Menguatnya harga saham TOBA dikala kinerja keuangan di Semester I 2025 terkoreksi
Fenomena menguatnya harga saham TOBA meskipun kinerja keuangan di semester I 2025 mencatatkan kerugian dapat dijelaskan oleh beberapa faktor utama. Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat lebih dari sekadar laporan keuangan jangka pendek dan lebih fokus pada prospek jangka panjang perusahaan.
Berikut adalah penjelasan mengapa hal tersebut terjadi:
1. Transformasi Bisnis Jangka Panjang
Fokus ke Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Bisnis Hijau: TOBA (PT TBS Energi Utama Tbk) secara agresif melakukan transformasi bisnis dari yang sebelumnya bergantung pada batu bara ke arah bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan, seperti energi baru terbarukan (EBT), kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah.
Divestasi Aset Batu Bara: Kerugian bersih yang dicatatkan TOBA di semester I 2025 sebagian besar disebabkan oleh kerugian non-kas dari divestasi (pelepasan) dua anak usaha Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Meskipun secara akuntansi hal ini dicatat sebagai kerugian, langkah ini sebenarnya merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis batu bara dan menempatkan diri sebagai pemain utama di sektor energi bersih.
Akuisisi di Sektor Hijau: Bersamaan dengan divestasi PLTU, TOBA juga melakukan akuisisi perusahaan di sektor pengelolaan limbah di Singapura. Akuisisi ini memperkuat posisi perusahaan di bisnis yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang yang besar.
2. Persepsi Investor terhadap Prospek Masa Depan
Valuasi Jangka Panjang: Investor cenderung tidak hanya melihat laba saat ini, tetapi juga potensi laba di masa depan. Meskipun saat ini TOBA merugi karena biaya transisi, pasar menganggap langkah-langkah ini sebagai investasi strategis yang akan menghasilkan keuntungan besar di masa depan.
Momentum dan Sentimen Pasar: Sentimen pasar terhadap sektor EBT dan ESG (Environment, Social, and Governance) sedang positif. Aksi korporasi TOBA yang sejalan dengan tren global ini menarik minat investor yang ingin berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi hijau.
Kekuatan Arus Kas: Meskipun mencatat kerugian bersih, divestasi PLTU justru menghasilkan tambahan dana tunai yang signifikan ke kas perusahaan. Hal ini memberikan fleksibilitas finansial bagi TOBA untuk mendanai proyek-proyek EBT di masa depan.
Harga saham TOBA menguat bukan karena kinerja keuangan yang baik di semester I 2025, melainkan karena investor lebih mementingkan prospek jangka panjang perusahaan. Kerugian yang dicatat adalah konsekuensi dari langkah-langkah strategis untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi bersih. Pasar melihat tindakan ini sebagai investasi untuk masa depan yang akan memberikan nilai lebih tinggi bagi pemegang saham dalam jangka panjang.
Pada tahun 2025, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengambil langkah strategis yang sangat signifikan dalam transformasi bisnisnya dari energi berbasis batu bara ke bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan. Akuisisi yang dilakukan TOBA berfokus pada sektor pengelolaan limbah (waste management) di Singapura.
Berikut adalah rincian akuisisi yang dilakukan TOBA di tahun 2025:
Akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd.
Waktu: TOBA merampungkan akuisisi ini secara bertahap. Akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. dilakukan pada bulan Maret 2025, dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. menyusul dua bulan kemudian, tepatnya di bulan Mei 2025.
Nilai Transaksi: Total nilai transaksi untuk kedua akuisisi ini diperkirakan mencapai SGD 414 juta atau sekitar Rp 4,77 triliun.
Tujuan: Akuisisi ini merupakan langkah monumental bagi TOBA untuk memperkuat portofolio bisnisnya di sektor pengelolaan limbah. Perusahaan melihat sektor ini sebagai elemen kunci dalam strategi transisi bisnisnya. Dengan akuisisi ini, TOBA tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga memperluas kapabilitasnya ke skala regional, khususnya di Singapura yang dikenal memiliki sistem pengelolaan limbah yang maju.
Dampak pada Kinerja Keuangan: Akuisisi ini memberikan dampak langsung pada laporan keuangan TOBA di semester I 2025. Segmen pengelolaan limbah yang baru dikonsolidasikan ini memberikan kontribusi yang signifikan, yaitu sekitar 35% dari total pendapatan konsolidasi perusahaan dan menyumbang 65% terhadap laba kotor.
Kontekstualisasi Akuisisi dalam Strategi TOBA
Akuisisi ini tidak dapat dilihat secara terpisah. Ini adalah bagian dari strategi besar TOBA yang terangkum dalam “TBS 2030”, sebuah inisiatif untuk mencapai target netral karbon pada tahun 2030. Akuisisi ini didanai sebagian dari hasil divestasi aset-aset batu bara perusahaan, khususnya penjualan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dilakukan di awal tahun 2025.
Dengan demikian, akuisisi di sektor pengelolaan limbah ini menandai pergeseran fokus TOBA dari bisnis yang padat karbon ke bisnis yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan tren global ESG (Environmental, Social, and Governance) yang semakin diminati investor. Meskipun secara akuntansi biaya akuisisi dan divestasi menyebabkan kerugian jangka pendek, investor melihatnya sebagai investasi strategis yang akan memberikan pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terkini, klik link di bawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca