lalu: Erajaya juga pernah melakukan akuisisi, seperti membeli 99,99% saham PT Indonesia Orsinil Teknologi (IOT) pada tahun 2018 untuk masuk ke bisnis layanan pinjam meminjam berbasis teknologi digital. Selain itu, pada tahun 2015, Erajaya juga mengakuisisi 51% saham produsen gadget Axioo untuk memenuhi regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:

Langganan Database Sahamdaily & Info Saham Terkini

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Kinerja Keuangan ERAA di Semester I 2025:

​Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis untuk semester I 2025, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan mengalami pertumbuhan di berbagai metrik utama.
​Laba Bersih: Erajaya membukukan laba bersih sebesar Rp 568,29 miliar, yang meningkat 8,54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (semester I 2024)  Rp 523,57 miliar. Peningkatan ini menunjukkan profitabilitas yang lebih baik dari operasional perusahaan.
​Penjualan Bersih: Penjualan bersih perusahaan mencapai Rp 35,05 triliun, naik 5,8% dari Rp 33,1 triliun pada semester I 2024. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan di berbagai segmen bisnis.
​Laba Kotor: Laba kotor perusahaan tercatat sebesar Rp 3,96 triliun, dengan margin sebesar 11,3%. Angka ini juga menunjukkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.
​Faktor Pendorong Kinerja Positif
​Kinerja positif ini tidak lepas dari strategi diversifikasi yang dijalankan Erajaya. Pertumbuhan penjualan didorong oleh beberapa segmen:
​Segmen Aksesori dan Lainnya: Segmen ini menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan yang signifikan, naik 32% menjadi Rp 5,1 triliun.
​Segmen Telepon Seluler dan Tablet: Penjualan di segmen ini juga mengalami peningkatan menjadi Rp 27,8 triliun.
​Segmen Komputer dan Peralatan Elektronik Lainnya: Penjualan di segmen ini juga meningkat sebesar 9,5% menjadi Rp 1,33 triliun.
​Selain itu, Erajaya terus memperkuat posisinya sebagai lifestyle smart retailer melalui ekspansi bisnis di berbagai sektor. Kemitraan dengan produsen kendaraan listrik (EV) XPeng, yang telah memulai perakitan lokal, juga menunjukkan langkah serius Erajaya dalam diversifikasi ke sektor otomotif yang prospektif.
​Secara keseluruhan, kinerja keuangan Erajaya di semester I 2025 menunjukkan bahwa strategi perusahaan untuk tidak hanya mengandalkan penjualan ponsel, melainkan juga merambah ke active lifestyle, F&B, dan otomotif, membuahkan hasil positif.

Ownership

​Pemilik mayoritas dan pengendali utama PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) adalah PT Eralink International.
​Berikut adalah rincian struktur kepemilikan dan pihak-pihak yang terafiliasi berdasarkan data RTI efektif 31 Juli 2025:
​Pemegang Saham Pengendali: PT Eralink International adalah entitas yang memegang saham mayoritas ERAA, dengan persentase kepemilikan saham 55,17%. Perusahaan ini secara aktif melakukan transaksi pembelian saham untuk memperkuat posisinya sebagai pengendali.
​Pihak di Balik Eralink International: PT Eralink International sendiri dimiliki oleh keluarga Sugianto Kusuma (dikenal sebagai Aguan), pendiri Agung Sedayu Group. Beberapa anggota keluarga yang tercatat memiliki kepemilikan di Eralink International dan/atau menduduki posisi penting di Erajaya antara lain:

Rebecca Halim: Istri dari Sugianto Kusuma, tercatat sebagai penerima manfaat akhir (ultimate beneficiary) dari Erajaya. Rebecca Halim juga aktif dalam kegiatan sosial sebagai Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sejak tahun 2002.
Richard Halim Kusuma: Putra dari Sugianto Kusuma, yang juga menjabat sebagai Komisaris di perusahaan.
​Budiarto Halim: Adik dari Rebecca Halim (ipar Aguan), yang menjabat sebagai Presiden Direktur Erajaya.
​Pemegang Saham Publik: Sebagian saham ERAA juga dimiliki oleh publik, dengan persentase kepemilikan 43,53%
​Dengan demikian, meskipun PT Eralink International adalah pemegang saham pengendali, kepemilikan dan kendali akhir perusahaan berada di tangan keluarga Sugianto Kusuma (Aguan) dan kerabatnya.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi/Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi/Trading yang dilakukan oleh Pembaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *